FOURTY-THREE

11.3K 1.9K 44
                                    

Happy reading-!♡

"Kemarikan tanganmu." pinta Alsyena pada Azlan.

Dengan patuh laki-laki itu menuruti permintaan Alsyena, dan mengulurkan tangannya.

Gadis itu mengelus tangan Azlan lembut, sedetik kemudian sepercik air bercahaya berwarna putih kebiruan mulai keluar dari tangannya lalu segera bergerak menyelimuti tangan Azlan yang terluka.

Tak lama, luka goresan panjang itu menutup perlahan-lahan hingga tak meninggalkan bekas sedikitpun.

Azlan tersentak kaget, "Kau mempunyai sihir elemen air? Bukannya sihir keluargamu berelemen es?" tanya Azlan bingung.

Alsyena menaruh jari telunjuknya didepan bibir, "Rahasia."

Azlan mengangguk polos, "Baiklah! Aku pintar menjaga rahasia, tenang saja!" ucapnya.

Alsyena mendengus. "Ck, kenapa sifatmu selalu menyebalkan seperti itu sih?" ucapnya kesal.

Azlan mengedipkan sebelah matanya, "Jangan terlalu benci padaku, nanti jadi cinta."

"Kan, mulai." balas Alsyena malas.

Azlan mengangkat sudut bibirnya, ia mencium punggung tangan Alsyena dengan lembut, dan berbicara dengan nada halus.

"Memangnya apa yang salah dengan sifatku?"

" ... "

Mata Alsyena melebar, ia tersentak kaget dengan apa yang Azlan lakukan, namun badannya terdiam kaku tanpa bisa bergerak, tubuhnya tiba-tiba memanas saat bibir lembut Azlan menyentuh punggung tangannya.

Rasanya menggelitik.

Biar bagaimanapun juga, jiwa didalam diri Alsyena merupakan jiwa seorang wanita dewasa. Mendapat perlakuan seperti itu dari seorang lelaki yang rupawan seperti Azlan itu jelas dapat membuatnya tersipu malu.

Tampaknya Azlan menyadari gelagat Alsyena yang malu dengan pipi merona, merah seperti tomat.

Tiba-tiba saja Azlan terpikirkan untuk menggodanya.

Dengan perlahan Azlan menggenggam tangan Alsyena dan menggerakkan jarinya, dengan lembut menyentuh bagian dalam pergelangan tangan gadis itu yang halus, mengusap-usapnya pelan dengan ujung jarinya.

Alsyena menggigit bibirnya bawahnya, tubuhnya gemetar karena sentuhan Azlan yang sensual.

Namun itu tak berlangsung lama, "Kau-!" marah Alsyena saat menyadari bahwa dirinya sedang digoda. Dia menarik tangannya dengan tatapan garang.

Alsyena tak ingin terlihat tersipu seperti tadi di mata Azlan, ia pun memalingkan wajahnya.

Sedangkan Azlan tersenyum lebar, seolah menggoda Alsyena merupakan hal yang menyenangkan.

"Ekhem! Apa yang harus kita lakukan sekarang? Kita sudah sepakat." ucap Alsyena mengalihkan topik.

Azlan terkekeh, "Aku akan membawamu ke suatu tempat." ucapnya lalu menggengam tangan Alsyena.

Gadis itu sudah ingin mengomeli Azlan saat tangannya kembali dipegang.

Namun, dalam hitungan detik pemandangan didepan mereka berubah, yang tadinya hanya sebuah ruangan luas, berubah menjadi hamparan hutan yang lebat.

Ternyata Azlan membawanya berteleportasi.

Alsyena yang merasa asing dengan daerah sekitarnya pun bertanya, "Dimana ini? Kau akan membawaku kemana?" ucapnya was-was.

Azlan menoleh, "Suatu tempat, dimana hanya ada kita berdua." jawab laki-laki itu sambil tersenyum nakal.

Alsyena memutar mata malas, "Apa kau ingin kupukul?!" jengahnya.

Azlan tertawa terbahak-bahak, hingga jakunnya terlihat naik turun, "Hahaha! menggodamu sungguh menyenangkan!"

" ... "

"Baiklah, ikuti aku." ucap Azlan lalu berjalan lebih dulu, diikuti dengan Alsyena dibelakangnya.

Dalam keheningan malam, hanya ada suara langkah mereka berdua.

Pohon-pohon yang menjulang tinggi disamping kanan dan kiri mereka membuat suasana terasa gelap, sepi, dan lebih mencekam.

Namun, Alsyena mencoba mempercayai Azlan dan mengikuti kemana laki-laki itu akan membawanya.

Hingga sampailah mereka di depan sebuah danau yang luas.

Alsyena agak tak habis pikir, bagaimana bisa ada danau seluas ini ditengah-tengah hutan antah berantah?

Azlan menoleh ke arah Alsyena, "Maaf." ucapnya lalu mendorong Alsyena jatuh ke dalam danau.

"KAU-!" teriak Alsyena terkejut.

Tidak peduli seberapa kuatnya Alsyena, jika ia diserang secara mendadak seperti itu, tetap membuatnya kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke dalam danau.

.
.
.
Bersambung ...

Tuh ada romancenya tuh, itu kan yang kalian pengen? wkwkwk

Another DimensionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang