8. Warmth

28.5K 1.5K 22
                                    

Ravika mengerjapkan mata beberapa kali, pandangannya mengedar meneliti setiap sisi ruangan dimana ia berada saat ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ravika mengerjapkan mata beberapa kali, pandangannya mengedar meneliti setiap sisi ruangan dimana ia berada saat ini.

Asing.

Ravika tidak tahu dimana ia berada.

Tangannya yang berkeringat mencengkram selimut tebal dengan erat. Terlebih saat ia melihat baju yang ia kenakan telah berganti, perasaan takut semakin merasuki diri Ravika.

Apa yang terjadi semalam?

Suara pintu terbuka membuat Ravika mengalihkan perhatiannya, saat melihat siapa yang memasuki ruangan ini, saat itu jugalah ingatan tentang apa yang terjadi semalam memenuhi kepala Ravika.

Ia pingsan karena berhadapan secara langsung dengan hujan dan guruh yang besar.

Dan orang yang terakhir ia lihat sebelum pingsan adalah Leionelle.

Pria yang saat ini menatapnya dengan tatapan lembut serta senyuman yang tidak luntur dari wajahnya.

"Hei," Sapa Leionelle, pria itu menyempatkan mengusap kepala Ravika sebentar. "Kau baik-baik saja?" Leionelle duduk di sisi Ravika dan menyerahkan segelas air kepada wanita itu.

"Terima kasih," Ucap Ravika sambil mengembalikan segelas air yang sudah ia teguk setengah.

"Bagaimana keadaanmu, hm?" Leionelle kembali bertanya sambil mengusap pipi wanita itu dengan gerakan penuh kelembutan.

Ravika mengangguk, "Jauh lebih baik,"

Leionelle menatap jam dinding, masih menunjukkan pukul 4 dini hari, "Tidur kembali, Ravika. Waktu istirahatmu masih kurang,"

Ravika hanya menurut ketika Leionelle kembali membaringkan tubuhnya, pria itu juga menutupi tubuh Ravika dengan selimut tebal sehingga Ravika tidak merasakan kedinginan lagi.

"Leionelle," Wanita itu memanggil ketika Leionelle hendak berbalik meninggalkan kamar.

"Ya?"

"Dimana aku berada saat ini?"

Leionelle menyunggingkan senyum sambil kembali menatap Ravika, "Di rumahku,"

Ravika terlihat berpikir sejenak, wanita cantik itu memilin selimut dengan gugup, persis seperti anak kecil yang takut di marahi orang tuanya. Hal itu mampu membuat Leionelle tersenyum menahan gemas.

"Terima kasih banyak. Maaf aku sudah merepotkan mu," Cicit Ravika dengan kepala menunduk.

"Hei," Leionelle kembali duduk di samping Ravika, pria itu menangkup wajah cantik Ravika, "Aku tidak merasa di repot kan sama sekali, Ravika."

Ravika tersenyum dengan tulus.

Kedua mata mereka saling terpaut, menatap dengan lekat.

Leionelle yang enggan untuk memutus kontak mata mereka, dan Ravika yang sama sekali tidak bisa lepas dari tatapan dalam Leionelle.

Wild Butterfly [End]Where stories live. Discover now