Chapter 58; Rash

1.1K 233 37
                                    

Entah sudah berapa lama aku menghadapi makhluk yang ada di hadapanku saat ini—sekitar tujuh menit, kurasa. Menangkis setiap tebasannya, menghindari serangan-serangan yang dia tujukan ke organ-organ vitalku, dan mencoba untuk melakukan serangan-serangan yang kukira akan berhasil mengacaukan ritme serangannya. Tidak ada satupun yang berhasil.

Aku berusaha untuk menjaga jarakku dari sosok bertudung hitam yang melayang di hadapanku saat ini, sembari memikirkan langkah apa yang sebaiknya kuambil berikutnya. Hampir mustahil aku bisa melukainya, sementara dia sangat mungkin untuk menciptakan luka di tubuhku. Setiap seranganku mampu dihalau, seakan dia telah mengetahui semua gerakan yang akan kuambil.

Siapa dia sebenarnya?

Mendengar dari apa yang dialami Gregory, permainan musik El menciptakan sebuah ilusi yang menunjukkan keinginan terdalam dari orang yang mendengarnya. Selene mengira makhluk yang ada di hadapanku ini adalah wujud dari keinginan terdalamku, yaitu kematian. Tetapi, bukankah aku sudah tidak menginginkannya? Bukankah aku sudah memiliki alasan untuk hidup? Lalu siapa makhluk yang berusaha membunuhku ini?

Apakah dia berasal dari masa laluku?

Benar, hanya satu hal itu yang paling mungkin. Apapun, dan siapapun dia pasti memiliki hubungan denganku sebelum aku menjalani hidup sebagai vampire. Sayangnya, aku tidak bisa mengingat kehidupanku sebelumnya.

Dan itu membuktikan satu hal, bahwa diriku yang dulu sangat mendambakan kematian.

Apa sebenarnya alasanku hingga aku menginginkan kematianku sendiri? Apa yang terjadi padaku sebelum menjadi vampire? Apa?

Persetan dengan semua ini.

Kali ini makhluk itu menyerangku lebih dulu, mengarahkan tikaman pedangnya tepat menuju jantungku. Memang jantungku tidak lagi berdetak, namun satu tikaman yang tepat mengenainya tetaplah mampu membuatku kehilangan nyawa, meski itu akan berlangsung dengan sangat perlahan dan menyakitkan. Aku sudah pernah mengalaminya, dan kali ini aku tidak ingin mengalaminya lagi.

Aku menghindar ke samping—nyaris aku terlambat melakukannya—dan melayangkan tebasanku dengan gerakan memutar, namun ia berhasil menghindarinya dengan membungkukkan tubuhnya. Tak kukira ia mampu melakukannya dengan kecepatanku yang sudah di luar nalar, dan itu berhasil membuatku tak mampu menghindari serangan berikutnya. Ia menendang kakiku yang berada di belakangnya, membuatku terjatuh dan menghantam tanah dengan keras.

Luka di bahuku kembali menimbulkan rasa nyeri ketika punggungku bertemu dengan kerasnya bebatuan yang terasa lembap, dan itu menghilangkan fokusku untuk sesaat. Secepat itu pula, ia sudah berdiri di atasku, siap menebas tubuhku yang terbuka lebar tanpa perlindungan dan mengakhiri hidupku yang entah sejak kapan telah dimulai. Aku yang dulu akan menerima serangan itu dengan senang hati, membiarkan tubuh abadi tak berjiwa ini perlahan berubah menjadi tumpukan debu tak bernyawa.

Tidak, aku masih memiliki jiwa. Dan aku tidak akan membiarkan itu terjadi.

Aku segera menahan serangannya dengan pedangku. Bilahku bertemu dengan miliknya, saling mengunci tanpa adanya gerakan lain selain mengerahkan segenap kekuatan untuk menghalau dan menghabisi nyawa yang lain. Tudung jubahnya berada cukup dekat denganku, namun tak ada hal lain yang mampu kulihat selain kehampaan di tempat wajahnya berada. Apakah dia hantu? Namun itu sangat tidak masuk akal. Bagaimana aku bisa berhubungan dengan makhluk yang seharusnya tidak mampu dilihat oleh manusia di masa laluku?

Tear of Mythical Creatures; VampireWhere stories live. Discover now