35. Love and Ever Lost

10.9K 533 15
                                    

Ravika menatap Leionelle yang berdiri di sampingnya, tangan pria itu terulur menyambutnya agar segera keluar dari mobil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ravika menatap Leionelle yang berdiri di sampingnya, tangan pria itu terulur menyambutnya agar segera keluar dari mobil.

"Lei.."

Ravika memejamkan mata begitu kecupan penuh kehangatan singgah di dahinya.

Leionelle menggenggam tangannya dengan erat, pria itu menunduk agar wajahnya lebih dekat dengan wajah wanita tercinta nya.

"Tenang, sayang. Semuanya akan baik-baik saja. Aku akan selalu menggenggam tanganmu, oke?"

Perlahan senyuman Ravika timbul, ia turut membalas genggaman tangan Leionelle. Wanita itu mendekatkan tubuh nya dan menanamkan sebuah kecupan manis di pipi Leionelle.

Ia tersenyum begitu tubuh Leionelle menegang kaku dengan wajahnya yang malu-malu. Menggemaskan sekali pria ini.

Setelah melumat habis bibir Ravika, Leionelle menuntun wanita nya turun dari mobil, berjalan menuju mansion miliknya.

Sudah ada Yazan dan beberapa penjaga lainnya yang menunggu di depan pintu.

"Selamat malam, Tuan Leionelle. Selamat malam, Nona Ravika." Sapa pria bertato itu.

Leionelle hanya menganggukkan kepala sedangkan Ravika membalas dengan senyuman.

Yazan membukakan pintu mansion besar itu. Leionelle dan Ravika segera masuk.

Jujur saja, jantung Ravika memang berdebar kencang, ia takut jika bertemu dengan kedua orang tua Leionelle, takut jika mereka tidak bisa menerima dirinya.

Tetapi, ketenangan dan kenyamanan itu berasal dari tangan Leionelle yang menggenggam tangannya, Ravika merasa bahwa semuanya akan baik-baik saja.

"Selamat malam semuanya."

Ravika meremas jari jemari Leionelle begitu melihat dua wanita dan dua pria paruh baya tengah berkumpul di ruang tengah. Dengan derai tawa hangat mereka.

"Leon.. Kau sudah kembali, sayang?" Seorang wanita paruh baya yang Ravika ketahui sebagai ibu Leionelle menghampiri mereka. Wanita itu menatap Ravika setelah memberikan  kecupan kecil di pipi putranya. "Hai, sayang."

"Hai, em--," Ravika menoleh pada Leionelle. Tatapan matanya menyiratkan tanda tanda. Hal itu membuat semua pasang mata di ruangan tersebut mengulum senyum.

Ravika tersentak saat tangannya yang berada di genggaman Leionelle di tarik, wanita paruh baya di hadapannya tersenyum lembut. "Panggil aku Mommy saja. Ravika mau?"

Sungguh, Ravika terlalu terkejut. Tatapan mata penuh kehangatan dari keluarga Leionelle membuat hatinya bergetar. Tidak pernah ia menemukan tatapan seperti itu dari sosok ibunya.

Perlahan kepala Ravika mengangguk. "Halo, Mommy."

"Oh, sayang.."

Ravika membeku begitu wanita itu menarik tubuhnya ke dalam pelukan. Tangannya tetap diam di sisi tubuhnya. Namun setelah merasakan usapan lembut di punggungnya, Ravika membalas pelukan itu.

Wild Butterfly [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang