64. Trauma

9K 448 18
                                    

Saat pertama kali mengetahui bahwa ia hamil sekitar tiga bulan yang lalu, perasaan haru menerpa Ella

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Saat pertama kali mengetahui bahwa ia hamil sekitar tiga bulan yang lalu, perasaan haru menerpa Ella. Tidak menyangka bahwa ia akan mengandung secepat ini.

Ia merasa takjub karena ada makhluk kecil yang hadir di dalam perutnya, hidup dan bernafas. Sungguh luar biasa.

Ella bahagia, sangat. Ia begitu mencintai calon buah hatinya dengan segenap hati.

Namun dari semua perasaan yang ia rasakan, rasa takut lebih mendominasi.

Takut dengan kenyataan bahwa ia hamil dengan kakak kandungnya sendiri. Oleh karena itu ia terlalu takut memberitahukan hal ini kepada Leionelle.

Setiap harinya ia harus menahan rasa bersalah karena menyembunyikan darah daging pria itu sendiri.

Berat bagi Ella untuk melewati masa kehamilannya selama berbulan-bulan sendiri, namun itulah resiko yang harus ia tanggung karena keputusan yang ia pilih.

Ella hanya membutuhkan waktu.

Namun hal yang di sembunyikan memang tidak pernah berujung baik.

Hari ini, ia melihat tatapan penuh kekecewaan dari pria yang begitu ia cintai.

Ella merasa gagal.

Gagal menjadi seorang kekasih dan gagal menjadi seorang ibu.

Air mata kembali menetes saat ia memejamkan mata. Terekam jelas di dalam ingatannya bagaimana tatapan Leionelle padanya.

Hal itu mampu merobek hati Ella lebih parah lagi.

Ia membuka mata. Menatap orang-orang yang tengah menikmati taman rumah sakit dengan sanak saudara mereka, dengan orang tua mereka, dengan orang terkasih mereka.

Sudah dua jam berlalu setelah pertengkaran hebat mereka. Ella tidak tahu dimana Leionelle berada. Dan ia memaklumi, Leionelle pantas kecewa padanya dan ia akan memberikan prianya waktu untuk menenangkan diri.

Sama seperti dirinya saat ini.

Senyuman tipis terulas di wajah Ella saat melihat seorang wanita tengah menggendong bayinya.

Tanpa sadar ia mengusap perutnya dengan lembut. Tatapan mata Ella menyiratkan kasih sayang yang begitu besar, tidak sabar menunggu kehadiran buah hatinya.

"Mommy sangat menyayangimu."

Tubuh Ella menegang saat mendapatkan sepasang tangan memeluknya dari belakang dengan begitu erat, di susul dengan suara serak.

"Daddy juga sangat menyayangimu."

Mata Ella terpejam. Ia menikmati pelukan ini.

"I'm so sorry, honey."

"Lei..."

Pelukan semakin mengerat.

"Aku tahu aku begitu bodoh. Tidak seharusnya aku bersikap seperti itu. Maafkan aku, Ella."

Wild Butterfly [End]Where stories live. Discover now