58. Bed, River and Swan

12K 432 21
                                    

Leionelle melangkah keluar dari dalam kamar mandi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Leionelle melangkah keluar dari dalam kamar mandi. Tubuhnya yang kekar hanya di balut dengan handuk sebatas pinggang, beberapa tetes air jatuh dari rambutnya menuju dada dan berakhir masuk ke dalam handuk. Menyentuh keperkasaannya.

Jika saja Ravika melihat hal itu, pasti ia akan meneguk saliva berulang kali. Pemandangan yang sangat seksi.

Kecupan yang hadir di pipi serta air menetes mengenai wajahnya membuat Ravika terusik. Ia mengerjapkan mata dan berusaha menjauh, namun Leionelle tidak akan melepaskannya dengan mudah.

"Lei.." Protes Ravika saat Leionelle semakin menjadi dengan mencium seluruh permukaan wajahnya.

Leionelle terkekeh dengan suara beratnya. "Wake up, honey."

Karena kesal dengan gangguan di tidurnya yang sangat kurang, Ravika membuka mata. Menatap tajam pada pria yang sialnya begitu tampan bagi ini.

"Hi. Good morning." Sapa Leionelle dengan senyum yang sangat manis. Pria berusia 31 tahun itu kembali mengecup wanitanya dengan penuh kasih sayang. "Bagaimana tidurmu?"

Mendapatkan perlakuan manis, Ravika menahan senyum. Ia mengalihkan pandangan, "Belum cukup. Aku masih harus tidur beberapa jam untuk mengembalikan energi."

"Oh ya?" Leionelle duduk di sisi ranjang, mengabaikan tetesan air dari rambutnya yang masih basah. "Kau sudah tertidur selama 8 jam, sayang. Apakah masih kurang?"

Ravika menatap Leionelle dengan sinis, "Tentu saja kurang. Kau membuatku terjaga hingga pukul 1 dan pagi ini kau mengganggu tidurku. Menyebalkan."

Leionelle menaikkan satu alisnya. "Benarkah aku yang membuatmu terjaga?" Pria itu semakin membungkukkan tubuhnya, "Bukankah kau yang membuatku terjaga sepanjang malam, sayang?"

Pria itu tersenyum puas melihat rona merah yang mulai menjalar di kedua belah pipi wanitanya. Ah, sangat menggemaskan.

"Kau sangat nakal semalam." Bisik Leionelle lagi.

Mata Ravika membelalak. Ia menutup mulut Leionelle dengan tangannya, "Jangan bahas apapun soal semalam." Ia mengusap tetes air dari rambut Leionelle yang mengenai hidungnya. "Lei, basah.."

Mata Leionelle berkilat jahil. "Hm? Basah? Apakah semalam belum cukup, sayang?"

Sebuah pukulan lembut melayang di pundaknya membuat Leionelle tertawa. Ia mencium bibir Ravika sekilas, "Maaf. Aku hanya bercanda."

Bibir Ravika mengerucut, "Menyebalkan." Mata wanita itu mengedar mencari jam namun tidak menemukannya, "Jam berapa sekarang, Lei?"

"Jam sembilan pagi," Leionelle bangkit dari duduknya, ia menarik jari jemari Ravika lembut, menuntun wanitanya untuk bangun.

Namun melihat wajah Ravika yang cemberut dan tidak mau beranjak dari dalam selimut, Leionelle tersenyum maklum. Masih terus berusaha membangunkan wanita cantik ini.

Wild Butterfly [End]Where stories live. Discover now