23. Choices

13.9K 777 13
                                    

Ravika menghela nafas begitu melihat sosok Leionelle bersandar di mobilnya, menunggu Ravika seperti yang pria itu katakan kepadanya dua jam yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ravika menghela nafas begitu melihat sosok Leionelle bersandar di mobilnya, menunggu Ravika seperti yang pria itu katakan kepadanya dua jam yang lalu.

Kaki jenjang Ravika melangkah menghampiri pria yang saat ini mengulas senyum manis itu.

"Sudah selesai?" Perasaan bersalah merasuk ke dalam dada Ravika. Setelah membuat Leionelle menunggu selama 2 jam, kini pria itu justru menyambutnya dengan tatapan teramat tulus.

Ravika mengangguk, "Maaf membuatmu menunggu terlalu lama."

Leionelle membenarkan kupluk yang Ravika pakai. "Tidak apa-apa." Pria itu tersenyum kepada Ravika. "Jadi, aku sudah bisa mengantarkan mu kembali ke rumah, Nona?"

Ravika tertawa pelan. Terhibur dengan tingkah Leionelle yang mengulurkan tangan kepadanya. Pria itu bersikap seperti sedang berbicara dengan putri kerajaan.

"Tentu, Tuan. Tolong antar kan aku dengan selamat." Balas Ravika seraya menyambut uluran tangan Leionelle.

Tawa Leionelle mengalun di udara malam. Pria itu membukakan pintu mobil untuk Ravika, setelah memastikan wanitanya memakai sabuk pengaman Leionelle berlari kecil mengitari mobil dan memasuki mobil di bagian pengemudi.

"Pakai ini. Baju mu tidak terlalu hangat dan tebal."

Tanpa menunggu respon Ravika, Leionelle membantu wanita itu memakai mantel berbulu miliknya. Seketika itu juga harum tubuh Leionelle memenuhi tubuhnya, Ravika seolah di peluk dengan erat saat memakai mantel milik pria itu. Rasanya sangat nyaman.

"Terima kasih, Lei."

"Ah, aku menyukai panggilan itu."

Ravika tersenyum mendengar perkataan penuh rasa puas itu. Matanya menatap lekat Leionelle yang tengah mengemudi, pria tampan penuh kehangatan ini membuat Ravika semakin nyaman.

Pria tampan ini yang membuat Ravika merasakan percikan aneh di dadanya. Perasaan yang tidak pernah ia alami, namun Ravika merasa bahwa perasaan itu adalah perasaan yang baru terbangun dari tidur panjangnya.

Begitu banyak hal baru yang Leionelle kenalkan kedalam hidupnya, tetapi jauh di dalam lubuk hatinya Ravika merasa bahwa semua hal itu terkubur jauh di dalam hatinya.

Dan Ravika masih belum bisa menemukan apapun. Semuanya terasa abu-abu baginya.

"Aku tahu bahwa aku begitu tampan, sayang."

Ravika mengerjapkan mata begitu melihat Leionelle mengerling.

"Jangan menatapku seperti itu, Ravika. Aku ingin mencium mu."

"Lei.." Ravika memukul lengan Leionelle dengan spontan. Terkejut mendengar perkataan pria itu.

"Bagaimana keadaan ibumu?" Leionelle memecah keheningan.

"Pagi ini kondisinya membaik walaupun kakinya semakin membengkak. Tetapi Dokter Robert mengatakan bahwa hal seperti itu tidak perlu di khawatirkan, sejauh ini Ibu lebih sehat daripada hari sebelumnya."

Wild Butterfly [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang