46. Whore

7.9K 413 8
                                    

Lei:Aku mohon, jangan melalukan hal apapun, sayang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lei:
Aku mohon, jangan melalukan hal apapun, sayang. Biarkan aku berada di sampingmu jika kau ingin menyelesaikan masalah ini.

Ravika mengabaikan pesan Leionelle.

Ia menatap club tempat ia pernah bekerja selama belasan tahun dari balik jendela taxi.

Dua hari lalu ia kembali mendarat di Manhattan dengan Yazan yang selalu menemani kemanapun ia pergi.

Leionelle terpaksa harus menetap di sana dengan waktu yang tidak bisa di tentukan, ada beberapa masalah yang harus pria itu tangani, dengan Killian yang menemaninya.

Sejak malam dimana mereka menikmati pertunjukan teater, Ravika tidak bisa tenang.

Kebenaran mengenai ibunya membuat Ravika gusar dan sangat sedih.

Ravika tahu saat ia bertanya mengenai ibunya pada Leionelle, maka ia harus bersedia menerima resiko apapun.

Dan inilah resiko yang Ravika dapatkan, kebenaran yang terungkap dari bukti-bukti yang Leionelle tunjukkan membuat Ravika hancur berkeping-keping.

Kata terima kasih meluncur dari bibir Ravika saat ia keluar dari taxi, ia memantapkan langkahnya memasuki club.

Seperti biasa, Ravika di sambut oleh hingar bingar gemerlap dunia malam, bau alkohol dan seks menguar begitu pekat.

Bau yang perlahan-lahan mulai terasa asing di indera penciuman Ravika.

Ada segelintir orang yang masih menyapanya, menatapnya dengan penuh damba, atau bahkan sekedar melayangkan tatapan penuh hina.

Ravika mengabaikan itu semua.

Begitu pula ketika matanya bertatapan dengan Aldrich, Ravika hanya tersenyum tipis, melanjutkan langkahnya menuju lantai dua.

Mata Ravika bergerak menatap setiap kamar di lorong lantai dua itu, penerangan yang minim menambahkan kesan intim. Dan Ravika sangat membenci lorong ini, setiap kamar seolah menguarkan seksualitas yang tinggi.

Ravika benci jika harus menerima kenyataan bahwa ibunya berada di salah satu kamar itu.

"Ravika,"

Ravika menoleh. Mendapati Caitlyn dan Mia berjalan ke arahnya, masih dengan pakaian khusus untuk menari.

"Hei," Sapa Ravika.

Mereka berpelukan sejenak. Saling melepas rindu.

"Bagaimana kabar kalian?"

Caitlyn memutar bola mata. "Cukup baik."

Mia mengernyit, "Baik. Bagaimana denganmu?"

Ravika tersenyum lelah. "Sama seperti kalian."

"Bagaimana liburanmu dengan sang tuan, Nona?" Caitlyn bertanya dengan wajah sinis nya.

Mia yang melihat itupun memukul lengannya, sedangkan Ravika terkekeh, sudah biasa menghadapi sikap dan sifat Caitlyn yang terlalu transparan.

Wild Butterfly [End]Where stories live. Discover now