68. Chaotic

6.6K 379 11
                                    

Detak jantung Leionelle berdentum begitu kuat, terlalu kuat sampai ia merasakan nyeri di dadanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Detak jantung Leionelle berdentum begitu kuat, terlalu kuat sampai ia merasakan nyeri di dadanya.

Terlebih ketika mata sendu nan berkaca-kaca itu menatapnya dengan putus asa.

Ketika kaki Ella melangkah menjauhi pintu, kesadaran Leionelle kembali. Ia menatap Ibunya dengan pandangan memohon, "Mommy istirahat saja. Besok kita bicarakan lagi."

Mengecup kening Abigail yang terdiam sekilas, Leionelle segera bergegas mengejar Ella.

"Sayang," Leionelle melirih saat ia berjalan di belakang Ella. Ia menatap punggung itu dengan helaan nafas pelan, berusaha menghalau sesak yang menyakitkan.

Ia mengikuti langkah Ella. Sama-sama terdiam dengan pasokan oksigen yang mulai menipis. Tanpa kata, tanpa suara.

Langkah mereka sampai di dalam kamar. Leionelle menutup pintu kamar dan menghampiri wanitanya, menggenggam tangan dingin itu, ia memejamkan mata saat mendapati tatapan kosong Ella.

"Hei," Tangan kekar Leionelle bergetar begitu menangkup pipi Ella, masih belum ada respon dari Ella. Wanitanya seolah tubuh kosong tanpa jiwa. "Sayang. Aku mohon, kembalilah padaku."

Selepas bisikan penuh keputusasaan itu keluar dari bibir Leionelle, Ella menatapnya, dan tetes demi tetes air mata mulai menganak sungai di pipinya yang begitu Leionelle sukai.

Leionelle memeluk Ella seraya menghembuskan nafas lega. Demi apapun, lebih baik melihat Ella menangis daripada diam dengan tatapan kosong seperti itu. Bunuh saja Leionelle, ia tidak sanggup melihatnya.

Selama tangis kesedihan Ella mengalun di keheningan malam, tidak ada yang bisa Leionelle lakukan. Ia tahu bahwa yang Ella butuhkan saat ini adalah pelukan, bukan sebatas kata-kata bahwa semua akan baik-baik saja, nyatanya wanita itu sedang tidak baik-baik saja.

Untuk kesekian kali hati Ella hancur di hantam kenyataan menyakitkan. Namun Leionelle akan selalu di sisi wanitanya, meyakinkan kehadirannya dengan pelukan dan sentuhan.

Berharap Ella tahu bahwa Leionelle akan selalu mencintainya bagaimanapun kondisi wanita itu.

Leionelle menghela nafas saat merasakan bajunya semakin basah. Air mata Ella tidak berhenti mengalir dan itu menyakitkan baginya.

"Sayang, sshhh.."

Dengan penuh kelembutan, Leionelle menuntun Ella duduk di tepi ranjang. Menyeka aliran air mata itu dengan pelan.

"Aku tidak tahu, Lei.." Saat Ella mulai berbicara, Leionelle berlutut di hadapan wanitanya, menggenggam tangan Ella dan memasang gestur siap mendengarkan apapun kesakitan wanitanya.

"Aku kecewa padamu karena menyembunyikan fakta tersebut dariku. Tapi aku tahu aku tidak seharusnya memiliki perasaan seperti itu."

Leionelle bersumpah hatinya berderak saat Ella menatapnya dengan mata basah itu.

Wild Butterfly [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang