29. Home

11.6K 655 17
                                    

Senyuman manis tidak pernah luntur dari wajah Ravika

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Senyuman manis tidak pernah luntur dari wajah Ravika.

Kedua tangan nya dengan gesit terus membersihkan meja dan kursi cafe, menatanya dengan sangat rapi.

Jam menunjukkan pukul setengah enam pagi. Dan cafe akan mulai buka pukul 6 pagi. Jadi masih ada waktu setengah jam untuk ia mempercantik tempat bekerjanya itu.

"Meja nya sudah cukup bersih, Ravika."

Ravika menoleh ketika mendengar teriakan itu. Rena di balik meja kasir tersenyum padanya.

Ravika membalas senyuman itu seraya melangkah menghampiri rekan kerjanya.

"Jangan terlalu giat bekerja, Nona." Jack menimpali di sudut ruangan. Perlakuannya jauh berbeda dengan perkataannya. Nyatanya pria itu tengah menyatukan sampah ke dalam plastik besar.

Ravika dan Rena hanya terkekeh pelan melihat nya.

"Katakan itu pada dirimu sendiri, Jack." Rena menanggapi.

Pria berkulit hitam itu mengedikkan bahu dan berlalu keluar dari cafe seraya menenteng dua kantong besar berisi sampah.

"Kau sudah sarapan?" Rena bertanya. Wanita itu tengah sibuk melahap roti dan segelas susu.

Ravika mengangguk. "Sudah."

"Duduk saja. Benar kata Jack, jangan terlalu giat bekerja. Lagipula meja itu akan kotor lagi dalam beberapa jam yang akan datang."

Ravika tertawa pelan melihat rekan kerjanya itu. Rena sibuk berbicara dengan mulutnya yang penuh makanan.

"Tidak apa-apa, Rena. Aku memang menyukai kegiatan tadi."

"Seharusnya kau menyukai kegiatan tidur, makan, tidur, makan. Bukan bekerja.."

Ravika menggelengkan kepala dengan senyum di wajahnya. Sudah tidak aneh lagi memang, bekerja selama berbulan-bulan di cafe ini, membuat Ravika cukup mengenal Rena dan juga Jack, rekan kerjanya.

Ponsel Ravika berdering, wanita itu merogoh sakunya dan tersenyum begitu mendapati satu nama tertera di layar.

Lei:
Sarapan mu, Nona. Sudah di habiskan?

Ravika Estelle:
Sudah, Tuan. Sesuai dengan perintah anda.

Mengingat perhatian manis Leionelle pagi ini membuat Ravika tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum.

Karena pekerjaan yang menumpuk, pria itu tidak bisa menjemput dan mengantarkannya bekerja. Tetapi pagi-pagi sekali Yazan datang dengan membawa sebuket bunga mawar merah dengan makanan bergizi, Leionelle sendiri yang memasak makanan tersebut.

Di tambah lagi dengan sepucuk surat di dalamnya. Kata-kata manis yang membangkitkan semangat Ravika pagi hari ini.

Lei:
Good girl!
Selamat bekerja. Aku menunggumu disini, Ravika. See you.

Wild Butterfly [End]Where stories live. Discover now