TWENTY

21.9K 3.7K 62
                                    

Happy reading-!♡


Hari berlangsungnya operasi penyerangan monster dihutan terlarang pun tiba.

Aku diikutkan dalam kelompok Vazeon, yang akan masuk ke dalam hutan terlarang dan menyerang para monster yang tersihir oleh bangsa demon.

"Ternyata ini lebih melelahkan dari yang kubayangkan," ucapku.

Carloz menoleh, "Ya, wilayah hutan terlarang sangat besar dan luas, meskipun kita sudah mempercepat perjalanan kita, tetap saja perlu waktu lama untuk sampai di tengah hutan," jelasnya.

Sudah enam hari terlewati, di hutan terlarang. Aku tak menyangka akan selama ini, aku belum bisa memikirkan rencana saat pulang ke mansion nanti, bagaimana jika ayah dan yang lainnya menyadari keberadaanku yang tidak ada di mansion? Apa aku akan dihukum? Atau bahkan dibunuh oleh mereka? Membayangkannya saja sudah membuat bulu kudukku merinding.

Vazeon tak pernah memberi tahuku, kalau akan selama ini saat menyelesaikan misi, bisa beberapa hari bahkan beberapa bulan. Dia benar-benar menyebalkan bukan?

Sudahlah, mari kita pikirkan masalah itu nanti, aku harus fokus terlebih dahulu pada operasi ini agar terlaksana sesuai rencana yang sudah kita susun.

"Tapi, sejauh kita berjalan, belum ada tanda-tanda monster yang tersihir muncul, bagaimana bisa begini? Hutan terlarang yang biasanya penuh akan monster, sekarang terlihat sunyi" Bingung Carloz.

Vazeon menanggapi, "Mungkin, mereka sedang bersembunyi sambil menunggu peluang untuk menyerang."

Aku tersentak pelan, penuturannya itu bukannya membuatku tenang, tapi semakin membuatku gugup dan gelisah.

"Kau baik-baik saja Syena?" Tanya Ally, ya perempuan itu satu kelompok penyerangan denganku.

Aku tersenyum, "ah, iya, aku hanya sedikit gugup," balasku.

Ally menepuk kepalaku yang hanya setinggi pinggangnya, "wajar, ini misi pertamamu. Jika kau kenapa-kenapa bilang padaku, aku akan membantumu," ujarnya.

Aku mengangguk, "Baiklah Ally, terima kasih."

Lapor, kelompok 2 sudah menjauhkan para monster yang tidak tersihir, ke bagian barat hutan. Sekarang kelompok 1 bisa bebas membunuh para monster yang tersihir tanpa ada kendala.

Suara yang berasal dari telepati itu memenuhi kepala setiap orang di kelompok 1, memang ada beberapa anggota Shadow yang mempunyai kemampuan telepati, dan mereka ditempatkan di masing-masing kelompok yang dibentuk.

Harvin, pemilik kemampuan telepati yang ada di kelompok 1, balas menjawab.

Baik, kelompok 1 akan mempercepat pergerakan, kami hampir sampai di tengah hutan.

"Bersiap semuanya!" Perintah Vazeon.

Semuanya mengangguk, lalu berlari dengan cepat menggunakan sihir elemen angin yang dipusatkan di bagian kaki, untuk beberapa anggota yang tidak memiliki elemen angin, dibantu dengan yang memiliki elemen angin, akupun juga membantu beberapa orang, agar tak tertinggal. Dengan begitu, kita bisa menghemat waktu dan mempercepat pergerakan.

Sesampainya di tengah hutan, aku mengerjab takjub, wilayah ini benar-benar berbeda dengan wilayah yang daritadi kita lewati.

Bagian tengah hutan terdapat sebuah pohon besar yang batang ranting dan daunnya terletak sangat tinggi, sampai menyentuh awan.

Jika dibandingkan dengan kami, kami hanyalah terlihat seperti seekor semut didepan pohon itu, karena pohonnya memang sebesar itu.

"Ini pohon dunia," jelas Vazeon saat melihat raut wajahku.

Serius? Pohon dunia ditengah hutan terlarang? Hah gila.

GRRRRRR

GRRRRRR

GRRRRRR

Aku dan yang lainnya bersikap waspada seketika, barusan terdengar suara geraman yang kutebak pasti berasal dari para monster yang sudah disihir bangsa demon.

Dan benar saja, para monster tersebut memunculkan dirinya, nampak matanya yang merah kelam dan tanduk runcing dikepala mereka.

"Semuanya serang!!" Perintah Vazeon, lalu segera maju membantai para monster.

Disaat yang lain sudah bergerak membunuh monster, aku terdiam sejenak ditempat saat menyaksikan pemandangan baru yang aku lihat.

Para monster yang menyerang membabi buta, dan anggota Shadow yang berusaha membunuh mereka.

Darah berceceran memenuhi tubuh mereka, bau khas pohon yang tadinya kucium, sudah bergantikan dengan bau anyir darah yang menyengat indra penciumanku.

Hahahah ini pemandangan yang gila.

"Kenapa diam saja! Serang!" Sentak Vazeon marah, membuat kesadaranku kembali.

Aku mengambil pedang di pinggangku, pedang ini adalah pedang yang diberikan Vazeon padaku, sebelum pergi melaksanakan misi, karena aku belum memiliki senjata apapun.

Segera aku menyerbu ke depan dan mengayunkan pedang ditanganku, seperti apa yang sudah kupelajari. Ilmu pedang yang kupakai juga ku campur dengan beberapa serangan bela diri yang pernah kupelajari di duniaku yang dulu, seperti tendangan dari bela diri taekwondo, dan tebasan dari bela diri kendo. Gaya berpedangku memang jadi terlihat aneh, namun kuat.

GRRRRRR

"Sialan!" umpatku saat melihat lima monster mendatangiku sekaligus.

Aku menoleh ke sekeliling, semuanya sedang sibuk menghadapi monster masing-masing, tak ada yang bisa kumintai tolong.

"Tuan, Rezero memuat misi hari ini."

'Sial! Kenapa harus sekarang Rezero!'

_________________________________
Mission of the day :

Membunuh 20 monster untuk meningkatkan kemampuan bertarung anda.

Klasifikasi                : Special
Tingkat kesulitan  : B +
Batas waktu             : 360 menit
Hadiah                       : 20.000 point
Jika gagal                  : Akan mati terbunuh.
___________________________________

Aku memegang erat pedang ditanganku, sungguh aku merasa kesal sekarang. Lihat saja, akan ku bunuh semua, para monster sialan ini!

.
.
.
Bersambung...




Another DimensionWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu