Chapter 19; Selene

12.9K 1K 15
                                    

"Apa masih jauh?"

"Tidak, sebentar lagi kita sampai," balas El di sampingku. "Apa kamu sudah lelah?"

"Ini karena gaun yang kukenakan," gerutuku.

Ia tergelak, "Jadi kamu tidak menikmati perjalanan ini."

Tentu saja aku menikmatinya, tapi itu di awal. Semakin lama pinggangku terasa pegal. Ternyata aku masih bisa merasa pegal juga walaupun sudah menjadi vampire.

Well, rasa pegal itu juga sedikit teringankan olehnya. Wajahnya berada di sebelahku, dan sesekali aku menangkap pandangannya yang mengarah kepadaku. Matanya bersinar terang dalam gelap, seperti sepasang emas yang amat berharga. Rambutnya terhembus oleh angin malam, dan semua bagian dari dirinya amat, mempesona. Bagaimana mungkin aku hanya berkutat dengan kesengsaraanku, jika di sampingku ada pemandangan yang amat indah?

"Kita sudah sampai."

Kami tiba di sebuah manor house yang berdiri di tepi danau. Manor house ini tidak sebesar milik Reist, berwarna batu gelap dengan jendela-jendela tinggi. El menghentikan kudanya di depan teras. Ia turun lebih dulu, disusul diriku yang dibantu olehnya. Ia memegang pingganku ketika aku melompat turun. Wajahku bertemu dengan wajahnya, saling menatap satu sama lain.

Dia tersenyum kepadaku dan berkata, "Apa dugaanku tadi benar?"

"Tidak, jika aku tidak menggunakan gaun pesta."

"Sebenarnya kalian para wanita jauh lebih cantik saat menggunakan pakaian semacam ini. Tapi aku juga heran kalian bisa bertahan dengan benda berat ini selama pesta."

"Jujur, ini pertama kalinya aku menggunakan gaun pesta."

"Kalau begitu aku yakin ini adalah penampilanmu yang terbaik."

Tak dapat menahan tawa, aku mengikutinya memasuki manor house ini.

"Apa ini kediamanmu?" tanyaku.

"Ya, ini kediaman 'resmiku'."

Ketika pintu dibuka, kami langsung disambut oleh sejumlah pelayan yang berdiri di kanan-kiri karpet utama. Mereka semua membungkuk, dan salah seorang dari maid berdiri didepan El tanpa mengangkat wajahnya sambil berkata, "Selamat datang kembali, Young Master. Saya yakin perjalanan Anda sangat melelahkan. Apa ada yang bisa kami lakukan untuk Anda?"

Seorang maid lain datang membawa sebuah nampan, lalu El melepas topengnya dan meletakkannya pada nampan itu.

"Siapkan minuman untukku dan tamu kita di taman," perintah El, "Aku akan berganti sebentar, sementara itu antarlah Lady ini ke taman. Layani dia selayaknya kalian melayaniku."

"Baik, Young Master."

Sebelum berlalu, El tersenyum kepadaku dan memberi isyarat agar aku tidak perlu khawatir.

Seorang maid lain membungkuk disampingku dan berkata, "Mari ikuti saya, Lady."

Maid itu mengantarku melewati sebuah lorong sepi. Di kanan-kiri hanya ada vas bunga dan tembok yang dipenuhi lukisan tua, sebagian besarnya adalah lukisan alam.

Ketika sampai di ujung lorong, cahaya bulan langsung meyiramiku. Kami sudah berada di luar ruangan. Sebuah jalan yang terbuat dari batu berwarna putih berada di depanku, dihimpit oleh hamparan bunga yang menguarkan wangi segar. Jalan ini berujung pada sebuah jembatan buntu yang menghadap langsung ke danau berair tenang.

Pemandangan indah ini membuatku tak dapat berkata-kata. Bahkan aku tidak sadar kalau maid tadi sudah menghilang tanpa jejak.

Aku berjalan menuju jembatan sambil menikmati pemandangan sekitar. Di ujung jembatan itu telah disiapkan sebuah meja dan sepasang kursi yang sudah dihias untuk makan malam. Semuanya berlatar putih, begitu pula warna sekuntum mawar yang ada dalam vas kaca ramping di meja.

Tear of Mythical Creatures; VampireTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon