Chapter 56; Selene

1.8K 274 51
                                    

Aku tak dapat mengucapkan sepatah-katapun begitu memandang bayangan wajahku di cermin. Bagaimana tidak? Mata kananku masih sama seperti yang selalu kulihat; berwarna biru laut dikelilingi cincin biru gelap di tepinya. Tapi tidak dengan mata kiriku. Warna hijau terang telah menguasai sepenuhnya menggantikan warna yang sebelumnya, membuat kedua mataku kini berlainan warna.

Mungkin inilah saat yang paling tepat bagiku untuk menjerit ketakutan, karena bayangan diriku yang ada di cermin telah berubah menjadi sosok yang sangat berbeda. Tapi tidak. Aku masih diam terpaku di tempat.

Apa ini yang dimaksud Uwr sebelumnya? batinku. Tentang mengembalikan sesuatu kepadaku? Apa itu artinya sejak dulu warna mataku seperti ini?

Mungkin benar. Dan sekarang, aku harus memberikan penjelasan kepada ketiga orang yang saat ini menatapku dengan bingung—tidak, kurasa mereka jauh kebih penasaran dengan apa yang terjadi kepadaku.

"Selene?" Camille menunggu jawabanku.

Diam-diam aku menghela napas pelan. "Ini memang terlihat aneh," ujarku memulai. "Tapi ini memang warna mataku yang sesungguhnya. Kuharap mulai sekarang kalian terbiasa saat memandangku dengan mata ini."

Aku berusaha memberikan senyum terbaikku, meskipun aku yakin itu bukanlah jawaban terbaik yang bisa kuberikan untuk mereka. Rasanya, hampir mustahil mereka akan mempercayai perkataanku.

Sebenarnya, semua akan jauh lebih mudah jika aku bisa menceritakan tentang Uwr kepada mereka. Tapi kurasa itu tidak mungkin. Bagaimana mereka bisa percaya bahwa ini perbuatan sesosok makhluk yang menjelma menjadi seekor kucing?

"Mungkin ada seseorang yang dulu menggunakan sihirnya untuk menutupi warna mata Selene yang sesungguhnya," ucap Rash memecah pergumulan dalam pikiranku. "Hal semacam ini memang bisa terjadi, karena sihir memamg tidak bisa bertahan selamanya. Terlebih sihir yang bukan berasal dari kekuatan gelap."

Kini ia berdiri di sisiku. Perkataannya barusan seolah mengisyaratkan bahwa dia cukup paham soal sihir. Di satu sisi, aku merasa cukup lega karena dia membelaku, dan Greg serta Camille terlihat mempercayainya. Tapi di sisi lain aku juga khawatir jika dia telah membaca pikiranku. Aku khawatir dia mengetahui tentang Uwr.

Yang terpeting, mereka semua tidak lagi menanyakan warna mataku dan kembali kepada permasalahan El. Dan setelah melalui sebuah diskusi singkat, kami sepakat bahwa aku akan pergi mencari El bersama Rash yang kemungkinan besar mengetahui lokasi El saat ini.

Usai berganti pakaian dengan pakaian yang lebih ringan untuk melakukan perjalanan, aku menyusul Rash yang tengah menunggu di teras depan manor house.

"Apa kau siap?" Ia berdiri memunggungiku, menatap langit malam yang dihiasi sedikit bintang.

Sejujurnya, ada sedikit ketakutan dalam diriku. Ketakutan akan penolakan ataupun amarah yang El lampiaskan, termasuk kepadaku. Tapi perasaan khawatir jauh lebih menguasaiku, dan perasaan itulah yang mendorongku untuk mencari dan menolong El, menjelaskan semua yang sebenarnya telah terjadi meskipun aku belum menemukan kata-kata yang tepat untuk mengutarakannya.

Dalam diam, aku meremas tas kecil yang kubawa di samping pinggangku. Tas ini berisi buku Lewis, dan aku sengaja membawanya. Bukan untuk menunjukkan kepada El sebagai bukti, karena bagaimanapun juga isi buku ini hanya bisa dibaca olehku. Tapi untuk memberiku sedikit keberanian dan ketenangan, dua hal yang saat ini sangat kubutuhkan.

"Bagaimana denganmu?" ucapku yang kini berdiri di sisinya. Kupandang wajahnya yang masih terangkat menatap langit, memandang matanya yang menerawang jauh ke angkasa. Dalam cahaya yang tak seterang malam-malam lainnya, matanya yang biasanya berwarna kelabu kini terlihat sedikit berbeda. Ada semburat biru gelap yang menghiasinya, seakan-akan kedua bola mata itu merupakan sepasang cermin yang merefleksikan langit di atas.

Tear of Mythical Creatures; VampireWhere stories live. Discover now