TWO

43.2K 4.9K 19
                                    

Happy reading-!♡

Aku merebahkan tubuhku diatas kasur empuk milikku. Ya, aku menuruti saran dari Axel. Beristirahat dari semua pekerjaanku untuk menenangkan pikiranku yang kacau.

Sekedar info, aku saat ini berisitirahat di apartemen pribadiku, bukan dirumah.

Bukannya aku tidak rindu dengan kedua orangtuaku, hanya saja aku terlalu malas untuk pulang kerumah, karena pasti aku harus mendengarkan ceramah full dari Ibuku tercinta, bahkan Ayahku pun juga akan ikut menceramahiku karena ia sangat ingin mengendong cucu.

Ayahku selalu merengek untuk menyuruhku menikah dan cepat-cepat memberikannya cucu, ia bilang bahwa para teman-temannya sudah pamer menimang cucu mereka, sedangkan Ayahku hanya bisa memendam rasa iri saat teman-temannya itu selalu membicarakan tumbuh kembang cucu mereka saat sedang kumpul bersama.

Aku menggeleng pelan saat mengingat curhatan Ayahku itu.

Aku berguling ke kanan dan ke kiri, bosan juga ya daritadi aku tidak melakukan apapun.

"Enaknya ngapain ya?" Monolog ku.

Tak lama, aku membuka handphone berlogo apel tergigit, milikku. Ku tekan room chat milikku dengan Axel, lalu menekan tombol telepon.

Tak perlu waktu lama, telepon tersambung, "Kenapa nelpon?" Terdengar suara dari sebrang sana.

"Xel, gue bosen sumpah, nggak ngapa-ngapain disini."

"Ya lo ngelakuin apa gitu kek, nonton atau belajar masak, apapun yang bikin lo seneng gitu,"

"Masalahnya gue nggak tau hobi gue Xel."

Suara mengejek terdengar dari sebrang sana, "Dasar workaholic, makanya hobi sendiri aja nggak tau."

Aku mendengus kesal, "Gue nelpon lo bukan buat denger ejekan lo, gue nelpon buat minta saran, gue pecat juga lo ya lama-lama!"

"Dih nggak asik, ngancemnya pecat-pecatan ah,"

"Yeuuu biarin, gue bosnya!" Lalu kita berdua tertawa bersama.

"Oh iya, gue baru inget Less, waktu itu buku novel gue ketinggalan di apart lo, gue udah baca sih sampe tamat, jadi kalau lo bosen lo baca aja novel gue, ceritanya bagus kok ya walaupun agak klise,"

Nah akhirnya muncul juga saran dari Axel, emang yah Axel itu pengertian banget orangnya!

"Dimana novelnya Xel?"

"Di atas sofa ruang tamu kalau nggak salah, udah ya gue tutup dulu teleponnya, masih banyak kerjaan yang harus diurus gara-gara lo libur."

"Haha, derita lo! Bye," Jawabku kemudian mematikan telepon.

Aku pun bangkit dari rebahanku, berjalan keluar kamar menuju sofa ruang tamu.

Nah akhirnya kutemukan buku novel yang tergeletak diatas sofa, tepat seperti yang dibilang Axel.

Kemudian, ku bawalah buku novel tersebut ke kamarku.

Hmm, lumayan menarik. Sampul buku novel berjudul "My Love Never Gone" itu bergambar seorang perempuan cantik berambut perak yang sedang memegang setangkai bunga mawar layu dengan raut sedih, Uhh itu terlihat sangat menyedihkan bagiku.

Setelah memperhatikan sampul depan-belakang, akupun mulai fokus  membaca novel tersebut dengan tenang.

.
.
.
Bersambung...

Another DimensionWhere stories live. Discover now