TWENTY-SEVEN

19.8K 3.4K 49
                                    

Happy reading-!♡


Dua tahun sudah berlalu sejak pertama kali aku menginjakkan kaki di dunia ini dan terbongkarnya rahasia tentang aku yang menjadi bagian dari organisasi rahasia Shadow kepada keluargaku.

"Ku-kumohon! Ampunilah aku!"

Aku berdecih. "Ck, jangan mengemis."

Saat ini, aku sedang menjalankan misi dari organisasi Shadow.

Misi kali ini adalah, membasmi sekumpulan bandit yang melakukan penculikan pada para anak kecil dan wanita muda untuk kemudian di jual di pelelangan, bahkan, banyak juga dari mereka yang dibunuh hanya untuk kesenangan pribadi.

Sungguh bejat, berani-beraninya mereka melakukan perdagangan manusia dan hal keji lainnya hanya untuk kesenangan pribadi! Dan di tanah Kekaisaran Rhyster yang agung ini!

Aku akan menangkap ekor mereka hingga kepala, akan ku bersihkan sampai tak tersisa lagi.

Ku injak kuat-kuat kaki seorang laki-laki berpenampilan berandalan didepanku. Dia berteriak keras kesakitan.

"GAHHH! AHHH!"

Aku memegang rahangnya dan menekannya kuat, "jangan mengemis belas kasihan padaku, diamlah sampai semuanya selesai."

Lagi-lagi aku menyayat seluruh tubuhnya. Tenang saja, sekarang aku sedang berada di ruang rahasia yang berada di bawah tanah mansion keluargaku.

Ya, semenjak dua tahun yang lalu terbongkar aku merupakan bagian dari Shadow, keluargaku segera membuat kerja sama dengan organisasi itu, dan menyediakan fasilitas yang bisa digunakan. Ayah bilang, dia melakukan itu sekaligus untuk mengawasi dan menjagaku.

"Teman-teman mu yang lain sudah mati, aku menyisakanmu yang terakhir, untuk mendapatkan informasi, karena ku lihat-lihat, kau lah pemimpin dari para bandit itu." ucapku.

Aku kembali menggoreskan pisau tajamku di kulitnya, semakin sering merasakan rasa sakit, nanti mereka akan menyerah dengan sendirinya dan memberitahukan informasi yang kuinginkan.

"UGHH ... ampuni aku! Ma-maafkan aku!"

"Jangan berakting seperti manusia sekarang!" marahku.

"A-aku tak berbuat jahat! Mereka semua yang salah! A-aku tak terlibat-"

"Diam! Jika kau tidak memberitahu informasi penting padaku, aku akan membunuhmu dengan rasa sakit yang lebih parah dari yang kau rasakan saat ini."

"ARGHHHH!"

Laki-laki itu mengerang kesakitan, dirinya terduduk lemas di tanah yang dingin, dengan tangan dan kaki diikat menggunakan besi yang berat dan keras. Namun, aku tidak peduli.

"Apa kau ingat?"

"A-apa yang kau maksud?" jawabnya dengan terbata-bata.

"Orang-orang yang kalian bunuh ... semua yang kau dan kelompokmu lakukan, korban yang memohon ampunanmu saat kau siksa, apa kau ingat semua itu?!"

"A-aku ingat! Aku ingat, sungguh!!"

"Apa yang kau lakukan saat itu? Apa kau membiarkan dan membebaskan korban tersebut?" tanyaku tajam.

Laki-laki itu tersadar lalu menundukkan kepalanya, "A-aku membunuhnya," jawabnya dengan pelan hampir terdengar seperti berbisik.

"Ya, kau membunuhnya." ucapku dingin, disertai tawa mengejek.

"Kau memang bukan manusia, kalian semua pantas disebut sebagai binatang. Bahkan binatang saja lebih mempunyai hati dibandingkan dengan krimal seperti kalian yang selalu membunuh orang tidak bersalah!"

"Ke-keluarga Count! Keluarga Count Livocs dan pengikutnya ikut andil di dalam pelelangan! Mereka yang memberikan dana pada kami dan menyuruh untuk terus melakukan pelelangan untuk menjadikan para anak kecil dan wanita muda itu sebagai budak nafsu mereka!"

Akhirnya setelah sekian lama aku menyiksanya, dia membuka suara.

Namun, amarahku terasa mendidih saat mendengar informasi tersebut.

Yang benar saja? Keluarga Count Livocs adalah keluarga protagonis utama perempuan, siapa lagi kalau bukan Liria.

Bagaimana bisa? mereka yang diceritakan sebagai keluarga bangsawan miskin di dalam novel, sebenarnya adalah keluarga bangsawan yang bejat seperti itu.

Aku memang sudah sejak lama tidak lagi mempercayai semua yang tertulis di dalam novel. Karena, kenyataan dan kebenarannya sudah benar-benar berbeda.

Sekarang, aku yakin Liria De'Livocs bisa saja tidak sebaik yang tertulis di dalam novel. Aku tidak boleh naif dan lemah.

Jika aku lemah, aku bisa terjerumus sesuai dengan rencana busuk mereka, dan terbunuh seperti apa yang tertulis di novel.

Jangan terkejut, selama dua tahun ini aku sudah banyak berubah.

Aku tidak akan ragu-ragu lagi seperti diriku yang dulu, sebab hidup di dunia ini berarti, jika aku tak membunuh mereka, maka aku yang akan mati terbunuh.

Itulah aku. Aku tak masalah walaupun disebut sebagai penjagal. Aku tidak peduli.

Membantai mereka itu tak masalah.

•••

"Apa kau sudah selesai?"

Aku langsung disambut dengan pertanyaan oleh Vazeon yang menunggu di depan pintu ruangan rahasia.

Aku mengangguk, "ya."

"Keluarga Count Livocs dan pengikutnya terlibat dalam hal ini," jelasku.

Vazeon tersentak, "sial bisa-bisanya keluarga bangsawan terlibat dengan hal bejat ini."

"Aku akan beritahu Ayahku perihal ini, ayahku bisa membantu dan memberitahu hal ini pada Yang Mulia Kaisar."

"Ya, tolong secepatnya. Kita tidak boleh membiarkan hal ini lebih lama lagi."

Aku mengangguk lalu berlalu pergi segera, untuk melaporkan pada Ayahku.

.
.
.
Bersambung...

NOTE :

Maaf kalau alurnya kecepatan, dan tiba-tiba udah time skip dua tahun aja.

Soalnya aku pengen cepet nyelesain cerita ini, tapi aku juga tetap perhitungin supaya ceritanya berjalan tetap semestinya. 🤗💓

Another DimensionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang