FIFTY-ONE

9.8K 1.6K 32
                                    

Happy reading-!♡

"K-ketua! Aku menemukan sesuatu."

Pertempuran mereka harus berhenti tatkala melihat Carloz beserta timnya yang diutus untuk memeriksa ruangan bawah tanah telah kembali dengan raut wajah yang buruk.

Pandangan matanya kosong, dan terlihat ketakutan, seperti sehabis menyaksikan pemandangan yang sangat mengerikan hingga tak mampu di deskripsikan.

Vazeon mencabut pedang hitamnya dari kepala Count Livocs. "Ada apa?"

Dengan sedikit terbata-bata, Carloz mencoba memberi tahu.

"M-mereka, keluarga Count Livocs. Telah melakukan eksperimen Chimera."

Seketika, saat itu juga, semua anggota Shadow yang ada disana lagi-lagi terkejut hingga tak mampu berkata-kata.

Berbagai emosi buruk, tak bisa lagi mereka tahan.

Sedih, amarah, frustasi. Semua perasaan itu membuncah keluar.

Chimera.

Mereka semua tahu apa itu.

Pada dasarnya, chimera adalah makhluk yang terbentuk dari berbagai macam makhluk.

Tapi, pencipta chimera itu diperlakukan lebih buruk dari kriminal yang ada.

Karena inti dari chimera itu sendiri adalah seorang manusia!

Alsyena mengepalkan tangannya kuat, hingga buku-buku tangannya memutih.

"Sungguh menyebalkan, Aku sudah cukup kesal dengan bagaimana bangsa demon mempermainkan manusia ... Dan sekarang, manusia-manusia itu mengikuti jejak demon dan berani bermain-main dengan manusia lainnya?!"

Alsyena menoleh saat melihat Liria berjalan maju dengan santai, tak memperdulikan mayat Ayahnya yang tergeletak dengan kepala terputus.

Ia melihat Liria menjilat bibirnya dengan senyuman licik diwajahnya.

Dia benar-benar tampak seperti bajingan.

'Menjijikkan.'

Lalu ...

"Keke."

Terdengar tawa puas Liria yang terdengar seperti penjahat didalam film-film.

"Kalian sudah menyadarinya ternyata. Baguslah, aku bisa membunuh kalian semua dengan adil. Jangan terlalu bersenang hati karena Ayahku yang berhasil dibunuh oleh ketua kalian. Ayahku hanyalah sampah tidak berguna. Disini, akulah yang benar-benar berhasil menjadi bawahan demon dan mendapatkan kekuatan besar."

Alsyena berusaha bersikap setenang mungkin, lalu berbicara, "Kenapa kau melakukan itu? Kenapa kau bergabung dengan bangsa demon dan melakukan eksperimen chimera?!"

Liria nampak santai bersandar sambil menopang dagu, "Baiklah, dengan senang hati aku menjawabnya. Karena kalian bangsa manusia, terlalu lemah. Aku hanya ingin berpihak pada bangsa yang kuat dengan kemungkinan menang tinggi karena sebentar lagi bangsa demon akan menginvasi seluruh dunia--- upss yang itu harusnya menjadi rahasia, tapi aku tak segaja mengucapkannya."

"Dan untuk eksperimen chimera, itu kulakukan sendiri hanya untuk memenuhi rasa bosanku. Sangat menyenangkan mendengar teriakan meminta tolong mereka saat akan dieksekusi. Ah~ aku jadi ingin melakukannya sekarang."

Liria terkekeh dengan suaranya yang melengking, gadis itu sepertinya menikmati bersenang-senang dengan para manusia yang memasuki mansionnya.

Sekali lagi, Alsyena mencoba tetap tenang, "Kau menjadi bawahan demon yang mana?"

"Apa kau sangat ingin tahu itu? Baiklah~ akan kuberitahu, aku melayani tuan Asmodeus. Apa itu sudah memenuhi rasa penasaran kalian semua. Oke, sekarang waktunya aku membuat kalian semua untuk menjadi chimeraku~ "

Alsyena terbelalak, Liria merupakan bawahan salah satu dari tujuh pangeran neraka?

Karena rasa terkejut itu, Alsyena terpaku sejenak, namun kelengahannya itu dimanfaatkan dengan baik oleh Liria untuk menyerangnya.

BAAAAAANG-!

BRUGGHH

Alsyena terlempar keras menabrak dinding dibelakangnya hingga dinding itu hancur seketika.

"Heok ... Ugghh," ia memuntahkan darah dari mulutnya.

"Syenaa!!"

"Alsyenaa!!"

Teriakan kaget itu keluar dari mulut para anggota Shadow.

Dengan cepat Vazeon berlari ke depan, ia menggigit bibir dalamnya, berharap Alsyena baik-baik saja.

"Syen! Bangun!" paniknya.

Azlan memang tak berada disana, namun ia bisa melihat semuanya lewat sihir yang mengidentifikasi setiap isi kediaman Count Livocs.

Saat ini ia sedang berada di markas Shadow sambil memonitor semuanya dari belakang layar.

Saat mengetahui Alsyena terluka dan memuntahkan banyak darah seperti itu, ingin rasanya Azlan bergegas menyusul kesana, namun niat itu ia urungkan karena sadar, sudah ada Vazeon yang bisa menjaga Alsyena lebih dulu. Kehadirannya mungkin akan menganggu rencana yang sudah mereka buat. Jadi, Azlan tetap berada ditempatnya dengan menahan rasa kekhawatirannya terhadap Alsyena.

Alsyena mengangkat tangannya dan bangkit dengan perlahan, "Tenanglah, aku tak apa-apa." Ia mengusap kasar darah dimulutnya.

Pada waktu yang sama, sekumpulan chimera berkumpul mengepung mereka.

Chimera itu mempunyai macam-macam bentuk tak wajar hingga membuat semua orang yang melihatnya bergidik ngeri.

Dengan tatapan tajam dan dingin, "Aku akan mencabik-cabik bajingan itu hingga mati." Alsyena berucap dipenuhi niat membunuh.

Meskipun ragu, Vazeon menurutinya, "Baiklah kuserahkan dia padamu."

Ia berbalik dan memberi perintah pada seluruh timnya, "Serangg!"

.
.
.
Bersambung ...

Another DimensionWhere stories live. Discover now