Chapter 65; Selene

625 130 39
                                    

Sebelum aku sempat bereaksi atas pernyataan mengejutkan yang diucapkan Reist, ruangan di sekitar kami telah lebih dulu berubah.

"Kupikir aku tidak akan bisa membawamu kemari."

Perkataan Reist seketika menarik perhatianku, dan setelah kuperhatikan, kami yang tadinya duduk di sofa kini telah berada dalam posisi berdiri. Tangannya masih menggenggam tanganku, sementara senyum simpul merekah di wajahnya. "Ternyata pengalih perhatianku berhasil."

"Well, siapa yang tidak akan terkejut dengan perkataanmu itu," balasku setengah tertawa. Aku kembali memandang pemandangan di sekelilingku. Meskipun aku masih terkejut karena perpindahan tempat yang baru kualami, perasaan itu segera tergantikan dengan rasa kagum terhadap keindahan tempat ini. Kami berada di tengah sebuah taman yang dipenuhi pepohonan yang tak pernah kulihat sebelumnya. Kami berada di pusatnya, sementara pepohonan di sekeliling kami berdiri bak permadani berwarna ungu pastel yang menutupi langit di atas. Setiap pohon memiliki ukuran yang berbeda, tapi warna bunga mereka semua seragam dan menjuntai turun membentuk rantai-rantai seperti tirai jendela.

"Benar-benar indah," gumamku tanpa sadar.

"Welcome to my memory lane, Selene."

"Jadi, inilah ruang penyimpananmu?"

Reist mengangguk. "Sebenarnya aku bisa mengubah wujudnya sesuai keinginanku. Tapi sejak aku membaca salah satu buku yang diberikan Lewis, aku tidak lagi mengubahnya."

Lewis, kekasihnya yang telah tiada.

Aku mengikutinya yang berjalan menuju salah satu pohon, sementara dia kembali bercerita. "Di dalam buku itu, ada sebuah jenis pohon yang tumbuh di tanah yang amat jauh dari kerajaan kita, terpisah oleh lautan luas dan daratan lain dari daratan ini. Pohon itu memiliki bunga yang hanya mekar di akhir musim semi, tapi dapat hidup bahkan hingga ribuan tahun. Sebuah filosofi yang amat tepat untuk melambangkan ingatan manusia."

"Karena meskipun tubuh manusia dapat layu, kenangan mereka akan terus diingat oleh orang-orang yang menganggapnya berharga di hidup mereka."

"Kau benar," ucapnya menyetujui seraya tersenyum. "Setiap pohon di tempat ini menyimpan ingatan orang-orang yang telah kuambil. Dan dari jumlahnya, kau bisa tahu berapa orang yang sudah kurenggut ingatannya. Tapi kuharap kau tidak berpikiran buruk terhadapku, karena aku tidak akan menggunakan kekuatanku jika tidak dalam kondisi terdesak atau atas perintah kakakku."

"Kakakmu?"

"Well, aku memang belum memberitahumu soal itu." Ia tersenyum miris. "Sebenarnya, kakakku adalah ratu kerajaan ini. Tapi—Oh, Selene!"

Aku yang awalnya membelalak terkejut karena kebenaran lainnya yang baru saja kudengar, kini terbahak karena gerakan lucu yang dibuat oleh tangan Reist. Dia seperti seorang gadis remaja yang amat malu karena mengakui rahasianya. Aku tidak menyangka seorang Reist yang selalu terlihat anggun, bahkan saat bertarung, bisa bersikap layaknya manusia pada umumnya.

"Jadi,",ujarku setelah menenangkan diri, "Kau adalah adiknya Ratu?"

Dia mengangguk, dan itu menjawab bagaimana dia bisa memiliki kekuatan yang menakjubkan ini. Tapi jika seperti itu, artinya orang yang membunuh pria yang sangat dicintainya adalah kakaknya sendiri.

Dalam hati aku bersyukur karena tidak menceritakan kejadian detail dua hari ini kepada Camille dan Greg, karena sepertinya mereka belum mengetahui rahasia Reist ini. Jika mereka sudah mengetahui rahasianya, mungkin mereka akan sangat berang terhadap Ratu Kerajaan Eloyra, yang mungkin bisa berujung pada hal yang tidak diinginkan.

Tapi ini juga menimbulkan sebuah pertanyaan dalam benakku. "Tapi, bagaimana mungkin dia adalah kakakmu? Maksudku, Ratu terlihat lebih muda darimu." Bayangan Ratu Rishabel terlintas dalam pikiranku—seorang gadis remaja dengan rambut berwarna karamel dan mata merah tegas yang menunjukkan bahwa dia adalah seseorang yang terhormat. Tapi selebihnya, dia terlihat lebih muda dari pada Reist.

Tear of Mythical Creatures; VampireWhere stories live. Discover now