THIRTY ONE

18.8K 3.2K 52
                                    

Happy reading-!♡

- AUTHOR POV -

Setelah menempuh waktu sekitar dua minggu, dengan beberapa kali perhentian untuk beristirahat, akhirnya Alsyena dan Marry sampai di daerah kumuh, yaitu desa Falling Tears.

Alsyena dan Marry segera turun dari kereta kuda.

"Pak, bapak bisa kembali." ucap Alsyena pada pak kusir yang mengendarai kereta kuda.

Pak kusir menggeleng khawatir, "t-tapi Non, Tuan Duke menyuruh saya untuk menunggu sampai urusan Nona Alsyena selesai." jawabnya.

"Pak, kembali." ucap Alsyena dengan penuh penekanan.

Dengan terpaksa, pak kusir itu menuruti permintaan Alsyena untuk kembali ke mansion. Pak kusir itu terlalu takut dengan Nona mudanya yang memiliki aura tegas seperti Tuan Duke yang di layananinya.

Setelah menyuruh pak kusir tersebut pergi, Alsyena dan Marry segera pergi memasuki desa, jangan lupakan juga Leon yang berjalan di sebelah Alsyena, tanpa bisa dilihat orang lain.

"Marry, mari kita cari tempat makan dulu." ucap Alsyena.

Marry menatap Nonanya khawatir, "T-tapi Non ... "

Alsyena menggeleng, lalu tersenyum lembut, "tidak papa Marry, jangan khawatir. Ayo cepat, sudah hampir malam."

Alsyena dan Marry pergi ke tempat makan yang lumayan ramai.

Memang, tempat makan itu tidak semewah tempat makan yang selama ini pernah Alsyena kunjungi, namun, tempat makan tersebut terlihat cukup layak.

Di dalamnya banyak pelanggan yang berbincang dan tertawa, terlihat begitu menyenangkan.

Daerah kumuh, tidak terlalu buruk. Mungkin cerita yang beredar di kalangan masyarakat tentang daerah kumuh yang begitu buruk, hanya di lebih-lebih kan saja, buktinya rakyat disini hidup seperti biasa. Batin Alsyena.

"Ingin pesan apa Nona?" tanya seorang pelayan yang mendatangi meja Alsyena.

"Aku ingin pesan menu yang paling banyak diminati, dan juga segelas teh hangat. Kalau Marry?"

"Saya pesan seperti Nona saja." jawab Marry.

Pelayan tersebut mengangguk-angguk, "baiklah, silahkan tunggu."

"Eh sebentar!" cegat Alsyena saat pelayan tersebut akan pergi.

"Iya? Ada apa Nona?" tanya pelayan itu bingung.

"Apakah kau tahu penginapan di sekitar sini?" tanya Alsyena.

Pelayan berambut keriting itu bertepuk tangan riang, "Di sini kami menyediakan penginapan juga Nona! Tidak begitu bagus, namun layak untuk Nona beristirahat!" jawabnya ceria.

Keberuntungan mendatangi gadis kecil itu, "baguslah, aku jadi tidak perlu berkeliling untuk mencari penginapan. Tolong pesankan satu kamar yang luas, cukup untuk dua orang." ucap Alsyena.

"Baik Nona!" balas pelayan itu, lalu berlalu pergi.

Setelah menunggu selama sekitar sepuluh menit, hidangan yang dipesan pun datang.

Mereka pun segera menyantap makanan yang di hidangkan, "Nona! Ini sangat lezat!" kaget Marry.

Alsyena mengangguk setuju, "ya ini cukup enak untuk makanan di restoran sederhana seperti ini."

Setelah menghabiskan makanan, mereka memutuskan untuk pergi ke kamar yang sudah di pesan sebelumnya.

"Marry, aku akan pergi keluar sebentar. Tenang saja, Aku pergi bersama Leon, kau istirahat saja disini." ucap Alsyena.

Another DimensionWhere stories live. Discover now