1. Goddess Of Charm

56.1K 2.4K 38
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Selamat malam, Ravika,"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Selamat malam, Ravika,"

"Hei, Miss. Estelle,"

"Vika,"

"Oh my honey, Ravika,"

Sapaan seperti itulah yang memasuki indera pendengaran seorang wanita cantik dengan dress hitam ketat yang membalut tubuh rampingnya, Ravika Estelle, ketika ia memasuki salah satu club ternama di kota Manhattan.

Ravika membalasnya dengan senyuman yang teramat manis dan mampu memikat setiap pasang mata yang melihatnya.

Wanita berusia 25 tahun itu melangkah dengan anggun di atas stiletto kesayangannya, menuju tempat dimana teman prianya berada.

"Aldrich," Suara lembut nan halusnya mengalun dengan indah, membuat seorang pria berbadan kekar menoleh dan tersenyum lebar.

"Seharusnya aku sudah tahu apa penyebab semua pasang mata beralih dari pertunjukan erotis itu," Decak Aldrich Halburt, sahabat dekat Ravika.

Ravika memutar bola matanya dengan jengah.

"Kemana saja dirimu? Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, seharusnya kau sudah menari di sana," Pria itu menunjuk panggung dengan dagunya seraya memeluk tubuh Ravika erat sambil mengusap sekilas punggung wanita itu.

"Ada hal yang harus aku urus sebentar. Aku sudah memberitahu Madam," Jawab Ravika.

Aldrich mengangguk pelan sambil kembali meracik minuman beralkohol, "Tentu saja. Jika tidak wanita tua itu pasti akan menanyakan keberadaan mu kepada setiap orang yang ada disini,"

Ravika memukul pundak berotot Aldrich, matanya mendelik tajam, "Ingatlah dimana kau bekerja saat ini,"

Suara tawa Aldrich mengalun keras, menyatu dengan suara musik yang memekakkan telinga.

Pria itu hanya mengangkat bahu acuh. Seorang Aldrich Halburt memang tidak menyukai Madam Bonanza. Sekalipun ia bekerja di bawah wanita glamour itu.

"Aku harus naik," Ucap Ravika.

"Ya," Aldrich mengangguk, "Selamat bekerja, sayang."

Ravika kembali memutar bola mata jengah sambil berlalu, mengabaikan tawa pria menyebalkan yang menjadi sahabatnya selama lima tahun terakhir ini.

Wild Butterfly [End]Where stories live. Discover now