27. Misteri Kedatangan Friska

108K 9.2K 90
                                    

Selamat malam semuanya.

Emak hadir dengan episode baru lagi hehehe.

Oh iya, Episode kali ini nggak terlalu banyak bagian Mas Adi sama Nesa dulu, alasannya karena ada satu misteri yang bakal muncul 😂🤭

Sejujurnya emak nggak pandai membuat misteri dan rahasia-rahasia gitu tapi semoga aja di cerita Mas Adi ini misterinya nggak mudah ditebak 😆

Ya udah deh, selamat membaca sayang-sayangnya Emak 🥰☺️

Pagi ini aku bangun terlalu pagi, matahari bahkan belum muncul sama sekali. Setelah mencuci muka dan menyikat gigi, aku mengendap-endap keluar kamar karena Mami masih tidur. Ya, semalam aku benar-benar tidur dengan Mami.

Aku sama sekali tidak ada belas kasihan pada Mas Adi yang kubawakan bantal dan selimut. Lelaki itu harus merasakan bagaimana rasanya kalau ibu hamil lagi ngambek. Dia pikir cuma dia yang bisa ngambek dan aku tidak? Oh tidak bisa seperti itu.

Aku melangkah ke ruang tengah dan mendapati Mas Adi di sana, lagi tidur dengan mulut yang sedikit terbuka. Lelaki itu meringkuk di sofa. Aku hanya menggeleng-gelengkan kepala melihatnya, rumah ini punya beberapa kamar tamu namun Mas Adi sama sekali tidak terpikir untuk tidur di sana. Dia malah menyiksa dirinya dengan tidur di sofa.

Tubuh panjang Mas Adi seperti udang di atas sofa, aku hanya mampu menahan senyuman.

Lalu tanpa menganggu Mas Adi yang masih tidur, aku memutuskan ke dapur, aku berencana membuat sarapan. Sudah lama sekali rasanya aku tidur memasak di dapur rumah Mami dan papi. Terakhir mungkin sekitar 6 bulan yang lalu.

Rasanya rindu sekali.

"Selamat pagi, Ibu Nyonya," sapa seoranng pelayan.

"Selamat pagi Mbak, aku mau buatin sarapan untuk hari ini. Mbak bantu-bantu ya," pintahku.

"Eh biar saya sa-"

"Nggak apa-apa kok sekali-kali aku masakin sarapan buat orang rumah," ucapku saat pelayan itu hendak menolak usulanku karena merasa tidak enak hati.

"Ya udah Ibu Nyonya, saya bantu ngupasin rempah aja deh," sahutnya.

Aku tersenyum.

Rasanya senang sekali hanya karena akan membuatkan sarapan untuk suami dan mertuaku.

***

Sementara itu, Adi merentangkan otot-ototnya yang tidak nyaman. Tidur di sofa memang bukan pilihan bagus.

"Bangun Mas, aku sudah menyediakan sarapan."

Adi menoleh dari balik pintu dapur Nesa muncul dengan apron hijaunya.

Menggemaskan pikir Adi.

Nesa yang dasarnya bertubuh mungil mengenakan apron yang bahkan hampir menutupi lututnya. Setelah berkata seperti itu Nesa kembali memasuki dapur untuk mempersiapkan sarapan mereka.

Adi tersenyum. Begini rasanya jatuh cinta kesekian kalinya pada istri sendiri.

"Eh, ngapain kamu senyum-senyum kek orang gila gitu?"

Senyum Adi pudar, laki-laki itu menatap Maminya dengan kesal.

"Suka-suka aku dong Mi, emang jalur nafas Mami tersumbat kalau aku senyum? Nggak kan?"

"Nggak sih, cuman Mami jijik. "

Mami mempraktekan diri hendak muntah. Inilah salah satu yang dibenci Adi dari sang ibu, karena Maminya itu kadang menjadi sangat menyebalkan.

Mas AdiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang