FIFTY-TWO

9.7K 1.7K 51
                                    

Putar Lilith by Peter Gundry agar kalian bisa merasakan sensasinya.

Happy reading-!♡

Suasana sangat menegangkan, namun mereka berhasil menghabisi para chimera yang mengepung dengan begitu mudah.

Itu membuktikan, kekuatan para anggota Shadow bukanlah hal yang bisa diremehkan, mereka bisa saja melakukan pemberontakan di dalam Kekaisaran karena betapa kuatnya mereka. Tapi, itu semua bukan tujuan mereka, mereka tak seserakah itu. Tujuan mereka hanya melindungi tempat dimana mereka dilahirkan dan tempat mereka bernaung. Yaitu Kekaisaran Rhyster.

Mereka semua kuat.

Namun, tidak lebih kuat dari Vazeon.

Disaat Anggota Shadow lainnya menghabisi para chimera, Vazeon mengambil bagian melawan para anggota keluarga Count Livocs lainnya yang juga berubah menjadi bawahan demon.

Alsyena? Gadis itu fokus pada pertarungannya melawan Liria.

BAAAAAMMM-!

Liria melancarkan bola api ke arah Alsyena yang jaraknya terpaut lumayan jauh.

Karena perbedaan jarak yang lumayan tersebut, Alsyena tidak menyia-nyiakan momen singkat itu, angin puyuh mulai berkumpul dipergelangan kaki Alsyena, dengan cepat tubuh Alsyena melesat menuju kearah Liria.

Alsyena mempertipis jarak diantara mereka. Ia mengambil strategi seperti itu karena sedari tadi Liria terus menyerangnya dari jarak jauh. Sepertinya mengalahkan Liria melalu jarak dekat adalah solusi menyelesaikan pertempuran ini.

Alsyena menggerakkan pedangnya sebelum Liria bisa melancarkan serangan kembali.

SREEETTT-!

"Ugghh!" Liria merintih kesakitan kala mendapati tangannya menerima luka yang dalam dari pedang Alsyena.

Tangannya mengeluarkan banyak darah berwarna merah kehitaman. Darah itu muncrat begitu saja dan mengotori wajah serta pakaian Alsyena.

Meskipun wajah Alsyena dipenuhi dengan noda darah Liria, tapi gadis itu masih tetap menampilkan wajah dingin dan tanpa emosi.

Namun, perlahan, Alsyena mulai menyeringai, "Sepertinya kamu tidak akan bisa menyombongkan diri seperti sebelumnya."

Alsyena pun mengajukan pertanyaan yang sangat singkat, "Dimana demon Asmodeus?"

Bukannya jawaban yang terdengar, justru tawa mengejek milik Liria yang terdengar.

"Kekeke, kekeke--"

Bahunya bergerak naik turun saat dia mulai tertawa.

Senyuman cerah nampak diwajah menyeramkan Liria.

"Mengapa kamu mencari tuan Asmodeus? Apakah kamu ingin menemukan dan membunuhnya?"

Liria tertawa geli. Ia memandang rendah Alsyena, dimulai dari ujung kepala sampai ujung kaki sebelum berbicara. Suaranya penuh kegembiraan seolah-olah dia telah melupakan rasa sakit dari luka ditangannya.

"Kau hanyalah anak kecil! Aku ingat, kau adalah gadis yang kuganggu dengan sengaja menumpahkan segelas anggur ke pakaianmu saat pesta perayaan ulang tahun Kekaisaran berlangsung, tapi responmu saat itu membuatku sangat kesal! Dan sekarang, anak kecil itu melawanku dan hendak membunuh tuan Asmodeus? Kekeke! Apakah kau benar-benar berpikir bahwa itu mungkin?"

Pada saat itu ...

BAAAAAANG-!

Aura berwarna putih keperakan menembus udara.

Another DimensionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang