FOURTY-EIGHT

9.9K 1.7K 16
                                    

Happy reading-!♡

"Syena, kau terlihat berbeda." ucap Azlan terpaku saat melihat penampilan Alsyena saat ini.

Entahlah, ia juga bingung apa yang berubah dari Alsyena. Sejak awal gadis itu memang cantik, namun entah kenapa saat ini dia menjadi jauh lebih cantik dan ia mempunyai aura yang membuat orang lain ingin terus memandanginya.

Bagaimana bisa gadis itu berubah secepat itu, padahal baru kemarin malam ia bertemu dengannya. Setahunya, tak ada sihir yang bisa mengubah wajah manusia menjadi jauh lebih cantik dan menarik.

Gadis didepannya ini sangatlah misterius.

Kekuatan apa yang sebenarnya ia miliki?

Azlan tau Alsyena mempunyai potensi yang bagus diumurnya yang masih muda. Tapi, dia belum benar-benar melihat kemampuan gadis itu.

Azlan penasaran.

"Beda bagaimana?" tanya Alsyena bingung, membuyarkan lamunan Azlan.

Azlan menggeleng, "Kau terlihat sangat cantik." ucapnya jujur.

Bukannya bersemu atau tersipu malu, Alsyena justru mendengus malas, "Berhenti menggodaku, cepat sinikan tanganmu." pinta Alsyena.

Dengan senang hati Azlan memberikan tangannya untuk digenggam oleh tangan kecil Alsyena.

Tapi, setelah Azlan merasakan tangan Alsyena, betapa baru ia menyadari bahwa Alsyena masihlah seorang gadis kecil. Alsyena terlalu dewasa untuk anak seumurannya.

Bagaimana bisa anak seusia Alsyena sudah bisa mengerti tentang misi penyelamatan dunia? Padahal putri bangsawan seusianya sibuk mengadakan pesta teh dan bercanda ria dengan teman-temannya.

Ah lagi-lagi Azlan merasa penasaran.

Hari ini, Alsyena mengajak Azlan untuk pergi bersama ke markas Shadow.

Mereka berdua hendak mengajak Vazeon untuk ikut bekerja sama. Karena sudah pasti, mereka semua mempunyai tujuan yang sama, yaitu menyingkirkan para demon.

Mereka sampai di sebuah restoran yang cukup ramai dan terkenal di Ibukota.

Azlan menatap bingung Alsyena, tapi gadis itu langsung mengisyaratkan Azlan untuk diam dan terus mengikutinya saja tanpa banyak bicara.

Alsyena berbicara pada seorang pegawai kasir didepannya. "Cuaca hari ini panas karena matahari terik sekali. Tolong bawakan aku secangkir jus yang dapat membuatku merasa seperti di bawah bulan." ucapnya.

Penjaga kasir didepannya langsung siaga, "Baik Nona, silahkan saya antar ke ruangan terbaik di restoran kami, agar Nona merasa nyaman seperti dibawah sinar rembulan."

Setelah itu, Alsyena dan Azlan dibawa ke sebuah ruangan mewah dan privat.

Sekedar informasi, restoran ini merupakan salah satu restoran yang dibangun oleh organisasi Shadow, dan semua karyawan yang dipekerjakan di restoran adalah anggota Shadow yang ditugaskan dalam bidangnya masing-masing.

Semua restoran yang dibangun mempunyai tempat khusus tersembunyi yang langsung memindahkan kita ke markas utama Shadow.

Setelah memasuki ruangan, Alsyena menyuruh Azlan duduk.

SHUUTT

Dalam sekejap, pandangan mereka berubah menjadi terowongan luas yang dipenuhi cahaya obor di sepanjang kanan dan kiri dinding terowongan.

Azlan menatap sekelilingnya dengan takjub, persis sekali seperti Alsyena saat gadis itu pertama kali dibawa ke markas oleh Vazeon.

Rintangan demi rintangan dilalui meskipun sedikit kesulitan karena Azlan tak menyangka semua hal itu mendadak muncul dan menyerangnya, ia orang yang mudah terkejut, jadi ia cukup kesulitan karena selalu dikejutkan oleh jebakan-jebakan baru lainnya.

Mungkin jika ia sudah tahu dimana letak-letak jebakan yang akan muncul, ia tak akan terkejut dan kesulitan seperti itu.

Sedangkan Alsyena terlihat santai menghadapi semua jebakan yang muncul secara mendadak. Namun, ia merasa sepertinya level rintangan ini semakin lama semakin tinggi.

Suatu hari, Alsyena pernah menanyakannya pada Vazeon, mengapa rintangan disepanjang jalan menuju markas semakin sulit dari sebelum-sebelumnya.

Dan Vazeon menjawab, itu semua ia lakukan agar kekuatan para anggota Shadow tidak melonggar, hitung-hitung sebagai latihan.

Krieett

Setelah membuka pintu, Alsyena dan Azlan masuk bersama ke dalam markas utama Organisasi Shadow.

Pandangan yang lainnya langsung saja tertuju pada seseorang yang baru memasuki ruangan.

Bukan, bukan karena mereka melihat orang asing yang memasuki markas, yaitu Azlan.

Tetapi karena mereka tertegun menyaksikan penampilan Alsyena.

Wajahnya sangatlah indah. Dengan rambut berwarna perak yang panjang dan lembut, wajah tirus, mata berwarna perak jernih yang tajam namun lucu seperti kucing, hidung mancung seperti perosotan, pipinya sedikit kemerahan sangat kontras dengan warna kulitnya yang seputih salju, bulu matanya panjang dan lentik serta bibir tipis berwarna merah muda yang lembab.

Siapa yang tidak akan mengalihkan perhatiannya saat melihat gadis sesempurna Alsyena ada disekitar mereka.

Vazeon yang pertama kali tersadar dari lamunannya, lalu berucap dengan nada datar. "Apa kabar Syena."

Syena tersenyum kikuk, "Em? Baik?"

Ia cukup terkejut saat melihat banyak perhatian tertuju padanya setelah ia menaikkan kecantikannya menjadi 100 persen.

Ia jadi malu sendiri saat berhadapan dengan banyak orang. Ah tapi sudahlah, bukan saatnya untuk bermain-main seperti ini, ia kesini untuk suatu hal yang penting.

Dengan cepat Alsyena mengatur raut wajahnya menjadi serius, "Kita punya informasi penting, dan harus mendiskusikannya sekarang juga."

Seketika, Anggota Shadow yang lain langsung berdiri tegap dan siaga.

"Mari pindah ke ruangan rapat." ujar Vazeon.

.
.
.
Bersambung...

Another DimensionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang