69. Mommy

8.9K 403 18
                                    

Saat pertama kali mendapati seorang wanita dengan kondisi yang kacau di pinggiran hutan, Efrain dan Abigail tahu bahwa wanita itu sudah sepenuhnya hancur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Saat pertama kali mendapati seorang wanita dengan kondisi yang kacau di pinggiran hutan, Efrain dan Abigail tahu bahwa wanita itu sudah sepenuhnya hancur.

Tubuh ringkih itu hanya di balut oleh dress selutut yang sudah compang-camping. Wajahnya kotor dan memar memenuhi lengan serta kakinya.

Ada darah menempel di bagian belakang dress nya, tepat di daerah bokong.

Efrain dan Abigail yang saat itu tengah melajukan mobilnya selepas pulang bekerja. Terkejut bukan main saat tiba-tiba wanita itu berteriak seraya meminta pertolongannya. Dengan derai air mata dan tangan yang berusaha memeluk tubuh sendiri.

Tanpa berpikir panjang, Efrain dan Abigail membawa wanita tersebut ke rumah sakit. Dan pernyataan dokter bahwa wanita malang itu adalah korban pelecehan dan pemerkosaan, berhasil membuat batin keduanya terguncang.

Tidak ada yang bisa di selamatkan selain janin yang perlahan tumbuh di rahim wanita itu.

Wanita yang mereka kenali dengan nama Asteria Aera itu mengalami trauma berat, jiwanya sudah tidak bisa di selamatkan.

Hari demi hari, minggu demi minggu, dan bulan demi bulan hanya wanita itu habiskan di dalam bangsal rumah sakit jiwa. Berteriak, memohon, mengamuk, dan tertawa.

Pasangan suami istri itu turut merasakan kehancuran yang Asteria rasakan.

Kehancuran sebagai wanita yang kehormatannya telah di renggut secara paksa. Di lecehkan dan tidak di hargai.

Tetapi Efrain dan Abigail bersyukur untuk satu hal. Wanita bernama Asteria Aera itu masih mempertahankan janinnya, tidak ada tindakan nekat dengan berusaha menghilangkan nyawa tidak bersalah itu.

Setiap hari keduanya meluangkan waktu untuk menjenguk dan memantau kondisi Asteria. Walau hanya bisa melihat dari celah kecil, mereka masih bisa merasa lega.

Setidaknya sampai sejauh ini, keadaan Asteria perlahan membaik. Seolah ada harapan saat wanita itu tersenyum sambil mengusap perutnya yang mulai membesar.

Abigail dan Efrain tahu, bahwa janin tersebut adalah satu-satunya cahaya bagi hidup Asteria yang sudah hancur.

Tidak ada kerabat, tidak ada sanak saudara. Hanya sebatang kara melalui masa-masa sulit di dalam hidupnya.

Namun, semua harapan keduanya untuk melihat Asteria sembuh musnah. Sejak awal, kehancuran telak sudah menghantam keutuhan dan kehidupan wanita itu.

Benar, hanya bayi mungil itu yang bisa di selamatkan.

-----

Di satu hari yang cerah, Dokter yang menangani Asteria menemui Abigail, ia mengatakan bahwa Asteria ingin bicara dengannya.

Wild Butterfly [End]Where stories live. Discover now