TWENTY THREE

20.1K 3.6K 40
                                    

Happy reading-!♡


Setelah keluar dari hutan terlarang, akupun membawa Leon untuk singgah ke markas Shadow.

Aku mengaktifkan sihir teleportasi, seketika lingkaran sihir mengelilingiku dan Leon, dalam sekejap kami pun berpindah tempat.

Kemunculanku yang tiba-tiba, langsung mengejutkan seluruh orang yang ada di dalam markas.

"Syena! Apa kamu baik-baik saja?" Tanya Vazeon, meskipun raut wajahnya datar, tapi jika dilihat lebih teliti, terdapat sedikit kekhawatiran diwajahnya.

"Bagaimana bisa kau terpisah?! Aku hampir pingsan saat tau kau menghilang," ucap Carloz menambahi, dia memijat pelipisnya.

Aku tersenyum kikuk, menggaruk telingaku yang tak terasa gatal sama sekali, "hehe maafkan aku, aku tersesat saat terpisah dari rombongan, untung saja ada Leon!"

"Leon?" Tanya Vazeon.

Semua perhatian langsung tertuju pada bayi singa yang ada di pelukanku.

Halo semuanyaa namaku Leon~

Seluruh orang yang ada di dalam ruangan terkejut seketika kala mendengar suara di kepala mereka.

"B-bayi singa itu berbicara?!" Kaget Ally.

Aku terkekeh, "hebat kan? Dia pintar sekali, sama sepertiku."

Carloz membuat wajah seperti ingin muntah, "ugh hentikan."

Aku menatapnya sebal, "kau iri ya denganku? huh!"

"Kau, dimana kau menemukan bayi singa itu?" Tanya Vazeon.

Aku mengelus surai emas bayi singa yang ada di pelukanku, "Aku menemukannya di dalam hutan terlarang,"

Yang lain kembali terkejut, "bukankah di dalam hutan terlarang tak ada binatang buas? Yang ada disana hanyalah monster-monster aneh!" Ucap salah satu anggota Shadow.

Vazeon menggeleng, "dihutan terlarang memang tak ada binatang buas yang hidup, tapi ada makhluk lain yang hidup di hutan terlarang selain monster."

Carloz terlihat seperti sedang mengingat sesuatu, "Ah aku ingat! Aku pernah membacanya di dalam buku, disebutkan ada makhluk lain yang hidup di hutan terlarang selain monster, makhluk itu hidup bersembunyi dan tertutup disana, dikatakan makhluk itu bisa menggunakan sihir dan berbicara bahasa manusia." Ucap Carloz.

"Ya, makhluk itulah yang dinamakan Magical Beast." sambung Vazeon.

"Jadi ... Leon adalah Magical Beast?" Tanyaku.

Vazeon mengangguk, "tidak salah lagi."

"Tapi ... ini aneh, biasanya Magical Beast hidup tersembunyi, dan tidak mau berurusan dengan manusia, tapi bayi singa ini muncul dan mau ikut denganmu? Bagaimana bisa? Banyak sekali orang yang pergi ke hutan terlarang hanya untuk melihat atau memiliki Magical Beast, tapi mereka tak dapat menemukan atau melihat satupun keberadaan Magical Beast, makanya keberadaan Magical Beast ini dianggap sebagai mitos belaka," jelas Carloz panjang lebar.

Aku menoleh terkejut pada Leon, "kamu ternyata se-langka itu?"

Leon berkedip, menatapku polos.

"Dan juga, makhluk Magical Beast yang kamu bawa ini adalah singa, tahukah kamu? Singa adalah raja dari hutan, singa adalah raja rimba. Keberadaan Magical Beast yang lain saja sudah langka, apalagi Magical Beast singa? sudah dapat dipastikan dia sangat hebat," sambung Carloz lagi.

Aku menatap Leon bangga, "wahh Leonku akan tumbuh hebat, sama sepertiku nanti~" ucapku.

Carloz menghela napas lelah, kembali memijat pelipisnya, "hah ... terserah kau lah."

***


Setelah berdebat sebentar dengan Vazeon, tentang Leon yang harus dikembalikan ke hutan terlarang, aku pun terpaksa menjelaskan semuanya, dari ibu singa yang menyuruhku menjaga anaknya di saat-saat terakhirnya, dan Leon yang setuju untuk ikut denganku.

Beberapa anggota Shadow adalah pemilik elemen air, dan tugas mereka disini sebagai penyembuh. Mereka pun langsung menyembuhkan semua luka lecet dan lebam yang ada ditubuhku.

Setelah luka ku pulih, aku pun kembali pulang ke mansion dengan sihir teleportasi. Namun, mau tak mau aku harus membawa Leon bersamaku juga.

Hah ... aku tak tau bagaimana menjelaskan ini semua pada keluargaku nanti.

.
.
.
Bersambung...

Another DimensionWhere stories live. Discover now