FIFTY

10K 1.6K 5
                                    

Happy reading-!♡

Beberapa hari setelah rapat dan menyusun rencana, mereka memutuskan untuk mengurus masalah keluarga Count Livocs terlebih dahulu.

Sekarang, mereka semua sudah bersembunyi dan mengepung kediaman keluarga Count Livocs secara diam-diam.

Sambil menunggu perintah untuk bergerak maju.

• Kediaman sudah aman, para pelayan, perawat kebun, dan orang-orang yang tak terlibat lainnya sudah kuberi sihir yang membuat mereka tertidur. Sekarang, segera tim 2 yang bertugas memindahkan tubuh orang-orang itu ke tempat lain, bergerak maju.

Azlan yang dapat diandalkan sudah lebih dulu mengamankan kediaman Count Livocs dan ikut memimpin pergerakan. Ia memonitor seluruh pergerakan tim dari balik layar, dan mengarahkan mereka sesuai dengan tugas masing-masing yang sudah ditentukan sebelumnya.

• Tim 1 segera masuk ke dalam. Sedangkan tim 3 tetap berjaga-jaga diluar kediaman.

Setelah selesai menjauhkan orang-orang yang tak terlibat, tim 1 yang diketuai oleh Vazeon segera melangkah masuk, memasuki kediaman.

Namun, langkah mereka semua harus terhenti tatkala menyaksikan pemandangan yang damai di ruang makan.

Count Livocs beserta keluarganya terlihat sedang berkumpul makan bersama dengan santai dan tenang, tak memperdulikan musuh asing yang masuk ke kediamannya, seakan menganggap mereka bukanlah apa-apa, hanya sekumpulan serangga yang menganggu.

Melihat itu, mata Alsyena berkilat marah. Manusia sialan itu terlihat tak merasa bersalah sama sekali telah melakukan berbagai macam hal jahat hingga bersekutu dengan demon.

Vazeon mengangkat punggung tangannya, menyuruh para anggota Shadow lainnya berhenti mengikutinya dan diam saja dibelakangnya.

Sedangkan ia melangkah dengan pelan dan penuh kehati-hatian menghampiri keluarga Count Livocs sambil menggenggam pedangnya dengan waspada.

"Bagaimana bisa kau bersikap begitu tenang, disaat kebusukanmu sudah terbongkar." ucap Vazeon tajam.

Count Livocs dan keluarganya seketika menoleh.

Saat itu juga, seluruh anggota Shadow di tim 1 membelalakkan matanya terkejut.

Apa yang mereka lihat adalah Count Livocs beserta keluarganya yang perlahan-lahan mulai berubah secara mengerikan. Wajahnya memerah, seluruh matanya berwarna hitam pekat dan gigi-gigi berubah menjadi taring. Dua tanduk runcing juga mulai muncul diatas kepalanya, jari tangan mereka pun memanjang disertai kuku-kuku runcing.

Sungguh mengerikan. Mereka sudah tidak berbentuk seperti manusia lagi.

Alsyena bergidik melihat perubahan tiba-tiba itu.

Keluarga Count Livocs sudah benar-benar bergabung menjadi bawahan demon.

Termasuk sang pemeran wanita utama dalam novel aslinya, Liria De'Livocs.

• Semuanya, aku menemukan pergerakan aneh di ruang bawah tanah kediaman Count Livocs. Tolong tim lainnya segera periksa kesana.

Azlan memberi sinyal lagi lewat telepati kepada semua anggota yang bertugas.

Vazeon menoleh dan menatap Carloz, laki-laki itu mengangguk singkat, "Aku akan memimpin tim untuk memeriksa ruangan bawah tanah." segera setelah mengatakan itu, beberapa anggota berlari mengikuti dibelakang Carloz, dengan arahan Azlan lewat telepati, Carloz dan tim pun berhasil menemukan ruangan bawah tanah tersembunyi milik Count Livocs.

"HAHAHAHA!!"

Tawa menggelegar itu mengejutkan semua orang.

Count Livocs bangkit dan mulai tertawa terbahak-bahak, dia sudah tidak waras.

"Semuanya, waspada." titah Vazeon.

Pedang ditangan masing-masing mereka genggam dengan erat. Sedikit merasa gugup karena ini kasus pertama mereka menghadapi bawahan demon langsung. Biasanya mereka hanya menghadapi makhluk-makhluk yang disihir oleh demon.

Makhluk-makhluk yang disihir oleh demon itu kuat, bagaimana dengan bawahan demon? Ras demon asli? Atau bahkan pemimpin para demon? Seberapa kuat mereka?

Pertanyaan itu terus berkeliaran dikepala tiap orang yang ada disana.

Tapi, pertanyaan itu segera terjawab saat melihat Vazeon menebaskan pedang hitam ditangannya tanpa ada emosi yang nampak sekalipun diwajah tampannya.

Tatapan matanya datar saat pedang miliknya bergerak bebas tanpa ragu-ragu menebas segala sesuatu didepannya.

Seni pedang milik Vazeon sangatlah menakjubkan. Seni pedang itu terlihat agresif tetapi bersih dan rapi.

Sudut bibir Alsyena berkedut. "Itu keren." gumamnya.

Mereka semua melihatnya pada saat itu.

Pedang itu mengiris kepala Count Livocs seolah-olah sedang memotong tahu.

Ya. Anggota Shadow semuanya percaya.

Ketua mereka sangatlah kuat.

Vazeon berada dilevel yang berbeda.

.
.
.
Bersambung...

Another DimensionWhere stories live. Discover now