Chapter 22; Selene

11.3K 1K 31
                                    

Ada beberapa hal yang kuketahui saat ini. Pertama, aku berada di dunia lain. Itu terdengar aneh tapi juga tidak salah, karena saat ini aku berada di dalam ingatan masa lalu Camille.

Yang kedua, aku secara tidak sadar menggunakan kekuatanku untuk masuk ke dalam ingatan Camille. Untuk yang satu ini aku tidak begitu memahami bagaimana kejadiannya, karena itu aku harus mencari tahu.

Dan yang ketiga, yang juga baru saja kucoba sambil merenungkan semua hal ini, aku tidak bisa keluar dari tempat ini. Ingatan Camille.

Wajar saja jika saat ini aku sangat panik, apalagi suara keributan dan teriakan orang-orang terdengar dari segala tempat. Aku harus secepatnya menemukan cara agar bisa keluar dari tempat ini. Maksudku, ingatan Camille.

Tapi, bagaimana jika ini bukanlah sesuatu yang buruk? Mungkin aku bisa menjelajah sebentar?

Maaf Camille, aku menjelajahi ingatanmu tanpa izin.

Aku berada di dalam sebuah tenda. Ukurannya cukup besar, bisa menyimpan berbagai keperluan medis. Ada beberapa tanaman herbal yang ditanam dalam pot-pot kecil, juga sebagian jenis tumbuhan beracun. Aku tahu tumbuhan-tumbuhan itu bisa digunakan untuk membuat penawar dari racun tumbuhan itu sendiri. Melihat semua ini mengingatkanku pada tempat tinggalku di hutan.

Dan di sudut tenda, berdirilah Camille. Tidak seperti Camille yang kukenal, dia memiliki kulit cerah manusia. Helai-helai rambutnya terlepas dari sanggulnya, menutupi sebagian wajahnya yang sedikit merona karena hawa dingin. Dia kelihatan ketakutan. Tangannya gemetar memegang sebuah pisau bedah, dan pandangannya tak lepas dari pintu masuk tenda.

Ya, aku tahu di luar sedang terjadi kekacauan, karena ini adalah saat dimana para vampire menyerang tenda medis pasukan manusia. Secara ajaib informasi itu langsung muncul dalam pikiranku. Mungkin ini karena kekuatan yang kumilik setelah menjadi vampire.

Tiba-tiba kegaduhan terdengar semakin keras. Jeritan orang-orang saling bersautan memekakkan telinga. Sebagian besar mengeluarkan suara tercekik yang segera terputus di tengah jeritan.

Aku bisa merasakan ketegangan dalam diri Camille semakin menjadi-jadi ketika bayangan tubuh seorang pria muncul di balik pintu tenda.

Camille menahan napas, jantungnya berdegup semakin keras. Tapi bayangan itu segera meninggalkan tenda Camille, yang membuatnya bisa bernapas lega.

Tapi itu hanya sesaat, karena selanjutnya pintu tenda terbelah menjadi sayatan-sayatan kecil kain. Dan yang melakukannya adalah Greg.

Greg yang kukenal tidak berbeda jauh dari Greg yang kulihat saat ini. Penampilan fisiknya masih sama, tapi jika ada yang berbeda, itu adalah ekspresi di wajahnya yang tercoreng oleh darah segar. Seringai kejam terukir di wajahnya yang pucat, dan matanya menunjukkan hasrat membunuh yang sangat kuat.

"Inikah lumbung obat manusia?" ujar Greg sembari melangkah masuk. Dia terlihat tenang, tapi auranya tidak menunjukkan hal yang sama. Dia siap membunuh Camille kapan saja.

"Jangan sentuh benda-benda yang ada disini."

"Jadi, kau lebih menyayangi benda-benda ini ketimbang nyawamu sendiri? Kau pasti bercanda."

Mata Greg berkilat, dan aku bisa melihat percikan api biru di matanya, mengubah warna matanya yang kehijauan menjadi biru cerah. Api biru muncul dari tangannya, dan ia mendekatkannya pada salah satu tanaman disisinya.

"Tidak!" Camille berlari menerjang Greg, tapi Greg menghindar dengan cepat, menangkap tubuh Camille dan memutarnya hingga punggungnya menabrak tubuhnya yang tegap.

Tear of Mythical Creatures; VampireWhere stories live. Discover now