Chapter 3; Selene

25.6K 1.6K 33
                                    

Masih di dalam kamar, aku memikirkan berbagai rencana untuk membunuh pria itu. Dia adalah vampire, yang artinya aku tidak akan bisa membunuhnya dengan mudah. Aku bisa membuat racun yang dapat membunuh harimau dalam waktu sekejap, yang kupelajari dari buku-buku tua milik nenek. Tapi aku memerlukan racun yang lebih kuat dari itu. Racun yang bisa membunuh harimau dengan kekuatan tiga kali lipatnya.

Untuk itu, aku harus keluar dari tempat ini. Tapi jika aku pergi diam-diam, mereka akan mencurigaiku. Aku harus mendekati salah satu dari mereka, berandil kalau aku dapat membantu mereka dalam bidang medis, kemudian mulai mengumpulkan bahan-bahan sedikit demi sedikit.

Dan orang yang paling tepat adalah Reist, si wanita berambut pirang itu. Aku juga bisa menanyakan tentang pria itu kepadanya. Siapa tahu itu bisa membantuku menemukan kelemahannya.

Untuk saat ini, aku harus menerima kenyataan kalau aku adalah vampire.

Beranjak dari kursi, kuputuskan untuk membersihkan diri. Sudah beberapa hari aku tidak mandi, jadi aku berjalan menuju kamar mandi yang masih satu ruangan dengan kamarku.

Sebenarnya aku tidak perlu melakukannya, karena sekarang aku tidak berkeringat atau berbau sama sekali. Sulit untuk menghilangkan apa yang sudah menjadi rutinitasku, terlebih apa yang sudah menjadi ciri manusiaku.

Setelahnya, aku memilih salah satu setelan baju yang ada di dalam lemari. Semuanya bernuansa gothic, dan sebagian besarnya adalah pakaian berburu; kemeja, rompi berburu, dan celana panjang yang jika kukenakan pasti akan melekat pada kakiku. Aku penasaran dari mana mereka bisa berpikiran untuk membuat celana bagi wanita, sementara semua orang berpikir kalau celana hanya untuk kaum pria.

Setelah memilih sebuah kemeja lengan panjang yang senada dengan warna rambut maroon-ku dan salah satu celana panjang, kupandang bayanganku di cermin. Tidak ada yang berbeda dariku, hanya kulit yang sekarang kelihatan lebih pucat. Mataku masih terlihat sama, semuanya masih sama. Sulit dipercaya kalau sekarang aku bukan manusia lagi.

Sangat mengganggu.

Keluar dari kamar mandi, kulihat Areista yang tengah bersantai membaca buku di sofa. Ia menutup bukunya dan tersenyum, "Sepertinya kamu sudah membuat keputusan. Apa aku benar?"

Aku mengangguk, "Kupikir, aku harus menerima semua ini dengan lapang dada dan memulai lembar hidup baru. Maaf karena sudah membuatmu khawatir seminggu ini."

Ia beranjak dan memelukku, "Tidak apa. Aku senang melihatmu bisa berpikir lebih jernih dan membuat keputusan yang benar."

Keputusan yang benar? Yang benar saja.

Melepas pelukannya, ia memandang diriku dengan seksama, "Tak kusangka pakaian yang sudah kusiapkan akan sangat cocok untukmu. Apa kamu menyukainya?"

Aku mengangguk. "Sebenarnya aku baru pertama kali memakai pakaian seperti ini."

Reist terbahak, "Aku bisa melihatnya. Pakaian ini memang dikhususkan untuk berburu dan bertempur bagi wanita. Bicara soal itu, apa kamu mau ikut denganku ke hutan?"

"Untuk berburu?"

"Tepat sekali. Kali ini biar aku yang mencarikannya untukmu, berhubung kamu masih newborn."

"Newborn?", aku membeo.

"Vampire yang baru saja lahir. Ngomong-ngomong, apa Rash memperlakukanmu dengan baik?"

Aku meringis, "Dia menyogokku dengan cara yang tidak terlalu lembut."

Dia tersenyum getir, "Mewakilinya aku meminta maaf kepadamu. Kuharap kau bisa memaklumi sifatnya itu."

Tear of Mythical Creatures; VampireWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu