66. As Warm As The Sun

7.5K 391 23
                                    

Ella berlari dengan senyuman lebar di wajahnya yang cerah, menghiraukan panggilan Leionelle yang menyuruhnya berhenti berlari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ella berlari dengan senyuman lebar di wajahnya yang cerah, menghiraukan panggilan Leionelle yang menyuruhnya berhenti berlari.

Gadis kecil itu sangat senang pagi ini. Keluarga Archiles mengadakan piknik kecil-kecilan di taman rumah mereka. Dan momen seperti itulah yang selalu Ella nantikan setiap weekend tiba.

"Lei, ayo kejar Ella.." Seru nya sambil menjulurkan lidah.

"Sayang, hei. Ayo kita sarapan dulu." Ajak Leionelle dengan lembut.

Ella menatap kedua orang tuanya yang tengah menyiapkan sarapan di atas karpet. Ia kembali menatap Leionelle dan mencebikkan bibir.

"Tapi Ella ingin bermain,"

Leionelle berdiri di hadapan Ella. Anak berusia 11 tahun itu mengusap kepala adiknya dengan sayang, "Setelah sarapan kita lanjut bermain. Harus ada makanan yang masuk ke dalam perut Ella dulu, oke?"

Tawa kecil hadir di wajah cantik Ella saat Leionelle mengusap perutnya. Gadis kecil itu memeluk tubuh kakaknya dengan erat, "Setelah sarapan kita bermain dengan kupu-kupu, ya?"

Leionelle segera mengangguk, "Tentu, sayang."

"Oke." Ella lagi-lagi berseru, "Tolong gendong Ella, Lei?"

Leionelle tersenyum mendapati wajah memohon adiknya. Dengan segera ia mengangkat tubuh kecil itu ke dalam gendongannya dan berjalan menuju tempat piknik mereka.

"Ella mau makan roti. Ada roti?" Gadis kecil berusia 5 tahun itu memainkan telinga Leionelle sambil bertanya.

"Ada. Ella bisa memakan roti sepuasnya."

"Yey,"

Leionelle menurunkan tubuh Ella di sebelah Abigail, gadis kecil itu langsung beringsut masuk ke dalam pelukan sang Ibu.

"Hei, sayang. Sudah selesai bermainnya?"

Ella menggeleng, "Belum, Mom. Ella masih ingin bermain tapi Lei menyuruh Ella sarapan terlebih dahulu."

Leionelle terkekeh gemas dengan perkataan pintar adiknya. Ia mencium perut gadis itu sehingga Ella menjerit terkejut.

"Sudah, Nak. Ayo, sarapan dulu. Setelah sarapan Ella boleh bermain lagi." Tegur Efrain. Pria itu mengelus sejenak kepala anak-anaknya dengan sayang.

Wild Butterfly [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang