FIVE

39.3K 5.1K 151
                                    

Happy reading-!♡


Samar-samar aku mendengar suara burung berkicau merdu. Aku mengerjap kala merasakan sinar matahari yang menyilaukan.

"Hah??" Dengan kaget aku bangun dari tempat tidur dan memandang tempat aku berada saat ini, "Tempat apa ini? Gue dimana?! Axel? Axell tolongin guee," kamar aku berada saat ini sangat indah dan luas seperti kamar seorang putri bangsawan. Masalahnya, kenapa aku bisa ada dikamar? Bukannya semalam aku dan Axel kecelakaan parah? Harusnya kan dibawa ke rumah sakit, ini gimana sih?

Dan juga kenapa semua barang terlihat membesar ya? Apa memang semua barang yang ada disini berukuran besar atau badanku yang mengecil? Ini sungguh aneh.

Krieet.

Ku alihkan pandanganku kearah pintu besar yang terbuka perlahan. Seorang wanita dengan pakaian pelayan ala-ala Kerajaan Eropa dengan rambut berwarna cokelat, memasuki kamar.

"Selamat pagi, Nona Alsyena. Maaf, saya masuk tanpa izin, saya sudah mengetuk pintu beberapa kali, tapi Nona tak menyahut, saya khawatir." Pelayan itu menunduk didepanku.

Apa maksudnya ini? Nona? Alsyena? Tunggu ... Sepertinya tidak asing?

Satu detik

Dua detik

Tiga detik

Sepuluh detik

HAH, ALSYENA?!

Apa-apaan ini? Kenapa aku dipanggil dengan nama Alsyena? Namaku kan Lessy! Alsyena itu kan nama antagonis di cerita yang siang kemarin aku baca, antagonis yang berakhir mati menyedihkan tanpa cintanya terbalaskan.

Dengan kaku aku berbicara, "Ini prank kan? Tolong bilang ini cuman prank! Ini nggak lucu sama sekali tau nggak?! Orang sakit malah di prank kayak gini!" ucapku dengan nada bergetar.

Lalu kutatap perempuan berpakaian pelayan tersebut terlihat panik, "Nona, nona merasa sakit? Apa perlu saya panggilkan tabib? Saya akan segera memberi tahu Tuan Duke," ucapnya terburu-buru, dan berbalik pergi.

"Tunggu!" Teriakku.

Pelayan itu berhenti, lalu menoleh terkejut kearahku.

"A-Aku tidak sakit! Aku sangat sehat, tidak perlu memanggil tabib atau apalah itu!" Ucapku panik.

Sebab aku merasa, hal buruk akan terjadi jika aku membiarkan pelayan itu pergi dan melapor pada Tuannya yang dipanggil sebagai Duke tadi.

Kulihat pelayan tersebut mengangguk-angguk cepat, "Syukurlah jika seperti itu. Ya sudah, mari saya antarkan ke kamar mandi Nona Alsyena, air hangat sudah disiapkan," ucapan pelayan itu lagi dan lagi membuatku kembali bingung.

"Alsyena Alsyena terus, namaku itu Lessy bukan Alsyena!" Jelasku dengan sebal.

"Loh ... Tapi kan nama Nona memang Nona Alsyena. Nona Alsyena De'Xavier," balasnya.

Duh nggak mungkin banget deh? Ini mereka kerja sama buat kerjain aku atau gimana sih? Kalau bener ini cuma prank, kuakui deh aktingnya bagus banget, aktingnya keliatan real dan natural.

Akupun melihat sekeliling kamar, dan tak kusangka menemukan kaca becar yang berada disamping tempat tidur tempat aku terbangun.

Aku segera turun dari ranjang dan berdiri di depan kaca besar yang berada di samping tempat tidur tadi.

Bayangan seorang gadis kecil dengan wajah yang sangat cantik dan imut terpantul di cermin. Rambut putih keperakan bergelombang yang halus dan lembut, mata berwarna senada yang mempesona, dan kulit putih bersih seperti salju.

Another DimensionWhere stories live. Discover now