FIFTY-FIVE

8.6K 1.4K 35
                                    

Happy reading-!♡

Disinilah dia sekarang.

Dihadapan para bangsawan yang berkumpul di aula istana dan rakyat biasa yang menyaksikan dari luar istana.

Alsyena berdiri di balkon atas istana Kekaisaran. Matanya tampak bergetar saat menatap rendah semua orang.

'Sial bukan ini yang kuharapkan.'

Ternyata diantara orang tak terlibat yang diungsikan pada saat misi membasmi keluarga Count Livocs, ada yang masih setengah tersadar. Ia menyaksikan didetik-detik akhir saat Alsyena membunuh Liria. Ia dapat menyaksikan itu karena mansion Count Livocs yang sudah runtuh, membuat siapapun dan apapun yang orang-orang lakukan disana terlihat jelas diluar.

Orang itu mengenali wajah Alsyena karena tudung Alsyena saat itu terbuka pada saat melayang diatas langit, meskipun malam itu langit sangatlah gelap tanpa bintang maupun bulan, namun wajah Alsyena nampak dengan jelas karena cahaya terang yang menyinari seluruh tubuhnya. Orang itu tidak begitu mengerti kekuatan apa yang Alsyena gunakan saat itu.

Oleh karena itu rumor putri Duke Legter, Alsyena De'Xavier ikut berjasa dalam pemusnahan keluarga bangsawan Count Livocs dengan menggunakan kekuatan misterius. Menyebar luas bersamaan dengan rumor kehancuran tiba-tiba keluarga Count Livocs.

Berita tersebut pun sampai hingga ke telinga keluarga Kekaisaran. Itu sebabnya kini ia berada di istana Kekaisaran.

Berdiri bersebelahan dengan keluarga Kekaisaran, tak pernah Alsyena bayangkan.

"Lady Alsyena De'Xavier. Anda pantas untuk mendapatkan kehormatan ini."

Itu adalah Putra Mahkota Zephyr, pria itu berdiri di sebelah Alsyena dan menenangkannya yang terlihat gugup karena baru pertama kali menghadap dihadapan begitu banyak orang.

"Iya Syena. Aku senang kau berdiri bersama kami disini hehe." sahut Putri Zavella, adik dari Putra Mahkota Zephyr.

Pemandangan mereka bertiga berdiri bersama seperti lukisan yang indah. Itu membuat orang-orang yang melihatnya tidak bisa memalingkan wajah dari ketiga sosok tersebut.

Beberapa saat kemudian, Baginda Kaisar membuka mulutnya.

"Atas kebaikan dan kerendahan hati lady Alsyena De'Xavier, kami akan memberikan hadiah yang diinginkan, karena di usianya yang masih sangatlah muda, menggunakan bakat dan kemampuannya, ia sudah berjasa dalam pemusnahan keluarga bangsawan Count Livocs yang telah melanggar peraturan Kekaisaran Rhyster. Melanggar peraturan Kekaisaran sama artinya dengan mengkhianati Kekaisaran." ucap Yang Mulia Kaisar dengan lantang dan tegas, terdengar sangat berwibawa.

Sejujurnya, Yang Mulia Kaisar sudah tahu kejadian aslinya tentang keterlibatan bangsa demon, karena diberitahu oleh Duke Legter, pemimpin pasukan militer Kekaisaran. Itu dilakukan karena pemimpin Kekaisaran harus tahu tentang bahaya yang kemungkinan akan menerjang Kekaisaran dan rakyat-rakyatnya.

Tapi untungnya, perihal kekuatan elemen cahaya masih menjadi rahasia. Karena itu kekuatan yang sangat besar, semakin sedikit orang yang tahu, maka semakin bagus.

Jika seluruh dunia tahu tentang kebangkitan kekuatan yang dianggap hilang berabad-abad lalu lamanya, tak terbayangkan betapa kacaunya keadaan nantinya. Banyak orang serakah yang ingin memilikinya dan memanfaatkannya, itu jelas akan membahayakan Alsyena.

"Lady Alsyena De'Xavier, apa yang anda inginkan sebagai hadiah?" ucap Yang Mulia Kaisar tersenyum lembut.

Mata Alsyena berbinar, namun dalam sekejap berubah tajam, ia berdeham sejenak, "Saya tidak menginginkan apapun Yang Mulia." balas Alsyena sopan.

Yang Mulia Kaisar menggeleng, "Katakan saja, tidak perlu sungkan. Kau menginginkan apa? Ketenaran? Uang? Aku akan memberikannya."

Sekali lagi, Alsyena menundukkan kepalanya, dan dengan sopan ia menolak, "Saya tidak menginginkan apapun Yang Mulia."

Yang Mulia Kaisar kembali menggelengkan kepalanya melihat kesopanan Alsyena, "Lady terlalu rendah hati, baiklah kalau begitu. Dengan kehendakku, aku, Kaisar dari Kekaisaran Rhyster, memberikan sebuah lencana emas berlambang elang yang merupakan lambang Kekaisaran ini."

Mendengar itu, Alsyena tersenyum miring dalam tunduknya, namun dengan segera ia mengubah ekspresinya.

Bukan gaya Alsyena melakukan berbagai hal hingga mengorbankan dirinya hanya demi ketenaran. Uang memang lah penting, tapi keluarganya sendiri sudah sangat kaya. Jadi Alsyena mencari sesuatu yang bermanfaat atau bisa dibilang lebih menguntungkannya di masa depan. Semacam investasi jangka panjang?

Lencana emas berlambang elang.

Merupakan benda yang sangat berharga. Hanya dengan menunjukkan lencana tersebut, kita bisa mendapatkan apapun yang kita inginkan dan apapun yang ingin kita lakukan. Nilai tambahnya, lencana itu sebagai tanda bahwa keluarga Kekaisaran menjalin hubungan dengan kepercayaan tinggi kepada keluarga Duke Xavier.

"Terima kasih atas kebesaran hati Yang Mulia Kaisar, saya akan menggunakannya dengan bijak." Alsyena dengan sopan memberi salam sesuai tata krama Kekaisaran yang sudah ia pelajari.

Setelahnya Alsyena berdiri tegak dan menatap para hadirin yang bersorak untuknya dibawah sana.

Senyuman lebar timbul di wajahnya yang cantik, membuat sorakan untuknya semakin terdengar nyaring dan penuh dengan kegembiraan.

Putra Mahkota Zephyr memeluk Alsyena dengan perasaan kagum yang terpampang nyata di wajahnya.

"Terima kasih. Kami sangat bangga dengan apa yang telah kamu lakukan."

Siapapun dapat melihat bahwa Putra Mahkota begitu penuh kekaguman sehingga dia menunjukkan reaksi yang seharusnya tidak dia tunjukkan sebagai Putra Mahkota dihadapan semua orang.

Alsyena tersentak kaget, bukan karena pelukan tiba-tiba dari Zephyr, tapi karena Alsyena merasakan jejak sihir hitam yaitu sihir bangsa demon ditubuh Zephyr. Entahlah semenjak kekuatan elemen cahaya Alsyena bangkit, ia menjadi lebih sensitif pada hal-hal yang berkaitan dengan demon, naluri alaminya memberitahu itu.

Pada saat itu, Alsyena berbisik di telinga Zephyr dengan suara yang hanya bisa didengar oleh mereka berdua.

"Yang mulia, ada yang perlu saya sampaikan setelah ini pada Yang Mulia."

Putra Mahkota Zephyr menegang, "Baiklah."

Alsyena tersenyum, ia mengangkat tangannya dan sedikit berjinjit ketika ia membalas pelukan Putra Mahkota Zephyr.

WHAAAAAAAA!!!!

Sorakan yang lainnya semakin kencang setelah Putra Mahkota Zephyr memeluk Alsyena.

Pada saat yang sama, seluruh pikiran Alsyena berkecamuk.

Mungkinkah ... ?

.
.
.
Bersambung ...




Another DimensionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang