THIRTY-SEVEN

13.1K 2.4K 28
                                    

Happy reading-!♡

-AUTHOR POV-

Alsyena hadir di pesta perayaan ulang tahun Kekaisaran. Aula yang awalnya dipenuhi dengan suasana yang meriah, tiba-tiba saja menjadi sunyi.

"Ada apa dengan pakaiannya itu?"

"Mengapa ia memakai pakaian laki-laki?"

Alsyena memakai riasan tipis di kulitnya yang putih pucat, rambut peraknya dikuncir kuda tanpa aksesori apapun yang menghiasinya. Ia juga memakai seragam kesatria berwarna hitam dan membawa pedang di pinggangnya, membuatnya terlihat seperti seorang kesatria yang gagah.

Para wanita bangsawan lain yang menghadiri pesta itu menggenakan gaun berwarna pastel dengan korset, agar sesuai dengan musim saat ini, yaitu musim semi.

Sangat berbeda dengan Alsyena yang menggenakan seragam kesatria. Namun, anehnya pakaian yang dikenakan Alsyena terlihat terlalu cocok untuknya.

Meskipun dibaluti pakaian pria, kecantikan Alsyena sangat mengesankan, dia memiliki penampilan yang bisa memikat laki-laki maupun perempuan.

Saat Alsyena sedang melihat-lihat sekitar, tiba-tiba ada seorang perempuan berambut pirang keemasan yang menyenggol meja didepan Alsyena, menyebabkan segelas anggur yang ada disamping Alsyena tumpah dan mengenai pakaiannya.

"M-maafkan aku. A-aku tak sengaja," ucap perempuan itu yang merupakan putri Count Livocs, Liria De'Livocs.

Alsyena terkejut awalnya, namun kemudian ia mendengus malas.

Sudah terlihat jelas sekali bahwa Liria sengaja menyenggol meja didekatnya, semua hadirin yang ada di pesta pun juga melihat dengan jelas kejadian tersebut, tapi mereka hanya diam, tak ada yang membuka suara.

Alsyena mengambil segelas anggur yang baru, lalu dengan sengaja menuangkannya ke gaun merah muda milik Liria.

"Ups, maaf. Tanganku licin," ucap Alsyena dengan suara dingin dan wajah tanpa ekspresi.

Nada dingin dan acuh tak acuh Alsyena membuat Liria sedikit terguncang, tubuhnya gemetar ketakutan.

"Hah..."

"Ya Tuhan."

Para wanita bangsawan lainnya begitu terkejut setelah menyaksikan pemandangan tersebut. Mereka mulai berbisik-bisik membicarakan Liria dan Alsyena.

Alsyena benar-benar keturunan Duke Xavier yang terkenal dingin dan kejam. Sikapnya itu membuatnya tampak seperti seseorang yang tidak bisa diremehkan dan diinjak-injak oleh bangsawan manapun disini

Tak lama, Putra Mahkota muncul. Membuat perhatian para bangsawan teralihkan karena ketampanan tak manusiawi milik Putra Mahkota Zephyr.

"Ada apa ini? Kekacauan apa yang terjadi?" Tanya Zephyr saat melihat kearah Alsyena yang memegang gelas kosong dan Liria yang basah kuyup.

Alsyena segera memberi salam pada Zephyr, "Salam Yang Mulia matahari kekaisaran, semoga Dewa Matahari selalu memberkatimu."

Zephyr mengangguk singkat, "Ada apa ini? Jelaskan." Ucapnya lagi.

"Maaf telah mengacaukan pesta perayaan ulang tahun Kekaisaran, Yang Mulia. Nona ini tidak sengaja menyenggol segelas anggur di meja saya. Saya pun juga tidak sengaja menumpahkan anggur di gaunnya karena tangan saya yang licin," balas Alsyena tenang.

"I-itu..." ucapan Liria yang ingin berbicara, dipotong oleh Alsyena.

"Silahkan gunakan sapu tangan saya untuk membersihkan noda di gaun Nona. Saya izin pamit pada Yang Mulia untuk mengundurkan diri dari pesta." Alsyena mengeluarkan sapu tangan dan memberikannya pada Liria.

Setelah berpamitan dan memberi salam hormat pada Putra Mahkota Zephyr, Alsyena berbalik dan berjalan pergi.

Tanpa Alsyena sadari, Zephyr menatapnya dengan penasaran, dan penuh rasa ingin tahu.

- AUTHOR POV END -

••

Aku sedikit terkejut saat melihat Liria secara langsung untuk pertama kalinya.

Gadis itu benar-benar sesuai dengan deskripsi novel yang kubaca, mempunyai rambut pirang bergelombang, kulit putih bersih, dan senyum yang manis.

Sungguh definisi dari pemeran utama wanita yang mengumpulkan banyak laki-laki disisinya.

Hal yang membuatku tak kalah terkejut adalah, Liria sengaja menyenggol meja untuk membuat segelas anggur tumpah ke pakaianku.

Menyebalkan.

Aku sudah tahu, dia memang tidak sebaik yang tertulis di novel. Karena itu, sudah lama aku tidak begitu berpatokan lagi pada apa yang tertulis di dalam novel.

Untungnya aku bisa memimpin suasana saat itu, aku bukan orang yang bisa kau rendahkan Liria. Aku bukanlah Alsyena yang dulu, yang selalu terpancing dengan semua tingkah laku sok polosmu.

Mari bermain cantik, aku akan membalasmu nanti.

Aku juga sempat terkejut saat melihat Zephyr untuk pertama kalinya.

Dia memang tampan, seperti yang dideskripsikan dalam novel, tapi entah kenapa setelah tahu perilakunya pada Alsyena yang asli didalam novel, aku jadi tidak menyukainya sama sekali.

Bajingan gila itu.

Baik Liria maupun Zephyr, mereka berdua membuat mataku sakit.

Enyahlah kalian.

Setelah berpamitan dan sedikit beralasan, aku akhirnya meninggalkan pesta dengan tenang.

Aku pun berjalan-jalan disekitar taman istana yang baru pertama kali ku datangi.

Namun, naas, aku lupa tentang Azlan.

Rahangku tanpa sadar terbuka lebar saat melihat Azlan membunuh seseorang.

Gawat, masalah apalagi ini.

.
.
.
Bersambung...

Another DimensionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang