70. Marry Me

9.1K 369 21
                                    

Ella masih terus memejamkan matanya, kakinya bergerak-gerak di dalam air, ia mendesah lega begitu angin berhembus pelan dan sinar matahari sore terasa menyorot wajahnya

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

Ella masih terus memejamkan matanya, kakinya bergerak-gerak di dalam air, ia mendesah lega begitu angin berhembus pelan dan sinar matahari sore terasa menyorot wajahnya.

Rasanya begitu menenangkan baginya yang seminggu terakhir ini selalu mengalami keram perut.

Mereka sudah kembali dari Chicago, kembali melanjutkan kehidupan seperti biasanya.

Usia kehamilan Ella pun sudah menginjak 21 minggu. Calon buah hatinya begitu aktif bergerak sehingga terkadang membuat Ella kewalahan, juga keinginan aneh yang semakin tidak terbendung, untung saja ia memiliki Leionelle yang selalu siap sedia menuruti kemauannya dan calon buah hati mereka.

Sore ini, Ella memilih menghabiskan waktu dengan berenang, seraya menunggu kepulangan Leionelle.

Sudah 30 menit ia habiskan di dalam air, sekedar berendam atau bahkan berenang mengelilingi kolam.

Wanita itu membuka mata, ia menatap pemandangan kota yang begitu terlihat jelas dan indah dari atas sini, warna jingga dari terbenamnya matahari memanjakan mata Ella.

Ia meraih gelas di pinggir kolam dan meneguk segelas susu yang masih hangat itu, ada berbagai kudapan juga tersedia di sana. Masih sama seperti minggu minggu lalu, nafsu makan Ella tetap besar, bahkan wanita itu sudah tidak mempermasalahkan berat badannya yang bertambah drastis.

Ketika sedang asik menyeruput susu, mata Ella berbinar saat melihat Leionelle menggeser pintu kamar dan berjalan menghampirinya.

"Lei," Seru Ella.

Leionelle tersenyum. Pria itu membungkuk dan menanamkan kecupan manis di kening dan hidung wanitanya, "Hai, sayang."

Bibir Ella mengerucut, ia menatap Leionelle kesal. "Aku merindukanmu. Tolong cium aku, di bibir!"

Leionelle yang mendengar hal itu tertawa. Gemas sekali.

Tidak ingin membuat wanita cantiknya semakin kesal, Leionelle segera menempelkan bibir mereka, mengecup serta melumat dengan lembut.

Wajah Ella kembali sumringah. Tanpa memikirkan kemeja Leionelle yang terlihat sangat rapih, Ella melingkarkan lengannya di leher Leionelle, menahan bibir yang hendak menjauh itu dan kembali memperdalam ciuman mereka.

Membutuhkan waktu selama lima menit saliva mereka tertukar, hingga akhirnya Ella menyerah dan melepaskan dengan nafas terengah-engah.

"Aku merindukanmu."

Leionelle mengusap lengan Ella, "Aku juga merindukanmu, sayang." Bibir pria itu kembali mendarat di kening Ella, "Biarkan aku berganti pakaian sebentar, ya? Aku akan kembali lagi,"

Walaupun terasa berat, Ella menurut. Ia menatap kepergian Leionelle yang masuk ke dalam kamar mereka.

Entahlah, sulit sekali rasanya berjauhan dengan pria itu. Hormon kehamilannya semakin melonjak tinggi, kali ini objeknya adalah Leionelle.

Wild Butterfly [End]Where stories live. Discover now