Chapter 64; Selene

647 147 61
                                    

Aku menghela napas panjang setelah menyelesaikan penjelasanku kepada Camille dan juga Greg. Well, sebenarnya mereka yang mengakhiri percakapan kami karena harus pergi ke salah satu markas pasukan Eloyra yang baru saja diserbu pasukan manusia atas perintah Reist. Mereka juga membawa penawar racun yang telah aku dan Camille kembangkan untuk semua pasukan yang ada di sana sebagai uji coba, meskipun aku dan Camille sebenarnya sudah yakin kalau penawar racun kami mampu menangkal racun yang dikembangkan kerajaan Aslarez. Dan karena itu, Greg berkata kalau mereka baru bisa kembali besok pagi.

Setelah membantu Camille mempersiapkan semua barang yang perlu dibawa, aku berjalan menuju kamarku. Aku ingin beristirahat sejenak—bukan untuk tubuhku, karena tubuhku sekarang tidak lagi mengenal  lelah. Tapi untuk pikiranku. Kejadian dua hari ini benar-benar telah menguras perasaan dan juga pikiran, dan kuharap ini menjadi pertengkaran terakhir di antara sahabat-sahabatku—keluargaku.

Namun di tengah perjalanan, aku teringat dengan Rash. Saat kami baru sampai di manor house, aku tidak begitu memperhatikannya karena Camille serta Greg segera menyerbuku dengan puluhan pertanyaan. Tapi setelah kuingat lagi, ada sesuatu yang berbeda dari raut wajah Rash. Seperti ada sesuatu yang mengganggu pikirannya, dan terlebih lagi, dia terlihat sangat terburu-buru. Dia bilang dia ingin beristirahat, tapi entah kenapa, aku tidak mempercayainya. Anggaplah ini firasatku, tapi bukankah firasat seringkali ada benarnya?

Aku berjalan menuju anak-anak tangga, tapi langkahku segera terhenti ketika pendengaranku menangkap suara percakapan dari salah satu kamar—kamar milik Reist, kurasa. Kuhentikan niatanku sebelumnya yang ingin ke kamar Rash, karena dari ruangan itu, aku juga mendengar suaranya.

Dia memang tidak berniat untuk istirahat.

Kulangkahkan kakiku mengikuti suara yang kudengar. Ketika sudah dekat, aku melihat pintu kamar Reist sedikit terbuka. Dengan sendirinya kakiku berjingkat pelan mendekati ambang pintu, berusaha untuk tidak menimbulkan suara yang dapat didengar oleh telinga vampire mereka—well, jika itu memang bisa terjadi.

"Mungkin itu adalah wujud dari keinginanmu yang membentuk sosok itu, kurasa?"

Itu suara Reist, batinku.

"Aku juga berpikir seperti itu," ujar suara lainnya—suara Rash. "Tapi apapun itu, jika aku sudah tidak menginginkannya, kenapa ilusi yang dibuat El menunjukkan hal itu?"

Apa mereka sedang membiacarakan ilusi yang dilihat Rash? Ilusinya memang sangat tidak masuk akal, tapi di satu sisi aku juga berpikir kalau itu mungkin terjadi karena Rash masih menginginkan kematian bagi dirinya sendiri. Tapi, apa benar dia masih memiliki keinginan itu?

"Aku sudah berulangkali memikirkannya. Dan kurasa, semua itu berhubungan dengan masa laluku—kehidupanku sebelum menjadi vampire."

Benar, masa lalu Rash.

"Reist, apa kau tahu kehidupanku dulu?"

Waktu seakan bergulir lebih lambat ketika aku menunggu jawaban Reist. Pertanyaan inilah yang juga sudah lama ingin kutanyakan kepadanya. Terlebih setelah melihat reaksinya ketika aku memberitahunya soal saling memberikan energi—atau jiwa, menurut apa yang dikatakan Rash—kepadanya. Terlalu banyak misteri yang menyelimuti latar belakang Rash, dan jika ada seseorang yang mengetahuinya, itu adalah Reist.

"Ya,",ucap Reist setelah beberapa saat. "Aku tahu masa lalumu."

Lonceng seakan berdenting dalam benakku, menandakan bahwa dugaanku yang selama ini kupendam ternyata benar. Itu artinya aku akan mengetahui kebenaran Rash.

Tapi kenapa tidak ada lagi pembicaraan di antara mereka?

Tear of Mythical Creatures; VampireWhere stories live. Discover now