30. Lunch and Talk

11.1K 633 11
                                    

"Lei,"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Lei,"

"Hm?"

"Makanan ini banyak sekali,"

Leionelle yang tengah menata makanan di atas meja menengok pada Ravika, senyuman manis itu tersungging di wajah tampannya.

"Aku lapar. Dan Nona cantik di samping ku ini juga pasti lapar. Kau belum makan, hm?"

Rona merah menyebar di pipi Ravika mendengar godaan Leionelle. Padahal bukan hal yang baru baginya, tetapi perlakuan manis Leionelle selalu berhasil mendebarkan jantungnya.

Ravika mengangguk. "Ya, aku lapar. Tetapi tidak harus sebanyak ini, bukan?"

Leionelle terkekeh pelan. "Tenang saja. Makanan ini akan habis, Nona." Pria itu mengerlingkan sebelah matanya, terlihat tampan dan menyebalkan.

Ravika mengerucutkan bibir sambil bersandar di sofa ruang kerja Leionelle.

Leionelle yang melihat Ravika begitu nyaman segera memberikan bantal sofa kepada wanita itu, Ravika menerimanya dan semakin meringkuk di atas sofa.

"Kau lelah?" Leionelle bertanya. Tangannya masih sibuk menyiapkan minuman di atas meja.

Ravika mengangguk dengan mata terpejam.

"Bisa kau ceritakan apa saja kegiatan mu hari ini, Nona?"

"Bisakah kau berhenti memanggilku seperti itu? Kau terdengar seperti Yazan. Nona, Nona, dan Nona.."

Leionelle tergelak kencang, wajah Ravika begitu menggemaskan di matanya.

"Aku suka menggoda mu dengan memanggil Nona. Nona Ravika.."

"Lei.." Ravika melemparkan bantal sofa dengan wajah di tekuk. Hal itu semakin membuat suara tawa Leionelle menggelegar di dalam ruangan kerjanya.

"Oke, maafkan aku."

Ravika memutar bola mata jengah. Wanita itu kembali meringkuk di atas sofa sambil memperhatikan kegiatan Leionelle.

"Bisakah kau katakan pada Yazan untuk jangan memanggilku dengan sebutan 'Nona'?"

Leionelle menoleh dengan tangan yang memegang serbet. Pria itu menaikkan alis, "Kenapa? Ada masalah dengan hal itu?"

Ravika mengangkat bahu. "Aku sedikit tidak nyaman. Kenapa dia harus memanggilku seperti itu?"

Leionelle mengernyitkan dahi.

"Maksud ku, panggil aku dengan nama saja. Tidak perlu memakai embel-embel 'Nona'."

Leionelle menggeleng. "Tidak."

"Kenapa?"

Pria berusia 31 tahun itu mendekat pada Ravika. Ia melingkarkan lengannya di senderan sofa, tepat di belakang kepala Ravika.

"Memang seharusnya dia memanggilmu seperti itu. Tidak sopan jika dengan nama saja."

Ravika menegakkan kepala. "Aku rasa kita berada di usia yang sama. Bukankah tidak masalah?"

Wild Butterfly [End]Where stories live. Discover now