Chapter 55; Selene

1.9K 277 84
                                    

Terduduk di salah satu anak tangga menuju lantai kamarku, aku memeluk kedua lutut, sementara buku Lewis berada di pangkuanku. Kuletakkan kepalaku di atasnya dan menghela napas, berusaha menenangkan hati dan mengosongkan pikiran karena kesesakan yang saat ini kurasakan.

"Bahkan ini terlalu berat bagiku yang hanya melihatnya."

Terlalu berat bagi daun muda seperti dirimu, ucap Uwr menanggapi gumamanku. Lebih berat lagi bagi mereka yang telah hidup lama, karena perasaan mereka jauh lebih keras sekaligus rapuh, seperti benda-benda peninggalan yang mudah retak.

"Lewis mengembalikan kenangan-kenangan yang ia lalui bersama Reist." Aku menatap Uwr yang kini duduk tenang di sisiku. "Kurasa itu tindakan yang tepat, tapi aku juga merasa sedih, terlebih untuk Reist. Pasti sangat berat baginya."

Dalam kehidupan abadi ini, sebuah ikatan yang dijalin memiliki makna yang jauh lebih dalam dibanding sepanjang hidup manusia yang singkat. Ketika seorang manusia meninggalkan dunia, mereka yang ia tinggalkan akan merasakan kehilangan sepanjang hidup mereka yang singkat. Namun berbeda dengan kita. Rasa kehilangan itu akan terus ada

"Selamanya," timpalku.

Dan itulah yang akan dialami Areista. Mungkin waktu akan memulihkannya secara perlahan, namun akan tetap ada yang tidak bisa membuatnya kembali seperti semula. Akan ada kepingan yang tetap menghilang dalam dirinya.

Kupejamkan mataku dan kembali mendesah. Aku ingin membantu Reist, namun aku tidak tahu bagaimana caranya. Bahkan aku tidak tahu apa yang sebenarnya bisa kulakukan untuk Reist. Ingin aku menghiburnya, tapi apakah itu tindakan yang tepat? Aku tidak akan bisa menutup lubang yang ada pada hatinya karena kepergian Lewis, atau bahkan membawa Lewis kembali. Mungkin Uwr bisa melakukannya, tapi bukankah ada baiknya jika beberapa hal dibiarkan sebagaimana mestinya? Bukankah beberapa hal yang telah terjadi memanglah yang sebaiknya terjadi untuk mencegah hal yang lebih buruk?

Aku tidak bisa melakukan apa-apa, dan itulah yang membuatku cukup kesal.

Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri, Selene muda.

"Apa kau juga bisa membaca pikiranku?"

Apa aku perlu membaca pikiranmu untuk mengetahuinya? Ia tertawa geli dalam benakku.

"Kalau begitu, apa yang sebaiknya kulakukan, Uwr?" ujarku sembari menatapnya dengan kepala yang masih berada diatas buku.

Kita baru berbincang sepanjang sore, dan kau sudah sangat mempercayaiku untuk memberimu beberapa saran. Ini di luar dugaanku.

Tear of Mythical Creatures; VampireWhere stories live. Discover now