Chapter 50; Selene

8.4K 852 95
                                    

Entah sudah berapa lama aku berkendara bersama Neil menembus hutan. Warna jingga dan merah dedaunan berkelebat di sekitarku, semakin lama semakin menjarang, dan akhirnya menghilang. Angin kebebasan segera menerpaku setelah keluar dari bayang-bayang hutan, memperlihatkan sebuah kota sunyi di kejauhan; Zerith.

Neil segera berderap menuju pinggir kota. Sejak tadi dia mendengus seolah tengah kesal kepadaku. Aku mengelus tengkuknya beberapa kali untuk menenangkan, tapi tidak berhasil. Mungkin ini karena aku terlalu keras saat mengencangkan tali pelananya tadi. Well, ini memang pengalaman pertamaku berkuda seorang diri, dan aku hampir tidak bisa mempraktikkan semua pelajaran berkuda yang diberikan Greg kepadaku. Apa yang dia ajarkan benar-benar berbeda dari kenyataannya.

Kami melewati gerbang perpustakaan yang tak tertutup. Pekarangan mawar yang sebelumnya kulihat ketika pertama kali datang bersama El telah berubah mengering. Merahnya mawar yang segar berganti menjadi cokelat kelabu tanpa warna, seolah mereka pun ikut kehilangan nyawa bersama dengan kematian tuannya. Pintu utama perpustakaan juga terbuka lebar, persisi seperti yang kulihat dalam ingatan El.

Aku menghentikan Neil tepat di ujung jalan sebelum menaiki anak-anak tangga menuju pintu yang berada di atas. Bergerak turun dari punggungnya ternyata jauh lebih sulit dari pada menaikinya, namun aku berhasil mendarat di tanah dengan aman.

"Terima kasih, sobat," ucapku kepada Neil sambil menepuk lehernya. Ia menjawab dengan sebuah dengusan kasar, lalu bergerak sendiri menuju istal yang berada di belakang perpustakaan cepat-cepat. Ada apa dengan dia?

Apapun itu, saat ini aku akan melaksanakan apa yang menjadi tujuanku. Kulangkahkan kaki menaiki satu per satu anak tangga,  berusaha mengimbangi keyakinanku dengan setiap langkah yang kuambil dengan mantap.

Sejujurnya, ada sedikit rasa takut yang saat ini berada di dalam hatiku, mengalir ke seluruh tubuh dan membuat inderaku semakin tajam. Tempat ini amat sunyi, tapi di saat yang sama juga terasa sesak. Dan kesesakan yang saat ini kurasakan disebabkan oleh apa yang kucari di tempat ini. Sebuah kebenaran yang hanya bisa kutemukan dari perpustakaan ini. Tempat dimana semua masalah yang kuhadapi bermula.

Aku berdiri di ambang pintu, menatap bagian dalam perpustakaan yang kondisinya masih sama seperti yang dilihat El saat menemukan sahabatnya tergeletak di tengah ruangan. Beberapa deret rak buku rusak seolah dibanting dengan keras. Buku-buku berserakan di lantai dengan halaman-halamannya yang terlepas dari sampulnya. Suasana hangat yang kurasakan saat pertama kali datang kemari telah berubah menjadi keheningan yang terasa dingin. Sedih melihat keadaan ini, namun juga lega karena masih ada sebagian koleksi bukunya yang selamat.

Dan dari semua benda yang tersisa inilah, aku akan mencari tahu kebenarannya.

Kekuatanku tidak hanya mampu melihat ingatan yang dimiliki seseorang. Aku juga bisa melihat kenangan yang dimiliki benda mati. Terdengar aneh, bahkan di telingaku sendiri. Bagaimana mungkin benda yang bahkan tidak memiliki nyawa bisa memiliki ingatan?

Tapi itulah yang terjadi saat aku mencari Rash di ruang senjata. Aku bisa melihat ingatan dari ruangan itu, dan aku mendapatkannya secara tiba-tiba. Aku tidak tahu apakah hal yang sama akan terjadi kali ini. Bahkan aku tidak yakin apa yang akan kulakukan tidak membahayakan diriku sendiri, mengingat sejauh ini aku pernah pingsan saat menggunakan kekuatanku.

Tapi aku harus mencobanya. Hanya ini satu-satunya cara agar aku bisa memastikan bahwa keyakinanku benar. Walaupun Rash telah melarangku untuk menggunakan kekuatanku, aku harus melakukannya. Ini semua demi dirinya, dan aku tidak ingin persahabatannya dengan El berakhir karena kematian Lewis.

Maafkan aku, Rash. Aku harus melanggar laranganmu.

Menghela napas, aku memasuki ruangan ini dengan penuh keyakinan. Pertama-tama, aku bergerak menuju bagian tengah ruangan, di mana terdapat sebuah tempat lilin yang terbuat dari besi hitam dan berdiri hampir setinggi diriku. Benda ini terletak cukup dekat dengan meja kayu yang terletak di bawah kubah kaca transparan; meja yang menjadi tempat Lewis bersandar sebelum merenggang nyawa.

Tear of Mythical Creatures; VampireOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz