Chapter 29; Selene

11.5K 945 119
                                    

El dan aku menaiki satu per satu anak tangga teras manor house dalam keheningan, larut dalam pikiran masing-masing. Tapi, aku sangat yakin kami berdua memikirkan hal yang sama. Itu adalah ucapan terakhir Lewis kepada kami berdua.

Hujan? Jelas sekali hari ini sangat cerah. Bahkan aku dan El harus mengenakan tudung jubah kami untuk menghalau sinar matahari sepanjang perjalanan pulang. Pasti ada maksud lain dari perkataannya itu.

Atau-

"Mungkinkah dia mendapat penglihatan?"

Aku menoleh ke arah pria yang berjalan disampingku. El, dia terlihat sedang berpikir. Dan apa yang baru saja dia gumamkan sama persis dengan apa yang ada dalam pikiranku.

"Dia, melihat hujan di masa depan?"

"Aku tidak yakin," ujarnya tanpa menatapku. "Dia selalu menyiratkan sesuatu dalam perkataannya setelah mendapat penglihatan." Tiba-tiba mata emasnya berubah melebar, dan ia berhenti melangkah.

"El, ada apa?"

Ia menggeleng pelan seraya tersenyum miring. "Tidak, bukan apa-apa."

Dia pasti menemukan sesuatu, batinku. Sesuatu yang berhubungan dengan ucapan Lewis.

"Kau yakin?" tanyaku, berharap agar dia mau memberitahukannya juga kepadaku.

Mata emasnya menatapku dengan yakin. "Ya. Ini hanya firasatku saja. Kau tidak perlu khawatir."

Aku menghela napas. Bagaimana aku tidak khawatir jika wajahmu terlihat resah?

Setibanya di dalam, kami langsung disambut oleh Lhea bersama dua pelayan lain yang membungkuk hormat kepada kami.

"Selamat datang kembali, Master El, Ms. Selene," ujarnya. "Ms. Areista dan lainnya telah menunggu Anda berdua di drawing room."

"Baiklah, kami akan segera kesana," jawab El, dan Lhea beserta teman-temannya mengambil jubah kami, lalu segera bergerak pergi.

Aku mengangkat alis memandang El, dan dia menjelaskan, "Kemungkinan besar rapat soal pertemuan para bangsawan kemarin."

Mengangguk, aku mengikutinya yang berjalan menuju drawing room.

Setibanya disana, Reist sudah duduk di sofa dan berbicara dengan Rash yang duduk bersandar di tempatnya sambil bersedekap. Pembicaraan mereka terhenti ketika aku dan El datang dan Reist mempersilahkan kami duduk di sofa seberang Rash.

Sejak kejadian di pagi buta itu, aku belum melihat Rash sama sekali. Waktu itu wajahnya sangat pucat dan tercoreng dengan darah kering. Sekarang dia kelihatan lebih baik, walaupun matanya seolah berkata kalau dia sangat lelah hingga ke dalam jiwanya.

Mungkin saja itu hanya halusinasiku, karena semua orang di tempat ini- termasuk Camille yang duduk di sampingku dan Greg di lengan sofa- seolah tidak menyadarinya. Tapi, aku cukup yakin dengan apa yang kulihat darinya. Dia hanya menutupinya dengan sikap dinginnya yang sudah sering ia tunjukkan kepada semua orang, juga dengan ekspresi datar tak terbaca.

Berhentilah berpikir kalau aku juga masih memiliki sisi manusia.

Itu adalah ucapan yang ia lontarkan kepadaku. Tapi jika saat ini dia terlihat sangat lelah, terlihat seperti orang yang tengah dirundung masalah, apa aku masih bisa mempercayainya?

Tear of Mythical Creatures; VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang