61. Dark Memory

7.3K 400 48
                                    

Sepasang mata bulat itu menatap seseorang di sampingnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sepasang mata bulat itu menatap seseorang di sampingnya. Ah tidak, lebih tepatnya menatap pada satu burger yang masih utuh.

Suara kekehan pelan terdengar, "Kau ingin lagi, sayang?"

Mata Ella berbinar, bocah perempuan berusia 6 tahun itu mengangguk senang dan duduk semakin merapat pada kakaknya.

"Boleh?" Tanyanya dengan ragu, "Aku sudah menghabiskan dua burger, tapi aku ingin lagi.." Tangan mungilnya terangkat menunjukkan angka dua.

Leionelle kecil tersenyum. Ia memberikan satu buah burger miliknya yang masih utuh itu. "Tentu. Makan sebanyak apapun yang kau inginkan."

Ella bersorak senang. Ia mencium kedua pipi Leionelle dengan kuat, "Terima kasih, Lei."

"Kembali kasih."

Ella mulai melahap burger itu dengan nikmat, sesekali mata bulatnya menatap jalanan luar yang sudah cukup sepi karena jam sudah menunjukkan pukul 11 malam.

Mereka baru saja kembali dari rumah Paman Walton. Berkunjung dan sudah menginap selama tiga hari di sana.

"Ella," Suara Abigail mengalun dengan lembut. Wanita cantik itu menoleh untuk melihat kedua anaknya.

"Yes, Mommy?" Jawab Ella dengan nada riang. Senang karena ia sedang memakan burger kesukaannya.

Abigail tersenyum mendengarnya. "Lain kali tidak boleh seperti itu ya? Burger itu bagian kakakmu, Ella kan sudah memakan dua." Nasihat Abigail berusaha selembut mungkin agar tidak menyinggung hati putri kecilnya.

Wajah Ella berubah murung. Bibir kecilnya mengerucut dan ia menatap Leionelle dengan mata sendu.

"Tidak apa-apa, sayang.." Ujar Leionelle berusaha menenangkan. Ia menerima terjangan tubuh adiknya dan mengecup puncak kepalanya.

"Maafkan Ella, Mommy. Janji tidak seperti itu lagi," Ella mengulurkan jari kelingkingnya yang segera di sambut Abigail.

"Jangan menangis, sayang. Mommy tidak apa-apa. Hanya mengingatkan Ella saja, oke?"

Ella mengangguk. Ia menengadah untuk menatap sang kakak, kemudian menyodorkan sepotong burger yang tersisa.

"Burger nya tinggal tersisa sedikit saja, Ella sudah menghabiskan banyak. Maaf, oke?"

Tawa Leionelle, Abigail, dan Efrain pecah. Walaupun sejak tadi fokus mengemudi, pria itu selalu mendengarkan obrolan hangat keluarga tercintanya.

"Tidak apa-apa, sayang. Sungguh." Ujar Leionelle tulus.

Ella menyentuh bibir kakaknya. "Buka mulut Lei. Ella ingin menyuapi."

Wild Butterfly [End]Where stories live. Discover now