TWENTY ONE

20.2K 3.5K 13
                                    

Happy reading-!♡


Crasssh.

Tubuh monster itu langsung jatuh di atas tanah saat pedang ditanganku berhasil menebasnya, darahnya yang menjijikan itu menyembur keluar, mengotori pakaian dan jubah yang kupakai.

Aku mengusap pipiku yang terkena sedikit cipratannya.

Sudah berapa monster yang kubunuh? Sudah berapa lama aku menghadapi para monster sialan ini? Entahlah aku tidak tahu. Kurasa aku sudah menghabiskan banyak waktu menghadapi para monster itu.

Cukup lelah juga menghadapi mereka semua yang selalu datang dan tak ada habisnya ini.

Bagaimana bisa aku kuat menghadapi mereka semua dengan tubuh mungil bocah berumur 10 tahun? Aku yakin ini semua karena sistem yang meningkatkan kekuatanku sebelumnya.

"Jangan lengah, kau bahkan tidak menyadari dirimu dalam bahaya sekarang," ucap Vazeon yang berjalan kearahku, "Belakangmu!" Teriaknya.

Aku memutar tubuhku ke belakang, ku ayunkan pedang ke depan, menusuk kepala monster dengan akurat, ku tambahkan sihir berelemen api diujung pedangku, membuat monster tersebut semakin mengerang kesakitan hingga tak lama kemudian mati dengan kepala yang terkukus matang.

Ally yang melihat cara bertarungku, sontak memeluk tubuhnya sendiri. "Syena, kau kejam sekali," ucapnya merinding.

Aku hanya tersenyum membalasnya.

Jumlah para monster ini seakan tak berkurang sedikitpun, sejak kapan mereka bisa sebanyak ini? Pantas saja saat melewati hutan terlarang diawal tadi, tak terlihat satupun monster disekitar sana.

"Tampaknya kau dalam masalah, haruskah kubantu?" Tanya Vazeon.

Aku menggeleng, "tidak perlu, kau urus bagianmu saja."

Biarlah aku menghabisi mereka sendirian, toh aku memang harus membunuh semua monster itu untuk meningkatkan kemampuan bertarungku dan menyelesaikan misi yang diberikan sistem.

Banyak monster bertanduk runcing dan bermata merah kelam, mulai mengelilingiku lagi, entahlah aku merasa monster-monster tersebut lebih banyak datang kepadaku dibandingkan pada anggota Shadow lainnya. Apakah aku ini semacam magnet yang memancing mereka semua berkumpul disekitarku? Sialan.

GRRRRRR

Terdengar suara geraman yang menambah suasana mencekam disekitar hutan terlarang.

"Arghhh," aku mengerang saat punggungku terkena tanduk moster yang menyerang dari belakang.

Dengan cepat aku berbalik dan menusukkan pedang ditanganku dengan gerakan yang santai namun tajam, ditambah dengan menggunakan elemen sihirku, membuat banyak monster tumbang dengan mudah.

Satu monster mati, monster lainnya bergegas menyerang kearahku, reflekku yang belum begitu bagus, membuatku sering terkena serangan para monster tersebut.

BRAKK

Salah satu monster berhasil membuatku terjatuh kebelakang, namun dengan cepat aku bangkit, tanganku menyentuh tanah yang kupijak,

SRAKKK

Dengan memperhitungkan timing yang pas saat para monster kembali menyerang kearahku, aku melemparkan tanah yang ada digenggaman telapak tanganku,

GROAAARRR

Monster tersebut mundur dan meraung-raung akibat matanya tak bisa melihat karena terkena lemparan tanah dariku.

Aku tak melewatkan kesempatan itu,

SLASH

Aku pun berhasil menebas kepala para monster tersebut dengan sekali tebas.

"Hah ... kupikir aku akan mati," aku mengatur napas sejenak, lalu memasukkan pedang ke sarungnya yang ada di pinggangku.

Mission success.

Point sedang di akumulasi kan.

___________________
Jendela informasi
___________________

Nama              : Alsyena De'Xavier
Umur              : 10 tahun
Disposisi       : Ahli bela diri
Class               : Heroic
Tittle               : -
Skill spesial  : Elemen cahaya
Skill umum   : Elemen kegelapan, elemen api, elemen angin, elemen tanah, elemen air, elemen es, dan elemen udara.
Kecerdasan   : 75%
Kecantikan   : 45%
Daya tarik     : 40%

Point                : 20.000
_____________________

Aku menekan layar yang bertuliskan "skill umum".

Dengan cepat tampilan layar berubah.

_____________________
Skill umum : Elemen kegelapan, elemen api, elemen angin, elemen tanah, elemen air, elemen es, dan elemen udara.

[Stamina lv.18] [Strength lv.19] [Agility lv. 21] [Magic power lv. 19] [Luck lv. 20]
_____________________

Wah, ternyata semua levelku naik sebanyak 10.

Menaikkan lima level saja waktu itu aku menghabiskan sekitar 3.000 poin, sedangkan ini tanpa menggunakan poin sedikitpun dan hanya membunuh para monster sudah membuat aku naik sebanyak 10 level.

Yah, harga nilai yang ada di sistem cukup mahal rupanya.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Vazeon.

"Ya, seperti yang kau lihat Vaz," jawabku.

Pakaianku penuh dengan noda darah, dan robek dimana-mana akibat aku sering terjatuh, tangan dan kakiku juga lebam dan lecet.

Keadaan ku memang baik-baik saja, namun tidak dengan tubuhku yang penuh luka.

"Semuanya, kita berhasil membunuh semua monster yang disihir bangsa demon!" Teriak Carloz memberi tahu.

Aku tersenyum bangga, seperti ada kesenangan tersendiri mendengar teriakan dari anggota Shadow yang bersorak bahagia.

"Baiklah, semuanya! Kita harus segera pergi dari sini, sebelum monster tidak tersihir yang dipancing ke sisi barat, datang." Perintah Vazeon.

Kami pun pergi meninggalkan hutan terlarang. Seperti awal kita datang, kita harus menempuh waktu berhari-hari juga untuk pulang.

Namun, ditengah jalan aku terpisah dari rombongan karena dicegat oleh kawanan monster yang tidak tersihir yang ternyata sudah meninggalkan wilayah barat hutan.

Setelah melawan para monster yang mencegat ditengah jalan, aku pun tersadar kalau sudah terpisah dari rombongan, "Sial, aku tersesat."

Rawrrr

"Ha?" Gumamku bingung saat mendengar suara geraman kecil, yang berbeda dari suara geraman monster yang lain.

Aku melihat sekeliling, mencoba mencari sumber suara tersebut.

Dan ... aku menemukannya.

.
.
.
Bersambung...

Another DimensionWhere stories live. Discover now