FOURTY-FOUR

11.3K 1.9K 39
                                    

Happy reading-!♡

Ternyata saat Alsyena tenggelam dalam danau, ia menemukan sebuah goa di pinggirnya, dengan segera gadis itu berusaha berenang mendekati goa.

"Huahh!" Alsyena berhasil memasuki goa, ia bernapas lega saat berhasil menghirup udara sebanyak-banyaknya.

Tak lama berselang setelah ia sampai di goa, Azlan datang.

Segera gadis itu menarik kasar kerah pakaian Azlan, "Maksudnya apa?! Tiba-tiba mendorongku seperti itu?!" marahnya.

Laki-laki itu mengangkat kedua tangannya didepan, "Hei tenanglah, aku memang bertujuan membawamu kesini. Lihatlah sekelilingmu."

Alsyena langsung melihat sekelilingnya. Mungkin karena sebelumnya pandangannya masih buram akibat usai menyelam, tapi sekarang ia bisa melihat dengan jelas apa yang ada di dalam goa tersebut.

Terdapat beberapa meja dan kursi di pojok ruangan, lemari pakaian, dan tempat tidur. Di sisi yang lainnya terdapat halaman luas dengan berbagai macam jenis senjata berjejer di sekitarnya, seperti sebuah tempat latihan.

"Ini merupakan tempat rahasiaku." ucap Azlan tersenyum.

Alsyena mendengus, lalu melepaskan cengkraman pada kerahnya.

"Aku terkejut sialan! Kan bisa beritahu aku sebelumnya, aku bisa pergi sendiri, tak perlu kau dorong!" omelnya.

"Maaf, maaf. Jika kuberitahu kau untuk masuk ke dalam danau, aku takut kau tak percaya, dan berpikir bahwa aku menyuruhmu untuk bunuh diri." balas Azlan dengan kekehan ringan.

Ia berjalan ke arah ruangan yang terlihat seperti dapur, lalu menyeduh cokelat hangat untuk mereka berdua.

"Bagaimana bisa kau memindahkan semua barang-barang ke dalam goa? Padahal diluar sana dipenuhi air danau?" tanya Alsyena penasaran.

"Sihir bisa melakukan apapun, sayang." balas Azlan.

"Oh, apa kau kedinginan?" tanyanya.

"Butuh pelukan?" Laki-laki itu mendekat pada Alsyena yang menatapnya tajam sambil memeluk tubuhnya sendiri yang bergetar.

Suhu air danau saat malam hari cukup membuat gadis itu menggigil kedinginan.

Azlan meraih mantel yang tergeletak diatas meja dan melingkarkannya pada bahu Alsyena, "Pakai itu sebentar, akan kucarikan baju ganti yang bisa kau pakai. Duduk tenang dan minum cokelat hangat itu." suruhnya.

Ekspresi Alsyena melunak, kehangatan dan aroma khas yang berasal dari laki-laki itu membuatnya sedikit tenang.

"Aroma yang enak." ucap Alsyena jujur sambil terus mengendus mantel milik Azlan tanpa sadar.

"Sedang apa?"

Alsyena langsung gelagapan saat tertangkap basah oleh Azlan sedang mengendus-endus mantelnya.

"T-tidak! Mantelmu bau! Sudah berapa hari tidak kau cuci? Ewhh." ucap Alsyena beralasan.

Azlan yang mendengar itu langsung mendekat dan mengambil mantelnya, "Harum kok?" balasnya setelah mencium aroma dari mantel miliknya.

"Penciumanmu bermasalah!" elak Alsyena, lalu mengambil sebuah kemeja ditangan Azlan, "Ini untukku kan? Dimana aku bisa berganti pakaian? tidak mungkin kan aku berganti didepanmu?"

Azlan terkekeh, ia menunjuk ruangan sebelah kanan, "Disana ada kamar mandi, kau bisa berganti pakaian disana."

Gadis itu segera pergi dari hadapan Azlan untuk berganti pakaian.

Beberapa menit kemudian, Alsyena keluar dari kamar mandi dan menghampiri Azlan yang sedang duduk diatas kasurnya dengan beberapa kertas yang Alsyena sendiri tak tahu apa isinya, berjejeran di hadapannya.

"Kertas-kertas apa itu?" tanya Alsyena.

Azlan menoleh, seketika ia tersentak melihat penampilan gadis itu.

Alsyena terbalut dalam kemeja putih kebesaran miliknya. Dan panjang kemejanya menutupi hingga lutut gadis itu. Alsyena jadi terlihat mungil, padahal Alsyena termasuk gadis yang tinggi jika disandingkan dengan banyak gadis seumurannya. Namun dalam balutan kemeja miliknya, Alsyena seperti tenggelam.

"Kenapa menatapku seperti itu?!" ucap Alsyena saat menyadari Azlan terus memandanginya tanpa berkedip sedikitpun.

Azlan menggeleng dengan cepat, "T-tidak! Bukan seperti yang kau pikirkan!"

Alsyena memicingkan matanya, merasa curiga.

"Memang, apa yang kupikirkan?" tanyanya.

Azlan gelagapan, "Sudahlah, mari kita bahas topik utama kita dan mulai berbagi informasi." ucapnya mengalihkan topik.

Alsyena mengambil salah satu kursi dan menariknya mendekat pada Azlan yang duduk diatas kasur.

"Mari kita mulai."

.
.
.
Bersambung...

Gimana? hayoo yang udah suudzon sama Azlan nih, minta maap cepetan wkwkwk

Another DimensionWhere stories live. Discover now