Chapter 66; Selene

1.4K 167 44
                                    

Sufjan Stevens - Mystery of Love 🎵

***

Ketika kami melewati pintu rumah ini—atau bisa dibilang, kami menembusnya—pemandangan di hadapan kami telah berganti. Kini aku berada di tengah hamparan padang bunga lili yang pernah kulihat sebelumnya. Matahari berada tinggi di atas langit, bersembunyi di balik gumpalan-gumpalan awan putih yang tergelar menutupi cakrawala biru di atasnya. Pemandangan yang terasa bak seperti di negeri dongeng yang pernah kubaca dari buku-buku masa kecilku.

Aku menoleh ke belakang dan tersadar kalau rumah tempat kami berada sebelumnya telah berganti menjadi rumah yang jauh lebih sederhana.

"Apa kita berada di rumah yang berbeda?" tanyaku kepada Reist untuk memastikan.

"Ya. Setelah peristiwa itu, ayah dan bayinya harus tinggal di tempat lain. Dahulu, manusia memiliki kepercayaan bahwa jika seorang ibu meninggal saat melahirkan, maka bayinya merupakan bayi yang membawa kesialan. Kutukan, sebutan lainnya. Karena itu, penduduk desa mengusir mereka dan akhirnya tinggal di tempat ini, cukup jauh dari desa mereka dulu tinggal."

"Itu, kejam," gumamku spontan.

"Aku juga memiliki pemikiran yang sama denganmu. Tapi aku juga tidak bisa memungkirinya. Terlebih karena itu."

Dari arah yang ditunjuk Reist, aku melihat seorang gadis di kejauhan yang tengah memetik beberapa tangkai bunga lily dengan belatinya. Ia memangkasnya rapi, kemudian meletakkannya pada keranjang yang ia bawa. Rambut pirangnya dikepang dengan jalinan yang agak kendur hingga mencapai separuh belikatnya. Ia mengenakan gaun putih tulang sederhana, dan dari gaya berpakaiannya, aku merasa seperti dibawa ke masa lalu yang amat jauh dari masaku hidup.

Tapi bukan hanya itu yang menarik perhatianku. Pandanganku tertuju ke wajahnya, khususnya kedua mata gadis itu.

Warna matanya sama dengan milikku.

Keduanya berlainan warna—hijau terang dan biru laut di sisi lain. Aku berjalan mendekatinya, dan semakin kuamati, aku seperti dihadapkan pada sebuah cermin. Wajah dan rambut kami sangat berbeda, tapi mata, serta perawakan kami hampir serupa. Bahkan usianya mungkin hampir sama denganku.

"Dia adalah bayi yang sebelumnya kita lihat," ucap Reist yang bergabung di sisiku. "Dialah Eleia."

"Jadi, Rash adalah malaikat pelindung Eleia?"

Reist mengangguk. "Dan dia harus melindunginya dari para iblis."

"Iblis?" Tepat saat itu juga, bayang-bayang hitam bergerak cepat menuju gadis yang bernama Eleia itu, dan wujudnya semakin terlihat jelas ketika makhluk itu sudah berada dekat dengannya—mata merah, serta tangan yang dipenuhi cakar tajam siap untuk mencabik Eleia.

Eleia yang tidak sempat bereaksi hanya bisa diam terpaku di depan iblis yang hendak menerkamnya—tunggu, dia bisa melihat iblis?

Sebelum aku sempat mencerna pertanyaan dalam hatiku, sebuah tebasan pedang terbentuk di tubuh iblis itu, melahapnya dalam cahaya putih yang semakin membesar hingga iblis itu hilang tak tersisa. Rash berdiri di baliknya, pedang yang berada dalam genggamannya berubah menjadi butiran debu cahaya yang akhirnya sirna. Mata peraknya bersinar kosong seolah pemandangan yang baru saja terjadi adalah hal yang biasa untuknya, tapi segera bergetar ketika matanya bertemu dengan milik Eleia.

"Eleia juga bisa melihat Rash?"

Reist menjawab, "Dia bisa melihatnya. Kau ingat waktu satu iblis menyentuh perut ibunya saat berusaha melahirkannya? Entah kutukan apa yang diberikan iblis itu, tapi itu membuatnya bisa melihat makhluk-makhluk yang bahkan kita, para vampire, tidak bisa melihatnya. Kutukan itu juga membuatnya menjadi incaran para iblis yang menginginkannya sejak kecil, dan meskipun dia menyadari ataupun terkejut karena makhluk-makhluk mengerikan itu, Eleia berusaha menyembunyikannya. Termasuk saat melihat Rash."

Du hast das Ende der veröffentlichten Teile erreicht.

⏰ Letzte Aktualisierung: Dec 31, 2021 ⏰

Füge diese Geschichte zu deiner Bibliothek hinzu, um über neue Kapitel informiert zu werden!

Tear of Mythical Creatures; VampireWo Geschichten leben. Entdecke jetzt