NINETEEN

21.5K 3.7K 29
                                    

Happy reading-!♡


Rapat masih terus berlanjut, saat ini kami sedang membahas tentang strategi yang akan kita gunakan untuk membasmi seluruh monster yang terkendali sihir bangsa demon.

"Kita hanya harus membunuh para monster yang disihir oleh bangsa demon. Kita tidak bisa membunuh semua monster yang ada di hutan terlarang, karena itu bisa mengakibatkan ketidak seimbangan ekosistem di hutan terlarang," jelas Carloz.

Vazeon mengangguk, "benar."

"Lalu, adakah cara untuk membedakan monster yang dikendalikan oleh bangsa demon, dan yang tidak?" Tanyaku spontan karena penasaran.

Seluruh orang langsung menatap kepadaku, ah sial aku jadi malu untuk bertanya lagi, mending aku diam saja deh.

"Hahaha, tak kusangka anak sekecil dirimu ternyata mengerti apa yang sedari tadi kita bahas," balas Carloz mengejekku, tidak dia bukan benar-benar mengejek, lebih tepatnya dia hanya menjahiliku. Dasar menyebalkan!

Aku mengangkat kepalaku, "jangan meremehkanku, aku lebih pintar dibandingkan anak seusiaku, dan jangan lupakan fakta bahwa aku di rekrut langsung oleh ketua," balasku sedikit menyombongkan diri.

Kulihat Carloz dan yang lainnya tergelak melihat tingkahku.

"Baiklah, aku akan menjawab pertanyaanmu tadi. Menurut informan kita, yang membedakan monster yang tersihir bangsa demon dan yang tidak tersihir adalah warna mata dan tanduknya. Monster yang disihir oleh bangsa demon, matanya berubah warna menjadi merah gelap dan memiliki dua tanduk besar yang runcing dan tajam," jelas Carloz panjang lebar.

Aku dan yang lainnya mengangguk paham, "itu berarti, kita tidak bisa menyerang mereka dengan cara biasa, kita butuh taktik untuk mengumpulkan para monster yang sudah tersihir di satu tempat dan menjauhkannya dari yang tidak tersihir, agar lebih mudah untuk membantai mereka sekaligus," ucapku.

Kulihat Vazeon tersenyum mendengar ucapanku, "Benar sekali, apakah kau mempunyai ide untuk taktik apa yang akan kita gunakan melawan mereka?" Tanya Vazeon, menatapku penuh minat.

Aku tahu Vazeon adalah orang yang pintar dan licik dalam menyusun rencananya, tapi mengapa dia menanyakan hal itu padaku? Apakah dia mencoba mengetesku? Baiklah kalau begitu, aku akan melampaui ekspetasimu.

Aku tersenyum santai, "ya, aku punya."

Vazeon dan anggota yang lain memusatkan perhatiannya kepadaku, "silahkan jelaskan," ucap Vazeon.

"Kita akan gunakan taktik pengepungan. Kita tidak bisa memberikan mereka waktu untuk kabur dan waspada, jadi kita perlu menyingkirkan mereka yang melarikan diri dengan cara pengepungan."

"Intinya, kita akan bagi kelompok. Satu kelompok yang akan masuk ke hutan terlarang dan menyerang monster yang disihir bangsa demon, dan kelompok lainnya menjaga diluar hutan terlarang untuk membunuh monster-monster tersebut yang kabur keluar hutan. Untuk monster biasa yang tidak disihir bangsa demon, bisa kita arahkan dan pancing mereka ke tempat yang jauh dari tempat operasi kita berlangsung," jelasku.

Yang lainnya menatapku takjub, Vazeon juga memasang senyum bangga kepadaku. Ya, siapa juga yang tidak takjub saat melihat bocah berumur 10 tahun sudah pandai berkata-kata dan membuat taktik penyerangan?

"Baiklah, rapat selesai disini. Seperti yang kalian tahu, operasi ini sangat dirahasiakan, karena kita, Shadow, selalu bergerak diam-diam, mengerti?" Ucap Vazeon.

"Dan operasi akan kita laksanakan tiga hari lagi, harap semuanya bersiap-siap." Ujar Vazeon mengakhiri percakapan.

Akhirnya rapat menegangkan ini selesai, aku bisa bernapas lega.

Kurasakan sebuah tepukan di punggungku, "Kerja bagus bocah," ucap seseorang itu, yang ternyata adalah Carloz.

Aku mendengus, "Otakku ini lebih berisi daripada yang kau kira Carl," balasku lalu pergi dengan sihir teleportasi setelah berpamitan pada anggota yang lainnya.

.
.
.
Bersambung...

Udah mulai nih, Alsyena udah mulai menunjukkan kemampuannya, duh nggak sabar deh lihat betapa kerennya Alsyena beraksi. (ノ*0*)ノ





Another DimensionWhere stories live. Discover now