Chapter 31; Selene

10.6K 919 60
                                    

Kami semua menghentikan langkah dan berdiri saling memunggungi, menunggu kedatangan mereka dengan pedang terhunus di tangan masing-masing orang. Sedangkan aku telah bersiap dengan panahku untuk menyerang kapan saja. Dan sama seperti yang lain, aku telah menajamkan seluruh indraku. Mataku bergerak kesana-kemari dengan waspada, sementara telingaku terus menangkap suara-suara di sekitar, bahkan yang terdengar amat halus seperti gesekan dedaunan musim gugur, atau hembusan pelan angin dingin.

Ya, sejak awal kami sudah siap untuk menanggung resiko berbahaya semacam ini, tapi tentu saja kami tidak menyangka kalau pasukan manusia juga sudah mempersiapkan diri menyambut kedatangan kami. Apapun itu, saat ini kami tidak bisa mundur. Kami harus melawan mereka, atau tidak bisa kembali bahkan dengan tangan hampa.

Serangan pertama datang dari arah markas manusia. Aku segera memanah mereka yang ada di depan, sementara Camille dan Greg menghabisi sisanya. Tak lama pasukan datang dari kiri dan kanan kami. El dan Rash menyambut serangan mereka dari masing-masing sisi. Tersisa mereka yang datang dari sisi terakhir, dan mereka semakin dekat. Dari derap kakinya, aku tahu mereka sangat banyak.

"Sepuluh?" tanya Camille.

"Tidak, sweety. Sembilan."

Reist berdecak sebagai tanggapan, dan tidak lama kami telah terkepung oleh belasan pasukan yang berasal dari depan. Mereka mengenakan baju zirah yang berbeda dari yang lain, persis seperti pasukan yang menyerang aku, El, dan Rash ketika berburu di hutan. Pasukan khusus, tidak salah lagi. Dan perbedaannya, mereka telah menggunakan senjata beracun– itu terlihat dari gilap warna bilah senjata mereka yang lebih terang, dilumuri cairan keperakan seperti yang kuambil dari tenda senjata manusia.

"Semuanya," ujar Reist pelan, "apapun yang terjadi, jangan sampai kalian tersentuh oleh senjata mereka."

Aku memeriksa jumlah mereka, dan Greg benar. Ada sembilan orang yang terdiri dari tiga pemanah yang bersembunyi, empat pengguna pedang, seorang pengguna gada bertubuh besar, dan seorang lagi yang menggunakan kapak. Menurutku, si pengguna kapak adalah pemimpinnya.

Tanpa sepatah kata, mereka langsung melakukan serangan, dan tempat kami berpijak kini menjadi lingkaran pertempuran. Anak-anak panah menghujani kami, tapi dari sudut mataku, aku bisa melihat kalau semua temanku baik-baik saja. Secara naluri aku berlari mendekat dan membidik salah satu pemanah yang bersembunyi di pohon, karena tugas utamaku dalam pertempuran adalah membersihkan musuh tak terlihat yang bisa mengganggu pertarungan teman-temanku.

Dan kali ini aku tidak sepayah saat aku pertama kali menggunakan panah. Panahku menembus tepat di jantungnya, dan itu sedikit memberiku keberanian di tengah kekacauan ini. Tinggal dua pemanah lagi.

Seorang pengguna pedang berlari kearahku dan melayangkan tebasannya. Aku berhasil menghindarinya, tapi dia segera kembali menyerang. Dibanding yang lain, pria yang kuhadapi saat ini jauh lebih cepat dan ahli dibanding pengguna pedang lainnya. Aku menarik belati dari balik jubahku dan menyerangnya. Dia berhasil menghindar, walaupun aku sudah cukup cepat.

Bagaimana dia bisa menghindari seranganku?

Aku terus menyerangnya dengan belatiku, mengayunkan tendanganku, tapi dia terus menghindarinya. Ini benar-benar aneh. Bagaimana dia bisa mengimbangi kecepatan vampire? Apa dia bukan manusia biasa?

"Tidak bisa menyentuhku, Lady?"

Tanpa sadar aku menggeram, dan taringku meluncur dengan sendirinya. Kali ini aku menarik pedangku, dan pedang kami segera bertemu dengan keras. Bahkan dentingannya tidak kalah nyaring dengan pedang-pedang lainnya. El dan Reist menghadapi dua orang pengguna pedang bersama-sama, begitu pula Camille dan Greg yang menangani si pengguna gada.

Tear of Mythical Creatures; VampireWhere stories live. Discover now