TWELVE

26.2K 4.2K 33
                                    

Happy reading-!♡


Aku keluar dari kamar secara diam-diam. Kenapa harus diam-diam? Ini semua karena Ravano dan Ravino yang terus saja menganggu dan mengekoriku kemanapun aku pergi, seperti anak itik yang patuh mengikuti induknya. Huh menyebalkan!

Kalau aku tidak pergi diam-diam seperti ini, mereka pasti akan terus mengikutiku dan berakhir aku tidak bisa melaksanakan misi yang diberikan sistem hari ini.

Misi kemarin, aku disuruh membuat Ravano tersenyum lebar padaku. Sedangkan misi hari ini cukup sulit karena mengharuskan aku keluar mansion.

Misi hari ini adalah aku harus pergi ke pasar membeli berbagai makanan, lalu membagikannya pada para rakyat yang kurang mampu.

Aku mengambil misi ini karena point yang didapatkan lumayan banyak, yaitu 1000 point! Banyak sekali kan, padahal kemarin hanya menghasilkan 300 point saja. Hmm, mungkin karena tergantung tingkat kesulitan misi juga kali ya? Misi yang kemarin tingkat kesulitannya 'F', sedangkan misi hari ini tingkat kesulitannya 'E'.

Aku berjalan dengan waspada, takut-takut akan ketahuan dan tertangkap. Aku melangkah pelan agar tak menimbulkan suara, setelah beberapa lama berjalan, sampailah aku di gerbang belakang mansion.

Kenapa lewat belakang? Karena kalau lewat depan sudah pasti akan terlihat terlalu mencurigakan. Oh iya, sekedar info, sebenarnya Alsyena di dalam novel tak pernah diizinkan untuk keluar mansion.

Pertama kali Alsyena keluar mansion itu saat dia melakukan debutante di usia 15 tahun, sekaligus menghadiri penyambutan Putra Makhota Zephyr di istana kekaisaran.

Itulah yang membuat Alsyena jatuh cinta pada pandangan pertama, karena ia tak pernah melihat dunia luar, sekalinya keluar dia melihat Zephyr yang begitu tampan membuatnya terpikat.

Alsyena yang awalnya polos dan tak kenal dunia luar pun mulai ternodai, dengan licik ia melakukan segala macam cara untuk mendapatkan Putra Mahkota Zephyr, yang berakhir dengan kematian dirinya sendiri yang mengenaskan.

Aku melihat terdapat dua orang penjaga yang berdiri di kanan dan kiri gerbang.

Tenang saja, aku sudah memikirkan cara agar bisa keluar dari mansion, yaitu dengan menggunakan sihirku.

Walaupun aku belum diberi guru untuk belajar sihir, tapi aku tanpa sadar sudah bisa menggunakannya, tanpa mengucapkan mantra sekalipun seperti penyihir lainnya.

Akupun mulai memfokuskan mana ditanganku, lalu setelah merasa cukup, aku melemparkan bola mana berelemen angin itu kearah pohon yang ada di dekatku, hingga menimbulkan dentuman kencang, pohon itupun roboh.

"Ups? Sepertinya aku terlalu banyak menggunakan kekuatanku."

Dengan cepat aku berlari menjauh saat melihat penjaga yang tadi ada didepan gerbang mulai menghampiri tempat robohnya pohon.

Setelah perhatian para penjaga teralihkan oleh kekacauan yang kubuat, akupun langsung memfokuskan sihir berelemen angin ke kakiku, alhasil aku bisa berlari dengan cepat karena tubuhku yang terasa ringan.

Wushh.

•••

Aku sudah sampai di pasar.

Bagaimana aku bisa sampai? Padahal aku belum pernah berkeliling daerah sini? Ya jelas, itu semua karena sistem!

Aku cabut ucapanku tempo hari yang bilang sistem itu menyusahkan, nyatanya sistem sedikit membantu kehidupanku haha.

Another DimensionWhere stories live. Discover now