THREE

41.2K 4.9K 225
                                    

Happy Reading-!♡


"Dasar jalang!"

"Wanita tak tau diri!"

"Dasar wanita jahat!"

Orang-orang itu meneriaki seorang gadis yang duduk bersimpuh diatas tanah, gadis itu adalah Alsyena, yang diikat tangan dan kakinya, siap untuk dieksekusi atas tuduhan telah melakukan percobaan pembunuhan pada Putri Liria, tunangan Putra Mahkota, Zephyr.

Alsyena hanya menundukkan kepala, terlalu malu untuk sekedar mengangkat kepalanya dan memperlihatkan wajahnya yang sudah kusam karena terlalu lama dikurung di penjara bawah tanah.

Ia juga pasrah menerima hukuman dan tak membantah tuduhan tersebut, karena menurutnya itu hanyalah hal yang sia-sia.

Tak ada yang membela dirinya, bahkan dirinya sendiri pun tak mampu membela diri sendiri, biarlah semua berakhir seperti ini, dirinya memang sedari awal sudah dicap sebagai penjahat, mau membela diri sampai bagaimanapun tidak akan melepaskan dirinya dari hukuman, karena sudah terlalu banyak kejahatan yang ia lakukan, ia pasrah apabila hidupnya sudah cukup sampai disini.

"Bersiaplah Alsyena, ini adalah akhir dari hidupmu." Kata Putra Mahkota Zephyr, menatap sinis kearah Alsyena. Seorang penjahat yang selalu mengganggu hubungannya dengan Liria selama ini.

Setitik air mata lolos di pipi Alsyena, dirinya tak pernah menyangka bahwa orang yang begitu dicintainya akan menjadi orang yang akan memenggal kepalanya.

"T-tidakk!! Adikku! Adikku!" Terdengar teriakan putus asa dari Ravano, kakak kembar Alsyena.

Alsyena menoleh, tersenyum kearah keluarganya, disana ia melihat Ravano menangisinya, sedangkan Ayah, kakak pertamanya, dan Ravino kembaran Ravano, hanya menatap dingin tanpa tergerak sedikit pun.

"Selamat tinggal semuanya." Gumam Alsyena lirih.

Tak lama, kepala Alsyena langsung ditempatkan di guillotine itu. Alsyena menutup matanya, dirinya tak sanggup melihat pria yang dicintainya berjalan mendekat untuk segera mengakhiri hidupnya.

"Hiks ... Yang Mulia, tolong jangan lakukan ini." Liria menarik lengan Zephyr, sebelum Zephyr berhasil sampai ke tempat Alsyena berada, Liria memeluk tubuh Zephyr sambil menangis tersedu-sedu.

"Dia telah mencoba membunuhmu Liria. Bagaimana bisa aku membiarkannya begitu saja? Dia harus menerima hukuman yang kejam, karena berani-beraninya mengusik tunanganku ini." Zephyr berujar lembut, tangannya terangkat untuk mengelus kepala Liria, membantu menenangkannya.

"T-tapi, jangan membunuhnya Yang Mulia. I-ini semua salah saya, bukan salah Nona Alsyena." Air mata bercucuran dipipi gadis cantik itu.

Zephyr menggeleng, "Dia tidak pantas dikasihani, selama ini dia sudah membuatmu menderita Liria," Ucap Zephyr, menatap Liria dengan pandangan sedih, bagaimana bisa ada seseorang yang tega menyakiti gadis sebaik dan setulus Liria, pikirnya.

Para rakyat yang menyaksikan hal itu, menatap sendu pada Liria, mereka juga berpikiran yang sama dengan Zephyr, bagaimana bisa Putri Liria begitu baik pada orang yang mencoba membunuhnya.

Setelah menenangkan Liria, Zephyr kemudian melepaskan dengan pelan pelukan dan tangan Liria yang memegang lengannya.

Lalu ia melanjutkan berjalan ke guillotine tempat kepala Alsyena diletakkan.

"Zephyr, aku tidak pernah menyesal mencintaimu." Gumam Alsyena, tersenyum lembut pada Zephyr yang sudah berada didepannya, siap untuk memenggal kepalanya.

Craang!

Itulah akhir dari hidup Alsyena. Sang antagonis yang mati tanpa mendapatkan cinta yang begitu diharapkannya. Sudah tak ada lagi orang yang menganggu hubungan Putra Mahkota Zephyr dan Putri Liria. Putra Mahkota Zephyr dan Putri Liria menikah, Mereka pun hidup bahagia di Kekaisaran Rhyster hingga akhir hayat.

Tamat.

.
.
.

"Sumpah ya, gue masih nggak ngerti apa yang sebenernya terjadi, bukannya Alysena ini harusnya tokoh utama ya? Kan deskripsi penampilan dia tuh sama kayak gambar yang ada di sampul! Tapi kenapa malah di ceritanya, dia jadi antagonis dan mati? Harusnya yang mati tuh si Liria, dasar pelakor! Duh gue masih nggak terima Alsyena mati, padahal cinta dia ke Zephyr itu tulus banget! Arghh Zephyr juga brengsek banget, bisa-bisanya lebih pilih Liria bego dibanding Alsyena!"

Ini sudah lebih dari dua kali aku membaca novel itu, tapi aku masih tetap saja tak mengerti apa maksud novel tersebut. Alsyena yang harusnya tokoh utama menjadi antagonis?

Apakah ini yang dimaksud dengan Protagonis jahat? Hmm, sebenarnya aku juga pernah melihat tokoh yang seperti ini. Ya, dari anime death note. Sang tokoh utama protagonis yang sikapnya malah lebih tepat disebut sebagai antagonis.

"Ini authornya minta disantet apa gimana sih?! Karakter kesukaan gue kok dibikin is dead?!" Aku membanting buku novel itu diatas kasur, beneran deh, aku kesel banget!

Dengan segera aku mengambil handphone ku dan menekan tombol telepon. "AAAAA AXEELL," teriakku kencang saat panggilan tersambung.

"Nggak usah teriak, kuping gue sakit! Kenapa nelpon? Udah selesai baca novelnya?"

Aku menganggukkan kepala, walau tau hal itu tidak dapat dilihat Axel, "Iyaaa! Axel sumpah gara-gara novel lo gue jadi kesel bangett! Masa karakter kesukaan gue matii."

"Alsyena ya? Iya sih, gue juga waktu selesai baca kesel banget. Soalnya Alsyena itu karakter kesukaan gue juga, dia cewek kuat nggak menye-menye kayak si Liria yang dikit-dikit nangis."

Aku menghentakkan kaki kuat, "Sumpah, rasanya Liria pengen gue bejek-bejek ampe nggak berbentuk! Ish kesel banget anjir," Entah sudah berapa kali kuucapkan perasaan kesalku, tetap saja rasa kesal itu tak hilang.

Terdengar tawa disebrang sana, "Hahaha, yaudah habis ini kerjaan gue selesai, gue jemput lo di apart. Kita jalan-jalan ke pasar malam biar kesel lo ilang."

Aku mengangguk senang, Axel memang yang paling mengerti diriku, "Okee, cepetan nggak pake lama!" Ucapku, lalu beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap-siap.

Setelah menunggu beberapa menit, Axel sampai di apartemenku. Kita pun langsung saja pergi menuju pasar malam.

.
.
.
Bersambung...

Hellooo~ siapa nih yang nonton anime death note? Cung angkat tangan 🤗☝️

Another DimensionWhere stories live. Discover now