60. Tears

7.3K 414 23
                                    

Tubuh Leionelle bergerak gusar di kursi kebesarannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tubuh Leionelle bergerak gusar di kursi kebesarannya. Matanya tiada henti melirik ponsel, menunggu wanitanya mengangkat panggilan, atau setidaknya membalas pesan-pesan yang ia kirimkan.

Kepalanya hanya di penuhi oleh Ella, Ella, dan Ella. Tidak bisa lagi berfokus pada presentasi yang tengah di sampaikan rekan kerjanya.

Untuk yang kesekian kali, Leionelle kembali melirik jam tangannya. Pukul 8 malam dan masih setengah jam lagi rapat sialan ini akan berakhir. Demi apapun, Leionelle tidak tahan untuk duduk diam sementara wanitanya tidak ada kabar sama sekali.

Leionelle menatap pesan yang Ella kirimkan sekitar pukul 5 sore, wanita itu mengatakan bahwa ia tengah menyiapkan makan malam untuk mereka di rumah. Namun sampai saat ini, Leionelle belum menerima pesan apapun lagi dari Ella.

Bahkan puluhan kali panggilannya tidak ada yang di angkat.

"Tuan, apakah anda baik-baik saja?" Leionelle menoleh, mendapati Killian menatapnya dengan kening berkerut.

Pria itu hanya menggelengkan kepala. Kembali fokus pada ponselnya. Kali ini ia lebih memilih menghubungi Yazan. Satu jam yang lalu ia memerintahkan Yazan untuk mencari wanitanya, pria itu hanya memberi kabar bahwa Ella tidak berada di rumah. Ia mengumpat di dalam hati, mengapa ia tidak meninggalkan rapat dan mencari Ella sendiri?

Leionelle mengacak rambut, semakin khawatir saat Yazan pun tidak mengangkat panggilannya. Demi apapun, Leionelle membutuhkan kabar sekecil apapun mengenai Ella.

Tidak kuat menahan kekhawatiran di dadanya, Leionelle mengangkat tangan, hal itu membuat sang presenter berhenti berbicara dan semua mata tertuju padanya.

"Sebaiknya rapat ini kita tunda. Saya ada urusan mendadak," Leionelle menatap Killian dan Killian langsung mengangguk mengerti.

"Saya permisi.." Leionelle melenggang keluar dari ruang rapat. Ia memilih mengakhiri rapat secara sepihak, Leionelle tahu bahwa ia tidak akan mendengarkan para rekan kerjanya sama sekali jika kepalanya di penuhi dengan Ella seperti ini.

Tangannya kembali bergerak menghubungi Yazan.

Dadanya sesak karena semua emosi bercampur di sana. Ada kepanikan, ketakutan, kekhawatiran. Ia tidak bisa tenang sebelum ada yang memberitahunya bahwa Ella baik-baik saja.

Leionelle masuk ke dalam ruang kerjanya. Membuka jas yang ia kenakan seraya terus menunggu Yazan menjawab panggilannya.

Kemana pria itu? Jika tidak dalam keadaan darurat, Yazan pasti selalu mengangkat panggilannya. Lalu apa yang terjadi? Apakah pria itu sudah menemukan keberadaan kekasihnya?

Leionelle meneguk segelas air untuk menjernihkan pikirannya. Ia tidak bisa gegabah mengambil tindakan, asumsi positif mulai ia masukkan ke dalam kepalanya bahwa wanitanya baik-baik saja, Leionelle sangat berharap akan hal itu.

Pria berusia 31 tahun itu mengambil tas kerjanya, berjalan keluar dan ia mendapati Killian berdiri di depan ruang kerjanya. Pria itu mengangguk hormat.

"Saya sudah berusaha menjelaskan kepada mereka, Tuan. Mereka mengerti."

Wild Butterfly [End]Where stories live. Discover now