65. Prison

7.5K 387 9
                                    

Pintu ruangan yang di ketuk membuat perkataan Leionelle terpotong

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pintu ruangan yang di ketuk membuat perkataan Leionelle terpotong. Ia menatap Killian sebelum bersuara, "Masuk."

Pintu besar itu terbuka dan menampilkan sesosok pria tampan dengan tato hampir memenuhi tubuhnya, Yazan Malik.

"Tuan," Sapa Yazan kepada Leionelle sambil menunduk hormat. "Killian." Tambahnya sambil tersenyum.

Leionelle mengangguk. "Duduk, Yazan. Aku masih memiliki urusan dengan Killian. Tunggu aku 15 menit."

"Baik, Tuan."

Leionelle kembali melanjutkan perkataannya dengan Killian yang setia mendengar sambil sesekali menanggapi.

Waktu berlalu selama lima belas menit, rapat kecil antara bos dan sekretaris itu berakhir. Killian berlalu keluar setelah menyapa Yazan sekilas, meninggalkan pria itu bersama dengan Leionelle.

"CCTV?" Leionelle bertanya tanpa basa-basi.

Ia menghela nafas saat Yazan mengangguk dan mengeluarkan laptop serta sebuah flashdisk.

"Nyonya Alysse membayar pelayan supermarket agar tutup mulut mengenai kecelakaan Nona Ella malam itu," Yazan mulai menjelaskan dengan mata yang menatap Leionelle.

"Sial," Leionelle mengumpat. Tangannya terkepal erat.

"Tempat dimana kecelakaan Nona Ella berlangsung memang jarang di lalui. Saksi mata hanya pelayan supermarket dan buktinya ada di dalam CCTV di depan supermarket ini, Tuan."

Leionelle memukul meja dengan tangannya yang terkepal. "Wanita sialan." Giginya bergemeletuk. Sekuat tenaga ia menahan diri agar tidak menghancurkan barang di ruangannya atau lebih parah menghantam wajah Yazan untuk melampiaskan emosinya.

"Putar rekamannya," Suara dingin Leionelle menjadi pertanda bahwa pria itu tengah berusaha menenangkan dirinya sendiri.

"Baik, Tuan."

Yazan mulai memasukan flashdisk. Berkutat sebentar dengan laptopnya sebelum membuka salah satu rekaman CCTV.

Leionelle mengangguk saat pria itu menatap ke arahnya. Dan rekaman pun di putar.

Leionelle bisa melihat dengan mata kepalanya sendiri. Ella dan Alysse berlalu keluar dari dalam supermarket.

Dari gerak gerik keduanya, Leionelle mengambil kesimpulan bahwa keduanya tengah bertengkar hebat. Ah, salah. Lebih tepatnya Alysse yang terlihat begitu marah, sedangkan Ella berusaha menahan tubuh wanita itu.

"Apakah dia mabuk?" Leionelle bertanya.

Yazan mengangguk. "Betul, Tuan. Pelayan supermarket mengatakan bahwa Nyonya Alysse membeli beberapa botol bir dan mabuk di dalam supermarket."

Leionelle menggelengkan kepala. Berulang kali ia mengumpat di dalam hatinya.

Leionelle kembali fokus menatap rekaman itu, walaupun ia berusaha menguatkan hati saat tahu hal buruk apa yang akan wanitanya alami.

Wild Butterfly [End]Where stories live. Discover now