14. God Of Charm

19.9K 1K 10
                                    

"Aku sedih begitu mendengar mu berhenti bekerja, Ravika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku sedih begitu mendengar mu berhenti bekerja, Ravika.."

Ravika mengulas senyum begitu suara Caitlyn mengalun dengan nada merajuknya.

"Maafkan aku tidak memberitahu kalian mengenai hal ini lebih awal," Suara Ravika penuh dengan sesal. Ia merasa bersalah karena kedua sahabatnya terlambat mengetahui hal ini. Bukan keinginan Ravika sebenarnya, tetapi inilah satu-satunya jalan yang harus ia tempuh.

"Tidak apa-apa, Vika." Mia berujar sambil menyeruput jus alpukat miliknya. "Semoga pekerjaan barumu kali ini jauh lebih menyenangkan," Wanita itu mengerling nakal dengan pandangan menggoda.

Sontak hal tersebut membuat Ravika memutar bola mata sedangkan Caitlyn sudah tertawa terbahak-bahak.

Saat ini ketiga wanita penari polo cantik itu tengah berada di salah satu restaurant di kota Manhattan. Tentu saja Ravika yang mengajak kedua sahabatnya, karena memang perihal pekerjaan baru yang membuatnya harus hengkang dari dunia malam di club Madam Bonanza.

Raut wajah mereka begitu sedih ketika mendengar Ravika akan berhenti bekerja, tetapi setelah Ravika menjelaskan bahwa ia akan menjadi penari polo pribadi untuk seseorang, mereka langsung heboh dan menggoda Ravika habis-habisan.

Tentu saja terutama Mia saat ini.

"Jangan lupa memberikan penampilan terbaikmu untuk memikatnya,"

Jujur saja, itu terdengar menyebalkan di telinga Ravika. Tetapi mau bagaimana lagi, memang seperti inilah para sahabatnya, dan Ravika sudah terbiasa akan hal seperti ini.

"Mmm.." Oke, kali ini giliran Caitlyn Olivia. "Aku penasaran, sebenarnya siapa pria itu? Setampan apa dia? Dan.." Wanita itu menggantung perkataan sambil menggerakkan kedua alisnya dengan menyebalkan, "Sepanas apa dia?"

Tawa Mia meledak begitu melihat Ravika melemparkan segumpal tissue ke wajah Caitlyn.

"Kalian menyebalkan.." Gerutu Ravika seraya meminum kopi kesukaannya. "Tidak ada yang spesial. Dia hanyalah tuanku,"

"Hm, sepertinya aku sedikit kurang percaya.." Kali ini Mia yang kembali angkat suara.

"Girls," Rengekan Ravika membuat mereka kembali meledakkan tawa yang begitu lepas sehingga beberapa pengunjung lain menatap ketiga wanita cantik itu dengan pandangan kagum.

Mengganggu Ravika adalah kesenangan tersendiri bagi Caitlyn dan Mia.

Ravika memang paling dewasa di antara mereka, baik dari segi pikiran, usia, maupun tingkah laku. Tetapi tentu saja sifat manjanya akan muncul ketika ia sedang bersama orang-orang terkasihnya.

"Aku berharap kita masih bisa bertemu walaupun kau tidak bekerja pada Madam lagi,"

Caitlyn berkata dengan pandangan fokus menatap piring yang sudah kosong. Kesedihan jelas terpancar dari wajahnya. Maklum saja mereka sudah menjadi rekan kerja, sahabat dan teman seperjuangan selama beberapa tahun ini.

Wild Butterfly [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang