FOURTY-NINE

10.4K 1.7K 32
                                    

Happy reading-!♡

Kini, seluruh anggota Shadow perwakilan dari tiap bidang sudah duduk mengelilingi meja besar berbentuk lingkaran, dan Vazeon selaku ketua dari mereka semua, mendudukkan dirinya di kursi paling besar dibandingkan kursi lainnya yang ada di ruangan itu.

Sedangkan Alsyena dan Azlan berdiri didepan sebuah papan besar dihadapan mereka.

Langsung saja, semua perhatian tertuju pada mereka berdua.

Vazeon mengetuk-ngetukkan jarinya diatas meja dengan pelan, "Informasi penting apa yang ingin kau sampaikan?" tanyanya.

Pertama-tama, Alsyena mulai mengenalkan Azlan terlebih dahulu pada mereka.

Tentu yang lain tak terlalu terkejut dengan kehadiran Azlan, karena siapa sih yang tidak mengenal penyihir agung hebat sepertinya di Kekaisaran ini?

Lalu dilanjutkan dengan Alsyena dan juga Azlan menceritakan semua yang mereka selidiki dan ketahui selama ini. Tak lupa mereka menawarkan kerja sama dan memberitahukan tujuan mereka.

Tentu saja, tanpa perlu waktu lama, Vazeon yang merupakan ketua dari Organisasi Shadow itu langsung menyetujui penawaran kerja sama tersebut.

Sudah jelas, mereka mempunyai tujuan yang sama, dan tak bisa membiarkan makhluk tersebut menguasai dunia mereka.

"Oh, Syena. Ada satu informasi lagi yang belum kuberitahu padamu sebelumnya." potong Azlan teringat sesuatu.

Alsyena menaikkan alisnya, penasaran, "Apa itu?"

"Aku tahu, pasti kalian semua sedang mengusut masalah ini. Masalah perdagangan manusia yang melibatkan salah satu bangsawan di Kekaisaran ini." ucap Azlan, ia menatap Vazeon dengan senyuman miringnya, yang justru terlihat menyebalkan bagi Vazeon.

Dengan tatapan tajamnya Vazeon membalas, "Ya, kami tak bisa membiarkan masalah ini begitu saja. Kami juga sudah memberitahukan perihal ini pada yang mulia Kaisar, dan ia mengizinkan kami untuk membersihkan dan memberantas mereka."

Azlan mengangguk, "Aku tahu itu. Tapi tahukah kamu, masalah ini juga melibatkan para demon?" ucap Azlan menyeringai.

Vazeon tersentak pelan, apa benar masalah itu juga termasuk ulah demon?

"Yah, seperti yang kau pikirkan. Keluarga bangsawan Count Livocs dan para pengikutnya ikut andil dalam kegiatan bejat tersebut. Dan tahukah kamu? Dibalik sikap beraninya keluarga Count Livocs, ada para demon yang mengendalikan mereka dari belakang. Count Livocs membuat perjanjian dengan demon. Itu yang aku ketahui selama menyelidiki mereka, itu semua kulakukan karena mereka benar-benar mencurigakan." jelas Azlan panjang lebar.

Bang!

Vazeon memukulkan tinjunya ke meja didepannya. Ia mengepalkan tangannya dengan kuat. Rasa jijik bercampur amarah terpancar darinya yang ditujukan untuk demon dan keluarga Count Livocs.

Dan Alsyena, yang baru mengetahui informasi itu, mengepalkan tinjunya, dipenuhi dengan keinginan untuk membakar habis orang-orang tidak berotak yang mengusik kehidupan berharganya.

Dengan tatapan yang tajam dan dingin, ia berkata dengan tegas, "Aku bersumpah. Aku pasti akan membunuh para demon dan orang-orang sialan itu!" matanya bersinar seperti bilah pedang.

Carloz selaku wakil ketua Shadow dan seseorang yang paling cepat memulihkan keterkejutan dan kemarahannya, langsung menenangkan semua orang di dalam ruangan.

"Tenanglah semuanya. Sekarang kita sudah tau sedikit demi sedikit informasi. Jadi, mari kita pikirkan cara untuk mengalahkan mereka, dimulai dari ekornya terlebih dahulu agar tak menganggu kita saat akan menangkap kepalanya." ucap Carloz. Ia memanglah orang yang paling cepat berpikir dan berkepala dingin.

Semuanya mengangguk menyetujui, hari itu pun mereka habiskan untuk membahas rencana-rencana yang akan mereka lakukan kedepannya.

Mereka benar-benar tak akan membiarkan demon bertindak seenaknya.

.
.
.
Bersambung...

Aku ngetik ini disela-sela jamkos 😥

Another DimensionWhere stories live. Discover now