5. Oasis In The Desert

34.1K 1.8K 20
                                    

"Ravika,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ravika,"

Wanita cantik dengan dress berwarna nude itu menoleh begitu namanya di panggil.

"Hei, aku mencari mu di setiap ruang ganti, kau tahu?" Mia mengusap peluh di pelipisnya dengan gerakan dramatis, hal itu membuat seorang bartender pria yang tak bukan ialah Aldrich memutar bola matanya malas.

Mia Ganes dan segudang dramanya. Untuk informasi saja, bahwa keduanya memang tidak akur.

Ravika meletakkan segelas red wine yang tengah ia teguk, kerutan di dahinya perlahan timbul, "Ada apa, Mia?" Pasalnya saat ini belum menunjukkan jam dimana mereka akan menari polo kembali. Jadi ia sedikit bingung dengan alasan wanita asal Meksiko ini mencarinya.

"Ada yang ingin bertemu denganmu," Tutur Mia sambil melirik Aldrich dengan tatapan tajam.

"Aku?" Tanya Ravika kembali mengalihkan perhatian Mia, "Siapa?" Lanjutnya.

Mia mengedikkan bahunya, "Aku tidak tahu. Ethan yang mengatakannya padaku, sepertinya atas perintah Madam." Jawab Mia.

Ravika menganggukkan kepalanya, "Baiklah. Terima kasih, Mia." Setelah bersitatap dengan Aldrich, Ravika dan Mia melenggang membelah tubuh-tubuh yang tengah melampiaskan penat mereka.

Beberapa pria tampan tersenyum, menyapa, atau bahkan ada yang berani menyentuh tubuh indah Ravika.

Ravika tidak melakukan apapun selain memberi lirikan tajam yang mampu menghentikan setiap tindakan tidak senonoh pria hidung belang itu.

Setelah menaiki tangga menuju lantai 3, Mia dan Ravika berhenti di depan sebuah pintu besar, di sisi pintu itu berdiri seorang pria tampan nan gagah, Ethan, orang nomor satu yang paling di percayai oleh Madam Bonanza.

Mia menatap Ethan sejenak sebelum menatap Ravika, tanpa kata wanita itu melenggang pergi meninggalkan Ravika dan Ethan.

"Madam sudah menunggumu di dalam," Ujar Ethan tanpa berbasa-basi.

Pria itu membuka pintu dan membiarkan Ravika masuk, kemudian kembali menutup pintu tanpa berujar apapun.

"Ravika," Madam Bonanza menghampiri Ravika dan menangkup kedua pipi anak emas kesayangannya itu. "Kerja bagus, sayang." Puji Madam Bonanza, hal itu berhasil membuat dahi Ravika mengernyit bingung, baru saja ia hendak bersuara namun Madam Bonanza kembali berkata, "Oh, betapa beruntungnya aku mendapatkan wanita sepertimu di tempat ini, sayang..."

"Madam---,"

Ucapan Ravika terpotong ketika Madam Bonanza menempelkan jari telunjuknya di bibir penuh Ravika.

"Apapun yang ingin kau ketahui, nanti saja. Sekarang lakukan tugasmu dengan baik.." Madam Bonanza mengecup pipi Ravika sebelum meninggalkan wanita itu di tengah ruangan VIP yang gemerlap.

Suara pintu tertutup mengambil alih atensi Ravika, wanita itu mengerjapkan mata dan melihat keadaan sekitarnya. Keningnya semakin berkerut dalam saat melihat sosok bertubuh besar berdiri di depan jendela, cahaya lampu temaran membuat Ravika tidak bisa melihat dengan jelas sosok itu.

Wild Butterfly [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang